Prosedur terapi listrik atau electrical stimulation (e-stim) banyak diaplikasikan kepada pasien stroke atau cedera yang tengah dalam masa penyembuhan. Tak hanya itu, jenis terapi fisik ini juga bermanfaat bagi pasien yang harus berhadapan dengan rasa nyeri seperti pada penyakit fibromyalgia.
2023-03-29 21:12:12
Ditinjau oleh dr. Anandika Pawitri
Terapi listrik memberikan stimulus berupa tegangan listrik kepada pasien stroke atau cedera
Table of Content
Prosedur terapi listrik atau electrical stimulation (e-stim) banyak diaplikasikan kepada pasien stroke atau cedera yang tengah dalam masa penyembuhan. Tak hanya itu, jenis terapi fisik ini juga bermanfaat bagi pasien yang harus berhadapan dengan rasa nyeri seperti pada penyakit fibromyalgia.
Advertisement
Dalam terapi listrik atau electrical stimulation, ada gelombang elektrik ringan yang dialirkan lewat kulit sebagai media stimulus. Tujuannya adalah melakukan stimulasi otot yang cedera atau memanipulasi saraf agar rasa nyeri bisa tersamarkan.
Memang tidak semua pasien bisa menjalani prosedur terapi listrik, namun banyak juga pasien yang merasakan manfaat dari prosedur yang tidak terlalu sakit ini. Cara kerjanya adalah gelombang elektrik bertindak layaknya sinyal dari neuron atau sel dalam sistem saraf. Targetnya adalah saraf atau otot.
Terapi listrik untuk pemulihan otot yang cedera atau pascastroke bertujuan untuk membuatnya mengalami kontraksi. Dengan adanya kontraksi otot secara berulang, maka aliran darah akan menjadi lebih lancar sekaligus membuat proses penyembuhan semakin optimal.
Tak hanya itu, adanya stimulus kontraksi dan relaksasi terhadap otot ini juga melatih kekuatan otot. Dengan demikian, diharapkan otot bisa merespons lebih tanggap terhadap sinyal alami dari tubuh. Itulah mengapa terapi listrik sangat bermanfaat bagi pasien stroke yang harus mengenal kembali fungsi motorik dasar.
Di sisi lain, cara kerja terapi listrik untuk meredakan nyeri juga berbeda. Gelombang listrik yang dikirim menargetkan saraf, bukan otot. Dengan adanya stimulus ini, saraf yang memproses rasa sakit tidak akan menangkap sinyal apapun dari sistem saraf ke otak. Ini penting bagi pasien yang ingin mengurangi rasa nyeri akibat penyakit yang dideritanya.
Ada dua jenis terapi listrik utama dengan target berbeda, yaitu saraf dan otot. Definisinya adalah:
TENS adalah singkatan dari transcutaneous electrical nerve stimulation yang digunakan untuk mengurangi rasa nyeri baik akut maupun kronis. Dalam prosedur ini, elektroda ditempatkan di kulit tidak jauh dari sumber rasa sakit. Kemudian, sinyal dikirim lewat serat saraf untuk mengurangi atau bahkan menghilangkan rasa nyeri sebelum diproses oleh otak.
Sementara EMS atau electrical muscle stimulation menggunakan gelombang yang sedikit lebih kuat ketimbang TENS agar bisa memancing otot mengalami kontraksi. Elektroda unit ini juga ditempatkan di kulit tidak jauh dari otot yang menjadi target. Ketika diaplikasikan, akan muncul kontraksi dengan ritme teratur yang bisa meningkatkan kekuatan otot.
BACA JUGA: Seputar Terapi Lintah, Mulai dari Cara Kerja Hingga Manfaatnya
Selain kedua jenis terapi listrik di atas, ada beberapa opsi terapi listrik lain yang bisa disesuaikan dengan kondisi setiap orang, yaitu:
Sebelum menjalani prosedur terapi listrik apapun, harus atas supervisi dan diagnosis pasti dari dokter. Utamanya jika ada terapi listrik yang masuk dalam program penyembuhan selama di rumah, ada instruksi pengoperasian alat yang harus diikuti dengan tepat.
Banyak orang memilih prosedur terapi listrik karena tidak menimbulkan rasa sakit dan targetnya benar-benar tercapai. Elektroda akan ditempatkan di kulit tidak jauh dari lokasi rasa sakit, baik itu otot maupun saraf. Pasien akan merasakan sensasi gatal ketika gelombang elektrik dikirimkan.
Efek samping yang paling umum terjadi adalah muncul iritasi di area kulit yang ditempeli elektroda. Selain itu, ada juga efek samping lebih serius terhadap jantung, itu sebabnya tidak boleh digunakan oleh orang yang memakai alat pacu jantung.
Bergantung pada jenis terapi listrik yang diberikan, pasien juga akan merasakan kontraksi otot secara berulang. Umumnya, satu kali prosedur terapi listrik akan berlangsung selama 5-15 menit bergantung pada kondisi fisik masing-masing.
Lebih jauh lagi, terapi listrik menjadi pilihan pengobatan untuk berbagai penyakit seperti:
Para peneliti juga terus mengembangkan studi untuk mengetahui apakah terapi listrik bisa membantu penderita multiple sclerosis agar bisa kembali berjalan.
Selain terapi listrik, jenis terapi lain yang lebih sederhana bisa dengan berolahraga menggunakan berat badan sendiri, weights, atau resistance bands. Memberikan kompres es batu atau kompres hangat, stretching, hingga pijatan juga bisa efektif pada kondisi fisik tertentu pasien.
Advertisement
Referensi
Artikel Terkait
Waktu yang tepat untuk olahraga skipping bisa memengaruhi hasilnya terhadap kebugaran tubuh. Berapa lama sebaiknya Anda melakukan skipping? Berikut ini rekomendasinya.
Flakka adalah cathinone sintetis yang masuk ke dalam kelas obat psikoaktif. Flakka merupakan jenis narkoba yang lebih berbahaya daripada kokain dan juga meth.
Teh Darjeeling adalah salah satu jenis teh hitam dari India. Jarang yang tahu kalau teh hitam ini memiliki banyak manfaat, seperti menyehatkan jantung, melawan kanker, hingga menurunkan gula darah.
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. R. H. Rafsanjani
Dijawab oleh dr. Farahdissa
Dijawab oleh dr. Farahdissa
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved