logo-sehatq
logo-kementerian-kesehatan
SehatQ for Corporate
TokoObatArtikelTindakan MedisDokterRumah SakitPenyakitChat DokterPromo
Hidup Sehat

Dampak Buruk Makan Daging Biawak dan Reptil

open-summary

Daging biawak cenderung sudah terkontaminasi parasit, bakteri, dan virus yang berbahaya untuk kesehatan. Risiko keracunan pun bisa muncul saat mengonsumsi daging reptil.


close-summary

29 Mar 2023

| Azelia Trifiana

Ditinjau oleh dr. Anandika Pawitri

Bahaya makan daging biawak

Masih ada daging yang lebih enak, kok.

Table of Content

  • Bahaya konsumsi daging reptil
  • Apakah daging reptil aman bila telah dibekukan?

Tak hanya diburu karena kulitnya saja, reptil juga banyak dicari oleh penggemar kuliner ekstrem, seperti daging biawak, ular, buaya, dan banyak lagi. Sayangnya, daging biawak dan reptil lainnya akan berpotensi mengganggu kesehatan tubuh saat dikonsumsi. 

Advertisement

Sudah banyak penelitian terkait hal tersebut. Salah satunya adalah studi dalam International Journal of Food Microbiology yang menyebutkan fakta bahwa orang bisa menderita penyakit tertentu akibat mengonsumsi reptil.

Bahaya konsumsi daging reptil

Tak hanya daging biawak, beberapa jenis kuliner ekstrem yang juga sering dikonsumsi adalah daging buaya, kura-kura serta kadal. Dan yang cukup populer adalah ular. Beberapa bahaya dan risiko mengonsumsi daging reptil di antaranya:

1. Rentan menyebabkan penyakit

Trichinosis, pentastomiasis, gnathostomiasis, dan sparganosis adalah beberapa penyakit yang berisiko dialami orang yang gemar mengonsumsi daging reptil. Hal ini terjadi karena ketika mengonsumsi kuliner daging biawak akan ada paparan virus, bakteri, dan parasit.

2. Paparan residu

Jangan lupakan habitat dan apa yang dikonsumsi reptil bisa juga menyebabkan kontaminasi pada tubuh orang yang memakannya. Contohnya kandungan metal berbahaya dan residu obat-obatan yang bisa menyebabkan dampak buruk bagi kesehatan.

3. Rentan kontaminasi bakteri

Belum lagi risiko kontaminasi bakteri patogenik seperti Salmonella, Escherichia coli, Yersinia enterolitica, Clostridium, Campylobacter, dan juga Staphylococcus aureus. Beragam jenis bakteri ini dapat menyebabkan penyakit dengan tingkat keparahan yang berbeda-beda.

Sebut saja daging buaya yang disebut berisiko tinggi apabila dikonsumsi. Alasannya, buaya bisa menjadi carrier bakteri seperti Salmonella di ususnya. Bahkan, temuan ini diketahui baik pada daging yang telah dibekukan maupun daging segar.

4. Risiko keracunan

Daging reptil seperti kura-kura juga bisa menyebabkan keracunan. Contohnya biotoxin yang terakumulasi di daging kura-kura bisa mengandung chelonitoxism, jenis keracunan yang mematikan.

Tentu ada alasan mengapa reptil seperti daging biawak tidak menjadi pilihan komoditas protein utama bagi manusia. Untuk memastikan suplai kuliner ekstrem terjaga, reptil harus diburu di alam liar. Artinya, kemungkinan memenuhi kebutuhan daging untuk konsumsi sangat tidak seimbang.

Akan berbeda konteksnya apabila daging reptil seperti kadal kecil dikonsumsi untuk bertahan hidup. Seperti yang ada di Survival Manual milik tentara Amerika Serikat, disebutkan kadal kecil bisa dimakan utuh seperti ayam.

Hanya saja, prosedur untuk memprosesnya harus benar-benar bersih dan dimasak hingga matang sempurna. Ditambahkan dalam Survival Manual itu, telur reptil juga aman dikonsumsi. Namun lagi-lagi, ini berbeda dengan konteks menjadikan reptil seperti daging biawak sebagai pilihan kuliner. Ini lebih pada urgensi saat harus bertahan hidup di ekosistem seadanya.

Baca juga: Makan Daging Ular Bermanfaat untuk Kesehatan

Apakah daging reptil aman bila telah dibekukan?

Seperti halnya protein hewani lain, proses pembekuan seperti meletakkan di freezer dalam suhu tertentu disebut bisa mematikan parasit. Meski demikian, hal ini tidak berlaku pada daging reptil.

Seperti penjelasan di atas, buaya diketahui masih bisa menjadi carrier bakteri penyebab penyakit seperti Salmonella meskipun telah dibekukan terlebih dahulu.

Belum lagi risiko mengalami keracunan apabila ada akumulasi biotoxin di daging reptil yang dikonsumsi. Jadi, selama masih ada pilihan menikmati protein hewani lain seperti daging sapi hingga daging kelinci, seharusnya risiko-risiko di atas lebih bijak dihindari.

Advertisement

makanan tidak sehathidup sehatpola hidup sehat

Referensi

Bagikan

Artikel Terkait

Diskusi Terkait di Forum

Advertisement

logo-sehatq

Langganan Newsletter

Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.

Metode Pembayaran

Bank BCABank MandiriBank BNIBank Permata
Credit Card VisaCredit Card Master CardCredit Card American ExpressCredit Card JCBGopay

Fitur

  • Toko
  • Produk Toko
  • Kategori Toko
  • Toko Merchant
  • Booking
  • Promo
  • Artikel
  • Chat Dokter
  • Penyakit
  • Forum
  • Review
  • Tes Kesehatan

Perusahaan

Follow us on

  • FacebookFacebook
  • TwitterTwitter
  • InstagramInstagram
  • YoutubeYoutube
  • LinkedinLinkedin

Download SehatQ App

Temukan di APP StoreTemukan di Play Store

Butuh Bantuan?

Jam operasional: 24 Jam

Hubungi Kami+6221-27899827

© SehatQ, 2023. All Rights Reserved