Stres bisa menyebabkan berat badan naik. Bahkan, stres bisa berdampak secara signifikan terhadap kemampuan Anda menjaga berat badan ideal. Bisa jadi, ini terjadi karena perpaduan gaya hidup tak sehat dan juga peran hormon kortisol.
25 Okt 2021
Ditinjau oleh dr. Anandika Pawitri
Berat badan dapat naik akibat stres
Table of Content
Tidak berlebihan jika ada yang menganggap stres sebabkan berat badan naik. Bahkan, stres bisa berdampak secara signifikan terhadap kemampuan Anda menjaga berat badan ideal. Bisa jadi, ini terjadi karena perpaduan gaya hidup tak sehat dan juga peran hormon kortisol.
Advertisement
Satu yang pasti, benar bahwa stres sebabkan berat badan naik. Jangan sampai stres akibat pekerjaan atau finansial justru membuat angka timbangan naik tanpa diharapkan.
Salah satu alasan mengapa stres sebabkan berat badan naik adalah peran hormon kortisol. Ini adalah hormon yang tubuh produksi ketika mengalami stres. Menangkap sinyal stres, kelenjar adrenal akan melepaskan kortisol dan adrenalin.
Konsekuensinya, glukosa akan dilepaskan ke aliran darah. Tubuh melakukan ini dengan tujuan agar Anda mempunyai energi untuk bisa menyelamatkan diri dari situasi yang dianggap berisiko. Fenomena ini dikenal juga dengan fight or flight response.
Setelah kondisi yang mengancam atau memicu stres itu sudah menghilang, adrenalin akan menurun. Akibatnya, kadar gula darah meningkat. Di sinilah momen ketika kortisol melejit tinggi untuk mengisi kembali kebutuhan energi dengan cepat.
Inilah awal dari bertambahnya berat badan seseorang. Kortisol akan menimbulkan beberapa dampak seperti:
Terus-menerus ingin makanan atau minuman manis? Bisa jadi itu adalah sinyal bahwa Anda sedang merasa stres. Tubuh memahami bahwa gula memberikan suntikan energi dengan cepat. Alhasil ketika sedang stres dan lesu, makanan dan minuman manis yang langsung hadir di pikiran.
Dampak negatif dari mengonsumsi makanan dan minuman manis berlebih adalah tubuh menyimpan kelebihan gula. Umumnya, sumber energi ini disimpan dalam bentuk lemak abdominal alias lemak perut, yang paling sulit dihilangkan.
Dari situlah siklusnya berulang: stres, kortisol naik, berat badan meningkat, ingin makanan dan minuman manis, dan berat badan kian melejit.
Ingat bahwa kortisol juga berperan dalam memperlambat metabolisme tubuh. Ini juga yang membuat seseorang sulit menurunkan berat badan. Metabolisme adalah kemampuan tubuh membakar kalori dan lemak.
Selain itu, stres juga membuat kadar insulin tubuh meningkat. Hormon ini juga berkontribusi terhadap penumpukan lemak dalam tubuh. Jadi tak heran, apabila garis timbangan terus bergeser ke kanan ketika merasa stres.
Biang kerok stres sebabkan berat badan naik bukan cuma hormon kortisol saja. Sebab, stres juga bisa menyebabkan seseorang terbiasa melakukan perilaku tak sehat. Tentu saja, kebiasaan semacam ini menyebabkan kenaikan berat badan, contohnya seperti:
Fluktuatifnya hormon kortisol tak hanya membuat Anda ingin makanan atau minuman manis, tapi juga memberikan kelebihan energi. Konsekuensinya, muncul keinginan emotional eating atau makan lebih dari normal.
Bisa saja, muncul persepsi bahwa makan dalam porsi banyak atau sering makan camilan meredakan stres secara instan. Namun, ini hanya berlangsung sejenak. Sebab, stres akan muncul kembali. Ditambah dengan berat badan yang sulit dikendalikan.
Tak heran pula bahwa saat stres, seseorang akan sulit merancang nutrisi apa yang sebaiknya masuk ke tubuhnya. Alhasil, solusi instannya adalah junk food lagi dan lagi. Padahal, makanan instan semacam ini tentu bukan pilihan paling sehat.
Ketika stres pun seseorang cenderung memilih untuk drive thru atau memesan makanan dari restoran cepat saji, ketimbang mengalokasikan waktu dan energi untuk mempersiapkan makanan sehat.
Dengan begitu banyaknya tuntutan pekerjaan atau kesibukan lainnya, ini membuat seseorang tak sempat – atau merasa tidak akan sempat – untuk berolahraga. Anda tak sendiri. Sebab, memang banyak orang yang merasa tak ada lagi waktu tersisa untuk berolahraga ketika harus bekerja dari pagi hingga malam.
Terkadang, pekerjaan juga membuat seseorang melewatkan waktu makan. Prioritas jadi berantakan. Mulai dari melewatkan sarapan karena terburu-buru ke kantor, tak sempat makan siang karena pekerjaan menggunung, hingga makan malam pun kerap tidak tepat waktu.
Bukan hanya waktu makan saja, tidur juga bisa jadi berantakan ketika mereka merasa stres. Sayangnya, ketika tidur tidak lagi berkualitas, metabolisme tubuh pun menurun. Lagi-lagi, ini menjadi pemicu siklus tak sehat mengonsumsi makanan seadanya yang belum tentu bernutrisi.
Baca Juga
Sesibuk apapun Anda, kesehatan adalah prioritas utama. Pembahasan soal stres sebabkan berat badan naik bukan semata-mata soal penampilan menjadi makin gemuk atau lainnya. Justru, poin utamanya adalah soal kesehatan. Jangan sampai kesehatan menjadi taruhan hanya karena kesibukan pekerjaan yang tak ada habisnya.
Jadi, sebisa mungkin tetap sempatkan untuk makan tepat waktu secara mindful. Konsumsi makanan bernutrisi, tak perlu karbohidrat, lemak, atau makanan manis yang meredakan stres sesaat.
Ini juga bukan alasan untuk menyapa orang lain dengan menyebut mereka lebih gendut dari biasanya. Bisa jadi, mereka sedang menghadapi pemicu stres yang tidak orang lain ketahui.
Untuk berdiskusi lebih lanjut seputar pentingnya mencukupi kebutuhan cairan tubuh setiap harinya yang bisa menjaga berat badan ideal, tanyakan langsung pada dokter di aplikasi kesehatan keluarga SehatQ. Download sekarang di App Store dan Google Play.
Advertisement
Referensi
Artikel Terkait
Sejumlah pilihan operasi batu ginjal adalah ureteroskopi (URS), percutaneous nephrolithotomy (PCNL), dan bedah terbuka. Selain itu, ada pula tindakan non-invasif alias tanpa pembedahan, yakni extracorporeal shock wave lithotripsy (ESWL).
Tes GeNose saat puasa mungkin tidak akurat karena peningkatan asam lambung yang menyebabkan bau mulut. Namun, ada cara yang dapat membuatnya lebih akurat.
Artis vegetarian dan vegan dari Indonesia yaitu Eva Celia, Tara Basro, Nadya Hutagalung, Sophia Latjuba, Dewi “Dee” Lestari, Dewi Gita, dan Sophie Navita. Mereka memutuskan tidak makan daging hewan dan produk turunannya.
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. Dwiana Ardianti
Dijawab oleh dr. Dwiana Ardianti
Dijawab oleh dr. Lizsa Oktavyanti
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved