Sama-sama menangani masalah kejiwaan, psikiater dan psikolog mempunyai sejumlah perbedaan. Perbedaan utama adalah jalur pendidikan yang diambil. Psikiater adalah seorang dokter spesialis kejiwaan, sementara psikolog bukanlah dokter. Hal ini memengaruhi cara keduanya dalam melakukan pengobatan untuk menangani masalah kejiwaan yang dihadapi pasien.
13 Mar 2023
Ditinjau oleh dr. Reni Utari
Perbedaan utama psikolog dan psikiater dapat dilihat dari jalur pendidikan yang ia tempuh
Table of Content
Saat merasa kondisi mental sedang tidak baik-baik saja, ada kalanya kamu terpikir untuk berkonsultasi dengan tenaga profesional, seperti psikolog dan psikiater. Akan tetapi, sering kali kita bingung apa perbedaan antara psikolog dan psikiater.
Advertisement
Menjawab kebingungan ini sangat penting agar kamu tahu ke mana tepatnya kamu harus mendapatkan pertolongan. Dalam artikel ini, kita akan membahas mengenai perbedaan paling umum antara psikolog dan psikiater, serta waktu yang tepat untuk mengunjungi keduanya.
Dengan demikia, kamu bisa mendapatkan solusi yang paling tepat atas kebingungan yang kamu hadapi. Simak ulasan lengkapnya berikut ini.
Meski sama-sama mengatasi masalah kesehatan mental, psikolog dan psikiater adalah dua profesi yang berbeda. Psikolog adalah seseorang yang mendalami ilmu psikologi dan berfokus pada perilaku manusia.
Sementara, psikiater adalah seorang dokter spesialis kejiwaan yang berfokus pada penanganan masalah kesehatan mental.
Perbedaan utama dari psikiater dan psikolog adalah dari wewenangnya. Psikiater adalah dokter ahli kejiwaan yang dapat meresepkan obat, sedangkan psikolog bukanlah dokter, sehingga tidak dapat meresepkan obat.
Berikut adalah daftar perbedaan psikolog dan psikiater lainnya:
Perbedaan utama psikolog dan psikiater adalah jalur pendidikan yang ditempuh.
Untuk menjadi seorang psikiater, kamu harus menjalani kuliah kedokteran umum terlebih dahulu sebelum melanjutkan ke pendidikan dokter spesialis, yaitu spesialis kejiwaan.
Waktu yang ditempuh dari awal masuk kuliah hingga berhasil mendapatkan gelar dokter spesialis terhitung lama. Seseorang membutuhkan waktu sekitar 4 tahun untuk meraih gelar sarjana kedokteran. Setelah itu, ia perlu menjalani program profesi sekitar 2 tahun.
Untuk mendapatkan gelar spesialis kejiwaan, seseorang dokter yang telah lulus perlu kuliah lagi di program spesialis, kurang lebih 4-6 tahun dalam 8 semester. Jadi, total waktu pendidikan yang harus ditempuh seorang dokter spesialis kurang lebih 12 tahun.
Sementara itu, pendidikan psikologi memiliki dasar perkuliahan psikologi atau studi mengenai kejiwaan, bukan kedokteran. Untuk menjadi seorang psikolog, kamu perlu mengikuti perkuliahan S1 jurusan psikologi sebanyak 8 semester kemudian melanjutkan S2, penjurusan psikologi profesi sebanyak 5 semester (2,5 tahun).
Total waktu yang dibutuhkan untuk pendidikan seorang psikolog di Indonesia kurang lebih 6,5 tahun.
Sebelum menjadi psikolog, kamu juga biasanya perlu mengikuti praktik magang dan supervisi dalam jangka waktu yang ditentukan serta sudah harus memiliki lisensi atau izin untuk dapat melakukan praktik sebagai seorang psikolog.
Meski psikolog dan psikiater sama-sama menangani masalah kejiwaan dan perilaku, keduanya memiliki perbedaan dalam cara menangani pasien.
Perbedaan jelas antara psikolog dan psikiater dalam penanganan pasien adalah dalam hal pemberian obat. Seorang psikiater, boleh memberikan resep obat kepada pasien, sedangkan psikolog tidak.
Seorang psikiater umumnya akan memulai dengan pemeriksaan kondisi fisik pasien untuk mengetahui ada tidaknya kondisi medis yang dapat memengaruhi kesehatan mental pasien. Dari pemeriksaan itu, dokter baru dapat menentukan diagnosis.
Beberapa penanganan yang diberikan psikiater meliputi penanganan psikologi, pemberian obat, pemeriksaan kesehatan fisik, dan pemberian terapi stimulasi otak, seperti electroconvulsive therapy (ECT).
Sementara itu, psikolog akan lebih condong ke penanganan psikologis saja. Psikolog akan memeriksa dan menangani pasien atau kliennya berdasarkan perilaku, pemikiran, dan emosi yang ditunjukkan oleh pasien atau klien.
Oleh karenanya penanganan yang diberikan psikolog umumnya bersifat mengubah perilaku, psikoterapi, ataupun konseling.
Meski demikian, psikiater juga dapat berkolaborasi dengan psikolog untuk kesembuhan mental pasien.
Secara umum, psikiater dan psikolog sama-sama menangani masalah kejiwaan atau mental. Namun, psikiater umumnya menangani masalah kejiwaan yang lebih serius, yang mungkin tidak cukup hanya dengan konseling psikologi.
Psikiater biasanya memiliki kewenangan untuk memasukkan orang ke rumah sakit bila diperlukan.
Beberapa kondisi yang umumnya ditangani oleh dokter spesialis kejiwaan, antara lain:
Sedangkan psikolog biasanya menangani masalah perilaku mental tertentu, seperti:
Psikiater umumnya bekerja di rumah sakit, klinik dengan layanan kesehatan mental, serta membuka praktik pribadi.
Sedangkan psikolog, cakupan tempat kerjanya biasanya lebih luas, walau sama-sama bisa juga ditemui di rumah sakit dan klinik.
Psikolog umumnya juga bisa bertugas di tempat layanan publik, seperti sekolah, penjara, pengadilan, hingga perusahaan.
Baca Juga
Apabila gangguan psikologis yang ditangani masih cenderung ringan atau belum terlalu parah dan dapat ditangani dengan penanganan psikologis saja, pasien atau klien dapat mencoba untuk mendatangi psikolog.
Orang yang datang ke psikolog biasanya ingin memahami pikiran dan perilaku yang terjadi pada dirinya, dan belum ingin minum obat-obatan.
Umumnya, psikolog menangani gangguan psikologis yang meliputi depresi dan kecemasan. Psikolog juga dapat menangani masalah perilaku dan kesulitan belajar.
Ketika psikolog merasa bahwa gangguan mental yang dialami klien atau pasiennya sudah cukup berat, psikolog dapat merujuk pasien atau klien ke psikiater untuk mendapatkan diagnosis dan pengobatan.
Jika gangguan psikologis yang dirasakan membutuhkan pengobatan dan tidak cukup hanya dengan melakukan konseling, ini saatnya kamu perlu ke psikiater.
Psikiater umumnya menangani orang yang mengalami gangguan bipolar, depresi yang parah, dan skizofrenia.
Orang-orang yang pernah melakukan percobaan bunuh diri atau memiliki pemikiran untuk melakukan bunuh diri biasanya akan ditangani oleh psikiater.
Ketika penderita tidak yakin apakah gangguan mental yang dialami disebabkan oleh kondisi medis tertentu atau saat gangguan mental diiringi dengan gejala fisik tertentu, penderita dapat mengunjungi psikiater untuk mendapatkan pemeriksaan fisik.
Perbedaan psikolog dan psikiater tidak menjadikan keduanya bekerja secara terpisah, tetapi saling melengkapi untuk dapat menangani permasalahan psikologi yang dialami oleh klien atau pasien.
Jadi, ada kalanya kamu ke psikolog kemudian dirujuk ke psikiater, atau bisa juga psikiater bekerja sama dengan psikolog sebagai salah satu metode pengobatan yang diberikan.
Namun, berkunjung ke psikolog ataupun psikiater bisa jadi tantangan sendiri karena stigma yang beredar di masyarakat. Di sisi lain, mungkin kamu membutuhkan pertolongan tenaga kesehatan.
Jika ini yang terjadi, tak ada salahnya kamu mencoba berkonsultasi dulu secara online dengan dokter atau psikolog. Dengan begini, kerahasiaan jadi lebih terjamin karena orang luar tidak perlu tahu kamu berkunjung ke dokter.
Tatapan menghakimi dari orang-orang yang mungkin jadi kekhawatiranmu juga bisa terhindarkan. Salah satu cara yang bisa kamu coba adalah dengan mengunjungi Klinik Online Spesialis Kesehatan Mental di situs dan aplikasi kesehatan keluarga SehatQ.
Di sana, kamu bisa menemukan daftar dokter spesialis kejiwaan terbaik ataupun psikolog. Kamu bisa melakukan chat biasa ataupun melakukan video call, tergantung mana yang kamu anggap nyaman.
Coba download aplikasinya sekarang di App Store dan Google Play.
Advertisement
Referensi
Artikel Terkait
Cara menghilangkan rasa takut pada orang phobia salah satunya adalah terapi. Beberapa terapi yang umum digunakan adalah terapi perilaku kognitif dan terapi pemaparan.
Bipolar tidak dapat disembuhkan seumur hidup. Mengetahui penyebab bipolar kambuh dan menghindarinya dapat membantu mengurangi risiko kondisi tersebut datang kembali.
Cara hidup bahagia bisa diterapkan dengan mudah. Ada beberapa hal yang bisa Anda lakukan agar pikiran senantiasa sehat dan waras, di antaranya rutin berolahraga, tidur dengan cukup, meluangkan waktu untuk me time, dan refleksi diri.
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. Stasya Zephora
Dijawab oleh dr. Stasya Zephora
Dijawab oleh dr. R. H. Rafsanjani
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved