Saat stres, hormon kortisol meningkat. Di saat yang sama, tubuh menurunkan produksi insulin. Akibatnya, gula yang harusnya diolah insulin terjebak di aliran darah dan membuat gula darah naik.
Ditinjau secara medis oleh dr. Anandika Pawitri
5 Jun 2021
Stres dapat menurunkan produksi insulin di dalam tubuh
Table of Content
Sepintas, mungkin orang hanya menghubungkan stres dengan perilaku uring-uringan. Namun jangan salah, bisa saja stres sebabkan gula darah naik. Kaitannya adalah dengan produksi hormon kortisol.
Advertisement
Hormon kortisol ini meningkat ketika seseorang sedang stres. Di saat yang sama, tubuh menurunkan produksi insulin. Akibatnya, gula yang harusnya diolah insulin terjebak di aliran darah dan membuat gula darah naik.
Secara alami, tubuh manusia akan melepaskan kortisol ketika stres. Proses sintesisnya berasal dari kolesterol dan diproduksi oleh kelenjar adrenal. Produksi kortisol ini ada pada unit otak yang terdiri dari hipotalamus, kelenjar pituitari, dan kelenjar adrenal.
Hormon stres ini hadir baik saat tubuh mengalami stres emosional maupun fisik. Perannya adalah menjembatani bagaimana tubuh merespons terhadap apa yang dianggapnya mengancam. Selain itu, fungsinya juga untuk mengendalikan tekanan darah dan mengurangi peradangan.
Di saat yang sama, kortisol juga merangsang liver melepaskan glukosa dan asam lemak sehingga tubuh punya energi untuk merespons stres. Dengan demikian, seorang individu bisa merespons ancaman dengan menghadapinya (fight) atau menyelamatkan diri (flight).
Namun, apa yang dianggap ancaman di masa evolusi telah berbeda dengan kini. Artinya, belum tentu tubuh memanfaatkan hormon kortisol sesuai dengan perannya.
Lebih jauh lagi, stres sebabkan gula darah naik baik secara langsung maupun tidak. Efeknya pun bergantung pada jenis diabetes apa yang diderita seseorang.
Jenis stres kronis dapat menyebabkan kadar kortisol selalu tinggi. Akibatnya, sekresi insulin pun menurun. Ini bisa terjadi dalam jangka panjang. Kondisi yang sangat berbahaya bagi penderita diabetes. Selain itu, juga merupakan faktor risiko semakin parahnya kondisi diabetes seseorang.
Baca Juga
Pada pasien diabetes tipe 1, stres sebabkan gula darah naik maupun turun. Kondisi kadar gula rendah disebut juga dengan hipoglikemia, sementara saat gula darah tinggi adalah hiperglikemia.
Ketika menurunkan kadar gula darah, stres kronis menyebabkan sindrom adrenal fatigue. Ini terjadi ketika kelenjar adrenal kering dan kortisol pun rendah.
Produksi hormon yang tidak memadai pada pasien diabetes tipe 1 bisa menyebabkan hormon tidak seimbang. Padahal, perannya adalah untuk mengendalikan kadar gula darah.
Gejala lain yang menyertai rendahnya gula darah pada pasien diabetes tipe 1 adalah:
Di sisi lain, kondisi gula darah tinggi pada penderita diabetes tipe 1 akan menimbulkan gejala-gejala berikut:
Selain itu, ada juga riset yang meneliti apakah stres bisa menyebabkan diabetes. Hasilnya, stres kronis bisa menjadi pemicu munculnya diabetes tipe 1 pada orang yang sudah memiliki faktor risiko sebelumnya.
Tingginya stres pada pasien diabetes tipe 2 bisa menyebabkan kadar gula darah meningkat. Saat kadar kortisol dalam tubuh cukup tinggi, maka sensitivitas jaringan-jaringan tubuh terhadap insulin pun berkurang. Inilah mengapa akan semakin banyak gula berada di aliran darah.
Di saat inilah kadar gula darah menjadi tidak seimbang. Bahkan, bisa saja levelnya menjadi terlalu tinggi apabila tidak segera ditangani.
Belum lagi, stres juga bisa menyebabkan seseorang tidak menjalani gaya hidup sehat dan normal sebagaimana mestinya. Dampaknya bisa menyebabkan gula darah tak stabil, seperti:
Baca Juga
Bagi orang dengan diabetes, kadar gula darah terlalu tinggi bisa jadi berbahaya. Gula yang terlalu tinggi di aliran darah pada akhirnya akan dikeluarkan lewat urine. Ini akan membuat tubuh menyaring cairan dan rentan mengalami dehidrasi atau koma diabetes.
Oleh sebab itu, jadikan pengendalian kadar gula darah sebagai prioritas. Beberapa langkah yang bisa dilakukan adalah:
Penting juga untuk memasang target realistis terhadap apapun yang dihadapi. Hidup tentu tak mungkin lepas dari stres. Oleh sebab itu, kelola ekspektasi agar tidak mudah merasa stres.
Untuk berdiskusi lebih lanjut seputar pentingnya kondisi kesehatan ketika merasa stres, tanyakan langsung pada dokter di aplikasi kesehatan keluarga SehatQ. Download sekarang di App Store dan Google Play.
Advertisement
Ditulis oleh Azelia Trifiana
Referensi
Artikel Terkait
Efek stres bagi otak sangat berbahaya karena bisa mengubah strukturnya. Bukan hanya itu, dampak negatif dari stres bagi otak dapat membunuh sel-sel di dalamnya
18 Jun 2021
Manfaat bunga kenanga alias ylang ylang untuk kesehatan sudah dibuktikan lewat beberapa penelitian. Mulai dari meredakan stres, merawat luka, hingga meningkatkan gairah seks!
19 Agt 2020
Cheek biting adalah aktivitas menggigit pipi bagian dalam untuk meredakan stres di kala bosan. Aktivitas ini ternyata menyimpan bahaya karena bisa merusak dinding mulut.
26 Mei 2022
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. Dwiana Ardianti
Dijawab oleh dr. Liliani Tjikoe
Dijawab oleh dr. Liliani Tjikoe
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved