Di penjuru dunia, ada fenomena yang disebut dengan “Quarantine 15”, naiknya berat badan selama swakarantina di masa pandemi COVID-19. Ini wajar, karena ketika diharuskan berada di rumah, seseorang rentan merasa stres dan pola makannya berubah.
14 Sep 2020
Ditinjau oleh dr. Anandika Pawitri
Stres dapat memicu pola makan yang tidak teratur sehingga menyebabkan kenaikan berat badan
Table of Content
Di penjuru dunia, ada fenomena yang disebut dengan “Quarantine 15”, naiknya berat badan selama swakarantina di masa pandemi COVID-19. Ini wajar, karena ketika diharuskan berada di rumah, seseorang rentan merasa stres dan pola makannya berubah. Penyebab berat badan naik utama adalah pilihan makanan yang tinggi gula dan lemak.
Advertisement
Bukan tanpa alasan orang-orang yang berbulan-bulan terpaksa tetap berada di rumah akibat pandemi memilih makanan yang “kurang” bernutrisi. Sebut saja makanan manis yang dengan cepat dapat memberi energi pada tubuh untuk bertahan di masa sulit dan tak pasti ini.
Tak hanya satu dua orang yang merasakan bertambahnya berat badan selama masa pandemi COVID-19. Harus beradaptasi di tengah situasi lockdown dalam waktu cepat mengubah rutinitas harian yang selama ini sudah tertata.
Salah satu yang juga terpengaruh adalah pola makan. Jika ditelaah, penyebab berat badan naik selama pandemi, di antaranya:
Ketika seseorang merasa stres – entah itu khawatir atau takut – secara alami tubuh mencari makanan manis, berlemak, atau karbohidrat sebagai sumber energi instan. Jenis makanan-makanan ini bersifat “menenangkan”.
Namun sayangnya, solusi instan jangka pendek ini justru menjadi penyebab berat badan naik selama pandemi. Seseorang bisa terperangkap dalam siklus pola makan tidak sehat dan terus menerus mengonsumsi makanan kurang bernutrisi.
Konsekuensi lainnya adalah risiko mengalami penyakit jantung, diabetes, obesitas, hingga masalah emosional seperti depresi hingga cemas berlebih.
Saat merasa stres, otak akan memproduksi hormon stres ke aliran darah, berupa kortisol dan adrenalin. Untuk mengimbanginya, otot dan liver akan mengeluarkan glukosa sehingga tubuh terasa lebih berenergi.
Menurut riset, glukosa ini harus diisi ulang setelah perasaan stres berlalu. Akibatnya, muncul keinginan untuk mengonsumsi makanan manis, tinggi sodium, dan juga berlemak.
Akumulasi lemak dan gula yang dikonsumsi ini tanpa sadar telah menumpuk di beberapa bagian tubuh, yang paling mudah adalah di perut. Dalam jangka panjang, ini akan menimbulkan sindrom metabolik.
Diharuskan berada di rumah selama berbulan-bulan terkadang membuat seseorang tak lagi banyak bergerak seperti sebelumnya. Jika rutinitas pagi biasa dimulai dengan jogging atau mengakhiri hari dengan mampir ke gym, kini tidak lagi.
Memang banyak pilihan berolahraga secara virtual dengan mengikuti kelas-kelas online, namun tidak semua orang memiliki kemewahan sumber daya untuk melakukannya. Semisal tidak sempat melakukannya karena tuntutan menuntaskan pekerjaan work from home.
Semakin jarang seseorang aktif bergerak, ditambah lagi dengan pola makan sembarangan akibat stres dapat menjadi penyebab berat badan naik selama pandemi.
Baca Juga
Selama belum ada kepastian kapan masa sulit COVID-19 ini berakhir, sebaiknya setiap orang mengantisipasi agar jangan terjebak dalam fenomena Quarantine 15. Jika sudah terlanjur melihat angka di timbangan bertambah pun, belum terlambat untuk kembali menjalani hidup sehat.
Beberapa cara menghindari penyebab berat badan naik selama pandemi bisa dilakukan dengan:
Apa yang Anda minum sama pentingnya dengan yang dimakan. Hindari konsumsi minuman bersoda, teh dengan pemanis tambahan, minuman kemasan, atau minuman isotonik yang tidak memberikan nutrisi penting bagi tubuh.
Tak hanya menambah kalori, minuman-minuman ini dapat menjadi penyebab berat badan naik selama pandemi. Selektiflah memberikan hidrasi untuk tubuh dengan minum air putih sesuai kebutuhan.
Sesibuk apapun hari-hari saat harus menjalani work from home, tetap sempatkan untuk beraktivitas fisik. Entah itu dengan berjalan di sekitar rumah, melakukan latihan otot perut di rumah, atau mengikuti kelas-kelas olahraga sesuai preferensi secara online.
Tak hanya membantu membakar kalori dan menghindari bertambahnya berat badan, aktivitas fisik ini juga dapat mengusir rasa cemas dan stres. Hormon endorfin yang dihasilkan saat berolahraga membuat mood menjadi jauh lebih baik.
Tidak keluar rumah artinya mengurangi pengeluaran untuk makan di café atau restoran. Alokasikan dana ini untuk membeli camilan sehat atau sayuran dan buah. Dengan cara ini, maka risiko overeating penyebab berat badan naik saat pandemi dapat dihindari.
Tak lupa, jangan beri ruang untuk camilan-camilan kurang sehat dan sarat pemanis tambahan. Pilih makanan bernutrisi yang baik untuk menemani selama beraktivitas di rumah saja. Selain itu, bisa juga dengan bereksperimen membuat resep makanan asin yang sehat sembari mengisi waktu di rumah.
Berada di situasi tak pasti bukan berarti tak berhak memiliki jadwal rutinitas teratur. Tetap susun jadwal sejak mulai beraktivitas di pagi hari hingga malam tiba. Tak ada salahnya tetap mengenakan pakaian kerja meski hanya bekerja dari rumah.
Cara ini dapat membantu mengusir rasa cemas berlebih akibat situasi yang tak pasti sehingga baik untuk kesehatan mental.
Baca Juga
Setidaknya dengan melakukan beberapa langkah menghindari penyebab berat badan naik selama pandemi di atas, maka satu masalah terselesaikan. Secara fisik maupun psikologis, tubuh akan menjadi tetap – bahkan lebih – sehat.
Jangan sampai ketika pandemi berakhir, yang menyambut bukannya semangat menjalani hari dengan normal, melainkan risiko penyakit yang kian bertambah. Pun ketika mengalami bertambahnya berat badan saat pandemi, sadari bahwa Anda tak sendiri. Hal ini wajar, saatnya mendisiplinkan diri demi tubuh yang lebih sehat.
Advertisement
Referensi
Artikel Terkait
Terapi garam atau halotherapy dipercaya bisa mengatasi berbagai masalah kesehatan, seperti PPOK, asma, bronkitis, gangguan pernapasan, masalah kulit, dan alergi, hingga menghilangkan stres.
Jakarta termasuk salah satu kota dengan polusi udara terburuk di dunia. Namun ternyata tak hanya udara di luar ruangan yang perlu diperhatikan. Polusi udara dalam ruangan juga butuh perhatian khusus karena bisa saja membahayakan.
Lentil adalah kelompok kacang-kacangan legume yang bisa menjadi pilihan pengganti nasi putih. Selain itu, manfaat lentil untuk kesehatan sangat baik karena kandungan nutrisinya melimpah. Bahkan kadar folat di dalamnya memenuhi 90% angka kecukupan gizi harian.
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. Farahdissa
Dijawab oleh dr. Farahdissa
Dijawab oleh dr. Farahdissa
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved