Stigma gangguan jiwa yang berkembang di masyarakat seringkali membuat penderitanya menerima perlakuan diskriminatif. Padahal, tidak semua stigma terkait gangguan mental tersebut benar adanya.
22 Jul 2021
Ditinjau oleh dr. Anandika Pawitri
Penderita gangguan mental tidak selalu berbahaya, bahkan mereka rentan menjadi korban kekerasan.
Table of Content
Stigma gangguan jiwa yang ada di masyarakat seringkali membuat penderitanya menerima perlakuan diskriminasi dari masyarakat. Hal tersebut yang kemudian membuat penderita gangguan mental seringkali tidak memperoleh penanganan seperti seharusnya.
Advertisement
Sebagai contoh, ketika tahu ada orang yang menderita gangguan mental, penderitanya malah dibawa ke dukun karena dianggap kerasukan oleh makhluk halus. Bahkan, beberapa penderita gangguan jiwa malah dipasung karena ditakutkan dapat melukai orang lain. Tindak penanganan tersebut tentu sangat salah dan berpotensi memperparah kondisi mereka.
Lantas, stigma gangguan mental apa saja yang selama ini berkembang di masyarakat? Lalu, apakah stigma yang melekat pada penderita gangguan jiwa tersebut memang benar adanya? Simak penjelasannya di bawah ini.
Banyak stigma terkait penderita gangguan mental yang selama ini berkembang di masyarakat. Stigma-stigma itulah yang kemudian membuat penderita gangguan jiwa mendapat cap negatif dari masyarakat. Padahal, tidak semua stigma tersebut benar.
Berikut ini beberapa stigma gangguan jiwa yang sering muncul dan faktanya:
Kita seringkali melihat orang dengan gangguan jiwa yang melakukan tindakan berbahaya. Hal tersebut yang kemudian membuat semua penderita gangguan mental menerima cap negatif dari masyarakat.
Padahal, tidak semua orang-orang yang mengalami gangguan mental berperilaku agresif dan berbahaya. Bahkan penderita gangguan mental lebih rentan menjadi korban kekerasan.
Penderita gangguan mental tetap dapat beraktivitas secara normal jika memperoleh penanganan yang tepat. Orang-orang dengan gangguan mental tetap bisa produktif, sama atau bahkan lebih dari mereka yang sehat.
Banyak orang berpikir bahwa penderita gangguan mental tidak dapat menangani stres mereka sendiri. Padahal, penderitanya mungkin saja punya cara-cara menangani stres yang lebih baik daripada orang yang tidak memiliki gangguan mental. Beberapa dari mereka umumnya belajar menangani stres dengan cara yang benar agar kondisinya tidak semakin parah.
Beberapa orang masih sering menganggap bahwa gangguan mental disebabkan kepribadian yang buruk seperti malas. Padahal sebenarnya, gangguan mental dipicu oleh berbagai macam faktor, mulai dari latar belakang keluarga, biologis, hingga perlakuan dari orang-orang sekitar.
Gangguan mental bisa dialami oleh semua orang, misalnya depresi. Beberapa orang masih berpikir bahwa depresi hanya dapat dialami oleh orang dewasa. Padahal, kondisi ini juga dapat dialami oleh siapa saja, termasuk anak-anak.
Anda mungkin sering mendengarkan pernyataan bahwa gangguan mental hanyalah sebuah “fase” yang harus dilalui dalam hidup dan penderitanya hanya perlu menjadi lebih tegar dan kuat.
Gangguan mental merupakan sesuatu yang nyata dan dapat mengganggu kehidupan sehari-hari penderitanya. Oleh sebab itu, penanganan yang tepat perlu dilakukan supaya kondisi penderitanya tidak bertambah parah.
Beberapa pelaku kejahatan seringkali mengaku bahwa mereka menderita gangguan mental agar lolos dari hukuman. Hal itulah yang kemudian membuat orang berpikir bahwa kondisi ini hanyalah salah satu alasan agar bisa berperilaku buruk.
Gangguan mental bukanlah alasan agar seseorang dapat berperilaku buruk. Tak ada seorang pun yang ingin mengalami hal tersebut. Sebagai contoh, penderita kleptomania tidak mencuri karena kebutuhan ekonomi, tetapi sebagai cara mengatasi rasa cemas yang dirasakan karena kemunculan dorongan untuk mencuri secara kuat dan terus-menerus.
Agar kondisinya tidak bertambah parah, penderita gangguan jiwa perlu mendapatkan tindak penanganan yang tepat. Beberapa cara yang bisa dilakukan untuk membantu orang dengan gangguan mental, di antaranya:
Memberi tahu penderitanya bahwa Anda khawatir dengan mereka adalah cara yang baik untuk membuka percakapan. Dengan begitu, penderitanya akan merasa bahwa ada orang yang peduli mereka dan tidak ragu untuk meminta bantuan.
Memperlakukan penderita dengan gangguan jiwa membuat mereka merasa terisolasi. Cobalah untuk bersikap seperti biasa. Jangan lupa untuk menawarkan dirimu sebagai tempat mereka bercerita.
Anda perlu bersikap sabar saat menunggu penderita gangguan mental membuka diri. Apabila mereka tidak ingin dibantu, tanyakan alasannya secara lembut dan perlahan. Jika bersikeras tidak mau dibantu, dengarkan saja apa yang menjadi keluh kesahnya tanpa menghakimi.
Jangan memaksa penderita gangguan jiwa untuk menceritakan masalahnya atau pergi ke dokter untuk mendapatkan pengobatan. Hal tersebut dapat membuat mereka merasa tidak nyaman. Sampaikanlah saja bahwa mereka dapat menghubungi Anda ketika perlu bantuan.
Baca Juga
Stigma gangguan jiwa seringkali membuat penderitanya menerima perlakuan diskriminatif dari masyarakat. Oleh sebab itu, sangat penting bagi kita semua untuk mengetahui apakah stigma yang berkembang tersebut benar atau salah.
Penderita gangguan mental perlu mendapat bantuan dari orang-orang di sekitarnya. Tindakan diskriminatif hanya akan membuat kondisi mereka bertambah parah.
Apabila Anda memiliki pertanyaan seputar masalah kesehatan, Anda bisa bertanya langsung dengan dokter di aplikasi kesehatan keluarga SehatQ secara gratis. Unduh aplikasi SehatQ sekarang di App Store atau Google Play.
Advertisement
Referensi
Artikel Terkait
Gangguan psikotik adalah gangguan yang umumnya ditandai dengan beberapa gejala, seperti mood sulit ditebak, menarik diri dari pergaulan sosial, dan tidak ada minat dengan hal-hal di sekitar. Penderita gangguan psikotik umumnya tidak dapat memisahkan antara realita dan halusinasi.
Merenung ternyata dapat berpengaruh positif dan negatif pada kehidupan. Bagaimana cara mengenali dan mengatasinya dapat membantu Anda menjaga kesehatan mental?
Stockholm syndrome adalah gangguan mental yang namanya sering dijadikan referensi karya para musisi dunia. Jangan salah, kondisi ini harus segera ditangani.
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. Dwiana Ardianti
Dijawab oleh dr. Farahdissa
Dijawab oleh dr. Lizsa Oktavyanti
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved