Stadium kanker serviks dibagi berdasarkan tingkat keparahan dan penyebaran kanker, mulai dari 0 hingga 4. Gejala dan pengobatannya pun berbeda-beda.
2023-03-22 00:10:32
Ditinjau oleh dr. Reni Utari
Stadium kanker serviks dibagi menjadi 5 stadium, yaitu stadium 0 hingga 4
Stadium kanker serviks (leher rahim) adalah sistem pengelompokan tingkat keparahan kanker serviks. Semakin tinggi stadiumnya, berarti penyebaran sel kanker sudah semakin luas. Tingkatan ini secara umum dibagi menjadi 4, yaitu stadium 1 hingga 4. Namun, sebagian juga ada yang mengelompokkannya dari stadium 0.
Advertisement
Menentukan stadium kanker serviks adalah langkah awal yang sangat penting untuk menentukan pengobatan yang paling tepat untuk kondisi ini.
Sistem pengelompokkan tahapan kanker serviks yang paling umum digunakan adalah yang dibuat oleh FIGO, alias International Federation of Gynecology and Obstetrics.
Pada sistem yang dibuat FIGO, kanker serviks dikelompokkan menjadi ke dalam stadium 1 hingga stadium 4.
Namun ada juga pengelompokan yang memasukkan stadium 0 ke dalam pengelompokan kanker serviks. Berikut penjelasan masing-masing stadiumnya:
Kanker serviks stadium 0 berarti sudah ada kemunculan sel prakanker yang muncul di area dinding serviks, tapi belum masuk ke dalam leher rahim. Kanker stadium 0 disebut juga sebagai carcinoma in situ.
Pada tahap ini, biasanya pasien tidak akan merasakan gejala apa pun. Akan tetapi pada perempuan yang rutin menjalani screening atau pemeriksaan kanker serviks, carcinoma in situ bisa terdeteksi sejak dini.
Hal ini membuat pengobatan bisa segera dilakukan sebelum sel tersebut berkembang menjadi sel kanker. Kemungkinan seseorang pulih juga cukup besar pada tahap ini.
Pada kanker serviks stadium 1, sel kanker yang ada di permukaan serviks sudah masuk semakin dalam ke jaringan. Pada tahap ini, sel kanker belum menyebar ke kelenjar getah bening terdekat maupun ke jaringan lain yang jauh.
Kanker serviks tahap 1 dibagi lagi menjadi dua tingkatan, yaitu:
Pada tahap ini, jumlah sel kanker masih sangat sedikit, sehingga mungkin tidak ada gejala fisik yang terlihat.
Sel kanker hanya bisa terlihat lewat mikroskop dan belum menyebar ke jaringan lain di dekatnya ataupun yang berada jauh dari area munculnya sel kanker pertama kali.
Kanker serviks stadium 1A bisa dibagi lagi menjadi dua tingkat, yaitu:
Sel kanker jumlahnya masih sangat sedikit dan baru tumbuh kurang dari 3 mm dari permukaan jaringan serviks.
Ukuran sel kanker sedikit lebih besar yaitu sudah tumbuh sekitar 3-5 mm ke dalam jaringan serviks.
Kanker serviks stadium 1B juga belum menyebar ke jaringan lain yang berada di dekat maupun jauh dari lokasi awal kanker. Tingkat ini dibagi menjadi tiga tingkat, yaitu:
Sel kanker sudah tumbuh sekitar 5 mm ke dalam jaringan serviks tapi ukurannya tidak lebih dari 2 cm.
Ukuran sel kanker sudah lebih dari 2 cm tapi tidak lebih dari 4 cm.
Ukuran kanker sudah berkembang hingga setidaknya 4 cm. Namun, lokasinya masih terbatas di serviks saja.
Gejala kanker serviks biasanya tidak begitu kentara pada stadium 1. Beberapa orang bahkan tidak merasakan gejala apa pun.
Namun, ada beberapa gejala awal kanker serviks yang mungkin muncul:
Mengingat gejala di atas juga bisa terjadi akibat penyakit lain, Anda perlu memeriksakan diri ke dokter untuk memastikannya.
Kanker serviks stadium 2 menandakan sel kanker sudah menyebar ke luar jaringan serviks dan rahim, tapi belum menyebar ke dinding panggul atau vagina bagian bawah.
Sel kanker juga belum menyebar ke kelenjar getah bening di dekat serviks ataupun jaringan lain yang lebih jauh.
Kanker leher rahim stadium dua bisa dibagi menjadi dua tingkat yang lebih spesifik, yaitu:
Ditandai dengan sudah menyebarnya sel kanker dari jaringan serviks dan rahim, tapi belum sampai ke jaringan sebelah serviks, yang dinamakan parametria.
Kanker serviks stadium 2A bisa dibagi lagi menjadi dua, yaitu 2A1 dan 2A2.
Pada stadium 2A1, ukuran kanker tidak lebih dari 4cm, sedangkan pada stadium 2A2 sudah lebih dari 4cm.
Ditandai dengan sel kanker yang sudah menyebar ke jaringan serviks, rahim, dan parametria.
Meski sama-sama stadium 2, pengobatan kanker serviks stadium 2A dan 2B berbeda.
Pada stadium 2A, pilihan perawatannya masih cukup beragam, seperti kemoterapi, radioterapi, operasi pengangkatan rahim alias histerektomi, hingga kemoradiasi lalu diikuti dengan histerektomi.
Sementara pada stadium 2B, operasi histerektomi sudah tidak lagi disarankan.
Kanker serviks stadium 3 ditandai dengan sudah menyebarnya sel kanker ke bagian bawah vagina atau dinding panggul. Sel kanker yang ada juga bisa menyumbat ureter atau saluran yang dilewati urine untuk bergerak dari ginjal ke kandung kemih.
Sebagian sudah menyebar ke kelenjar getah bening terdekat, sebagian lagi belum. Namun pada stadium ini, sel kanker dipastikan belum menyebar ke jaringan yang letaknya jauh dari lokasi awal kanker.
Kanker serviks stadium 3 dibagi lagi menjadi beberapa tingkat keparahan, yaitu:
Sel kanker sudah menyebar ke bagian bawah vagina, tapi tidak sampai ke dinding panggul.
Sel kanker juga belum menyebar ke kelenjar getah bening terdekat maupun jaringan lain yang jauh.
Sel kanker sudah menyebar ke dinding panggul dan menyebabkan penyumbatan salah satu maupun kedua ureter.
Kondisi ini bisa menyebabkan hidronefrosis (ginjal bengkak). Penyebaran belum sampai ke kelenjar getah bening terdekat maupun ke jaringan lain yang jauh.
Penyebaran sel kanker sudah mencapai kelenjar getah bening di panggul ataupun para-aorta.
Pada tahap ini, pasien bisa dirawat dengan terapi radiasi maupun kemoterapi. Terapi radiasi yang dilakukan biasanya ada dua jenis, yaitu beam radiation dan brachytherapy.
Sementara itu, obat kanker serviks stadium 3 yang biasa dipakai saat kemoterapi bisa berupa cisplatin, carboplatin, maupun campuran cisplatin dan fluorouracil.
Kanker leher rahim stadium 4 adalah tingkat yang paling berat, karena sel kanker sudah menyebar ke area yang jauh dari serviks, seperti tulang hingga paru-paru.
Stadium 4 kanker leher rahim dibagi lagi menjadi 2, yaitu:
Kanker sudah menyebar hingga ke kandung kemih ataupun rektum. Pada beberapa kasus, sel kanker juga tumbuh hingga ke luar area panggul.
Tahapan paling parah yang ditandai dengan penyebaran ke area yang sangat jauh dari serviks, seperti kelenjar getah bening yang jauh, paru-paru, dan tulang.
Gejala kanker serviks stadium 4 sebenarnya tidak jauh berbeda dari gejala pada tahap awal kanker. Namun biasanya, tingkat keparahan gejalanya jauh lebih intens.
Gejala juga tidak hanya muncul di area leher rahim tapi juga di area lain tempat sel kanker sudah menyebar.
Berikut ini beberapa gejala khas kanker serviks yang juga dapat dirasakan pada pasien stadium 4:
Kanker serviks yang sudah masuk stadium 4 biasanya akan sulit untuk disembuhkan. Perawatan yang dilakukan pada kondisi ini lebih bertujuan memperlambat pertumbuhan sel kanker yang ada di tubuh dan meredakan gejala yang dirasakan.
Pilihan perawatan untuk kanker serviks stadium ini antara lain terapi radiasi, kemoterapi, ataupun campuran keduanya. Beberapa pasien juga ada yang menjalani imunoterapi. Jenis perawatan yang dilakukan akan bergantung pada kondisi masing-masing pasien.
Harapan hidup untuk pasien kanker serviks stadium 4 tentu bisa berbeda-beda. Namun secara umum, orang dengan kondisi ini punya kesempatan sebesar 15-16 persen untuk bisa bertahan selama 5 tahun ke depan.
Baca Juga
Kanker serviks adalah salah satu jenis kanker yang paling umum diderita perempuan Indonesia. Apalagi, hingga kini belum diketahui apa yang menjadi penyebab kanker serviks.
Itu sebabnya, Anda perlu mewaspadai kemunculannya, salah satunya dengan memahami perbedaan stadium kanker serviks.
Anda juga dapat melakukan berbagai cara mencegah kanker serviks, seperti deteksi dini atau menjalani pola hidup sehat.
Apabila Anda masih punya pertanyaan seputar penyakit ini maupun kanker lain yang kerap menyerang wanita, diskusikan langsung dengan dokter melalui fitur Chat Dokter di aplikasi kesehatan SehatQ. Unduh secara gratis di App Store maupun Google Play.
Advertisement
Referensi
Artikel Terkait
Penyebab kista ovarium yang paling umum adalah ketidakseimbangan hormon akibat menstruasi maupun menopause. Risiko terkena penyakit ini juga akan meningkat pada wanita hamil dan pengidap endometriosis.
Beberapa metode pengobatan miom antara lain konsumsi obat antiinflamasi, terapi hormon, pasang KB spiral, dan operasi rahim. Jenis pengobatan akan disesuaikan dengan ukuran dan lokasi miom serta kondisi kesehatan pasien.
Obat varikokel yang biasa diberikan biasanya berfungsi sebagai pereda nyeri, seperti paracetamol. Lantas, bagaimana cara mengobati varikokel agar sembuh?
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. Farahdissa
Dijawab oleh dr. Dwiana Ardianti
Dijawab oleh dr. Dwiana Ardianti
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved