logo-sehatq
logo-kementerian-kesehatan
Forum
Penyakit

Suhu Tubuh Tinggi dan Tak Wajar, Mungkinkah Hipertermia?

open-summary

Hipertermia adalah kelompok kondisi medis yang ditandai dengan tingginya suhu tubuh secara abnormal. Kondisi ini adalah lawan dari hipotermia.


close-summary

Ditinjau secara medis oleh dr. Anandika Pawitri

20 Jan 2021

Hipertermia adalah kelompok kondisi medis akibat naiknya suhu tubuh

Hindari panas bilang suhu tubuh naik secara tak normal

Table of Content

  • Penyebab terjadinya hipertermia
  • Gejala hipertermia
  • Cara penanganan hipertermia
  • Catatan dari SehatQ

Hipertermia adalah kelompok kondisi medis yang ditandai dengan tingginya suhu tubuh secara abnormal. Tepat sekali, ini adalah lawan dari hipotermia. Aktivitas di lingkungan yang lembap atau hangat bisa meningkatkan risikonya.

Advertisement

Akar dari terjadinya hyperthermia adalah pengaruh dari faktor di luar tubuh. Jadi, bedakan dengan faktor dari dalam tubuh seperti infeksi, reaksi obat, hingga overdosis yang juga bisa menyebabkan suhu tubuh meningkat.

Penyebab terjadinya hipertermia

kepanasan

Normalnya, manusia memiliki suhu tubuh antara 35,5-37,5 derajat Celsius. Namun pada penderita hipertermia, suhu tubuhnya bisa lebih dari 38 derajat Celsius.

Penyebab terjadinya hyperthermia adalah:

  • Tubuh tak bisa melepaskan panas

    Saat tubuh tidak bisa melepaskan panas sehingga suhu tubuhnya tetap normal. Padahal seharusnya tubuh bisa membuang kelebihan panas dengan berkeringat, bernapas, hingga aliran darah lebih cepat ke permukaan kulit.
  • Udara panas dan lembap

    Pemicunya adalah saat kondisi lingkungan di sekitar lebih hangat dibandingkan dengan di dalam tubuh. Tak hanya itu, saat udara terlalu lembap atau hangat untuk membantu proses penguapan, maka tubuh akan mengalami kesulitan melepaskan panas.

Ketika proses panas berlebih ini terus berlanjut, elektrolit dan kelembapan alami tubuh akan hilang. Konsekuensinya, keringat tidak keluar hingga tekanan darah menurun.

Suhu tubuh yang mencapai 40 derajat Celsius termasuk dalam hipertermia yang sudah parah.

Beberapa faktor risiko yang menyebabkan seseorang rentan mengalaminya adalah:

  • Berolahraga di lingkungan yang hangat atau lembap
  • Cuaca panas
  • Gelombang panas (heat waves)
  • Masalah imun
  • Masalah kelenjar keringat
  • Obesitas
  • Konsumsi alkohol berlebihan
  • Merokok
  • Diet rendah sodium

Gejala hipertermia

Gejala yang muncul ketika seseorang mengalami hyperthermia bergantung pada seberapa parah situasinya. Bahkan, gejala ini bisa menjadi kian parah dalam waktu sangat cepat dalam hitungan jam atau hari.

Saat tubuh berusaha mendinginkan diri dengan mengeluarkan keringat, cairan dan elektrolit dalam tubuh akan ikut terbuang. Jadi, sangat mungkin muncul gejala dehidrasi ringan seperti sakit kepala dan kram otot.

Apabila dehidrasi sudah sangat parah, kemampuan tubuh untuk mendinginkan diri menjadi terhambat. Ini bisa menyebabkan suhu tubuh meningkat signifikan, gagal organ, hingga kematian.

Beberapa gejalanya seperti:

1. Heat fatigue

Pada tahap ini, gejala hipertermia yang muncul adalah keringat berlebihan, wajah memerah, dan tubuh terasa lelah. Tak hanya itu, muncul juga gejala lain seperti mual, sakit kepala, dan juga nyeri otot.

2. Heat exhaustion

Tahapan yang lebih parah adalah heat exhaustion yang jika dibiarkan bisa menyebabkan heat stroke. Ini adalah kondisi yang mengancam nyawa seseorang.

Beberapa gejala dalam tahapan heat exhaustion seperti:

  • Muncul keringat dingin
  • Detak jantung cepat namun lemah
  • Mual, muntah, dan diare
  • Sakit kepala
  • Nyeri otot
  • Kehausan ekstrem
  • Sakit kepala
  • Frekuensi buang air kecil menurun
  • Warna urine gelap
  • Sulit berkonsentrasi
  • Hilang kesadaran selama beberapa saat

3. Heat stroke

Apabila tidak segera ditangani, kondisi bisa menjadi kian parah dan menyebabkan heat stroke. Ketika dialami anak-anak, penderita autoimun, dan orang lanjut usia, ini dapat menyebabkan komplikasi berbahaya

Saat mengalami heat stroke, suhu tubuh biasanya telah lebih dari 40 derajat Celsius. Gejala lain yang muncul dalam tahap ini adalah:

  • Napas tersengal-sengal
  • Keringat tidak terlalu banyak keluar
  • Kulit kering dan merah
  • Mual
  • Sakit kepala
  • Bingung
  • Penglihatan kabur
  • Mood swing
  • Kesulitan berkoordinasi
  • Hilang kesadaran
  • Kejang

Semakin parah kondisinya, sangat mungkin terjadi gagal organ, gagal ginjal, koma, hingga kematian.

Cara penanganan hipertermia

heat stroke
Segera hentikan aktivitas dan berteduh saat kepanasan

Ketika terindikasi mengalami hipertermia, seseorang harus segera menghentikan apa yang dilakukannya serta mencari tempat yang lebih dingin dan teduh. Pastikan pula tempat baru ini memiliki sirkulasi udara baik.

Jika kram otot tidak kunjung mereda setelah lebih dari satu jam sejak beristirahat di tempat teduh, segera cari bantuan medis. Petugas nantinya juga akan melakukan observasi apakah ada gejala yang tidak membaik meski telah beristirahat selama 30 menit.

Cara lain yang dapat membantu meredakan hipertermia seperti:

  • Minum air dingin
  • Melonggarkan atau melepaskan pakaian
  • Berbaring
  • Mandi air dingin
  • Menempatkan kompres dingin di dahi
  • Mengalirkan air dingin di pergelangan tangan selama 60 detik
  • Tidak melanjutkan aktivitas apapun hingga gejala hilang sepenuhnya
  • Menempatkan kompres es batu di bawah lengan dan paha dalam
  • Menggunakan kipas angin untuk mendinginkan tubuh

Jika hipertermia yang dialami sudah cukup parah hingga mencapai tahap heat stroke, bantuan medis harus segera didatangkan. Jangan meminta pasien makan atau minum kecuali dalam kondisi sadar sepenuhnya.

Setelah dibawa ke rumah sakit, dokter akan memberikan cairan infus atau intravenous fluid yang mengandung elektrolit. Pasien akan diawasi suhu tubuhnya hingga mencapai titik aman. Biasanya, perlu waktu beberapa jam untuk kembali ke kondisi normal.

Baca Juga

  • Jenis Penyakit yang Ditularkan Melalui Udara, dari Flu hingga Covid-19
  • Kegunaan Helium untuk Kesehatan dan Efek Sampingnya
  • Daftar Pantangan Paru-paru Basah, dari Makanan hingga Aktivitas

Catatan dari SehatQ

Untuk menghindari hyperthermia, seseorang harus tahu betul batasan dirinya. Utamanya apabila aktivitas atau profesi mengharuskan berada di lingkungan yang panas atau mengenakan pakaian tebal dan berat, ini dapat menghambat kemampuan tubuh untuk mendinginkan diri sendiri.

Jika Anda ingin tahu lebih lanjut seputar profesi apa saja yang menjadi faktor risiko hipertermia, tanyakan langsung pada dokter di aplikasi kesehatan keluarga SehatQ. Download sekarang di App Store dan Google Play.

Advertisement

penyakit paru-paruhipertermia

Ditulis oleh Azelia Trifiana

Referensi

Bagikan

Artikel Terkait

Diskusi Terkait di Forum

Advertisement

logo-sehatq
    FacebookTwitterInstagramYoutubeLinkedin

Langganan Newsletter

Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.

Perusahaan

Dukungan

Butuh Bantuan?

Jam operasional:
07:00 - 20:00 WIB

Hubungi Kami+6221-27899827

© SehatQ, 2023. All Rights Reserved