logo-sehatq
logo-kementerian-kesehatan
SehatQ for Corporate
TokoObatArtikelTindakan MedisDokterRumah SakitPenyakitChat DokterPromo
Kesehatan Pria

Memahami Spermatogenesis, Proses Pembentukan Sperma dalam Tubuh Pria

open-summary

Spermatogenesis adalah siklus lengkap produksi dan pematangan sperma. Proses pembentukan ini akan berlangsung terus menerus sepanjang hidup.


close-summary

27 Sep 2022

| Atifa Adlina

Ditinjau oleh dr. Anandika Pawitri

proses pembentukan sperma (spermatogenesis)

Tahapan serta proses pembentukan sperma (spermatogenesis)

Table of Content

  • Proses spermatogenesis dalam tubuh pria
  • Faktor yang memengaruhi spermatogenesis
  • Perbedaan spermatogenesis dan oogenesis
  • Catatan SehatQ

Dalam sistem reproduksi pria, terdapat istilah yang dikenal sebagai spermatogenesis. Spermatogenesis adalah proses pembentukan sperma. Apa saja tahapan dan hal-hal yang memengaruhi pembentukan sperma?

Advertisement

Simak lengkapnya dalam artikel ini.

Proses spermatogenesis dalam tubuh pria

Sperma adalah sel reproduksi pria yang biasa juga dikenal sebagai gamet, alias sel kelamin. Istilah gamet menyiratkan bahwa sel merupakan setengah dari keseluruhan.

Spermatogenesis adalah proses pembentukan sel sperma yang terjadi di dalam testis, tepatnya tubulus seminiferus. Tubulus seminiferus adalah tabung kecil di dalam testis. 

Pada dinding tubulus, terdapat sel Sertoli yang berfungsi memberikan makanan untuk sel sperma yang belum matang (sel germinal). 

Nantinya, sel germinal (spermatogonium) akan berkembang dan membentuk sperma, lalu akan menghasilkan spermatozoa haploid.

Sel germinal yang telah matang akan membelah dan berubah hingga menyerupai berudu (sperma) dengan kepala dan ekor pendek.

Pada manusia, spermatogenesis dimulai saat pubertas dan berlanjut sepanjang hidup. Biasanya, prosesnya akan berlangsung sekitar 64 hari.

Dalam Histology Spermatogenesis, dijelaskan kalau tahapan atau urutan proses kompleks pembentukan sperma (spermatogenesis), terbagi dalam tiga langkah, yaitu:

  • Pertama, melibatkan pembelahan sel secara mitosis yang memungkinkan spermatogonia (sel germinal atau calon sperma) berkembang biak.
  • Langkah kedua adalah meiosis. Pada tahap ini, calon sel sperma diploid akan membentuk sel sperma haploid. Ini adalah sel sperma yang dapat membawa data genetik satu set kromosom.
  • Pada pembelahan meiosis, spermatosit primer akan berubah menjadi spermatosit sekunder. Pembelahan akan terjadi sampai pembentukan spermatid bulat.
  • Tahap akhir spermatogenesis, pembelahan sel akan terjadi sampai proses spermatid lalu menjadi sel sperma matang (spermatozoa).
  • Pada akhir spermatogenesis, dari satu sel induk sperma (spermatogonia) akan menghasilkan empat sperma matang yang bersifat haploid.
  • Saat sperma sudah matang, sperma akan bergerak ke dalam epididimis, yaitu tabung yang terhubung ke testis sebagai tempat penyimpanan sperma.
  • Epididimis berperan sebagai tempat penyimpanan sperma hingga dikeluarkan lewat proses ejakulasi.

Sperma yang matang memiliki kepala mengandung materi genetik serta ekor untuk membantu melakukan perjalanan ke dalam sel telur di dalam tubuh wanita untuk pembuahan.

Baca Juga

  • Jenis Olahraga Menguatkan Ereksi yang Tingkatkan Vitalitas Pria
  • 7 Penyebab Skrotum Gatal, Akibat Kurang Bersih Atau Masalah Medis?
  • Apakah Ada Obat Pembesar Penis yang Benar-Benar Ampuh?

Faktor yang memengaruhi spermatogenesis

Berikut adalah berbagai faktor memengaruhi proses terbentuknya sperma, di antaranya adalah:

1. Hormon

Hormon memegang peranan penting dalam spermatogenesis. Beberapa jenis hormon yang mempunyai andil dalam proses ini, yaitu:

LH (Luteinizing Hormone)

LH berfungsi untuk merangsang sel Leydig yang terdapat di testis untuk menghasilkan hormon testosteron yang dapat mendorong proses spermatogenesis terjadi.

FSH (Folicle Stimulating Hormone)

FSH adalah hormon yang dapat merangsang sel Sertoli yang berada di dalam tabung tubulus seminiferus untuk menghasilkan ABP (Androgen Binding Protein). 

Fungsinya adalah untuk melindungi, menunjang, dan memberi makan benih sperma hingga menjadi sperma yang matang. 

Testosteron

Hormon testosteron dihasilkan oleh testis yang berfungsi merangsang perkembangan organ seks untuk melakukan spermatogenesis.

Keseimbangan hormon-hormon di atas akan membantu pembentukan sperma yang berkualitas.

Sebaliknya, jika terjadi ketidakseimbangan hormon, kemungkinan akan terjadi penurunan kualitas sperma. Kondisi ini dapat menyebabkan gagalnya sperma dalam membuahi sel telur.

2. Suhu testis

Spermatogenesis terjadi di testis. Itu sebabnya, peningkatan suhu testis bisa menyebabkan berkurangnya pergerakan dan jumlah sperma, serta meningkatkan jumlah sperma yang abnormal di dalam semen.

Contohnya, akibat demam berkepanjangan atau terlalu lama melakukan kegiatan dengan kondisi panas yang berlebihan, atau memakai celana terlalu ketat juga dapat meningkatkan suhu testis.

Pada spermatogenesis, suhu ideal adalah sekitar 33,5° C (lebih rendah dari suhu tubuh).

3. Penyakit

Penyakit serius pada testis atau terjadinya penyumbatan pada vas deferens bisa mengakibatkan azoospermia. Azoospermia adalah kondisi ketika tidak terdapat sperma sama sekali di dalam cairan semen.

Selain itu, proses pembentukan sperma juga mungkin terhambat jika terjadi pelebaran vena di dalam skrotum (kantung testis). Kondisi ini dinamakan varikokel. Varikokel menyebabkan terhalangnya aliran darah menuju testis.

4. Obat-obatan

Penggunaan obat-obatan, seperti cimetidine, spironolakton dan nitrofurantoin, atau pemakaian ganja, dapat memengaruhi jumlah sperma yang dihasilkan pada proses spermatogenesis.

Perbedaan spermatogenesis dan oogenesis

Selain spermatogenesis, dalam proses pembentukan sel reproduksi dikenal juga istilah oogenesis.

Meski tujuan utama spermatogenesis dan oogenesis sama, yakni proses pembentukan sel reproduksi, keduanya memiliki perbedaan. 

Spermatogenesis bertujuan dalam proses pembentukan sperma dalam tubuh pria. Sementara Oogenesis terjadi pada wanita, yaitu proses pembentukan sel telur. 

Nantinya, pembuahan sperma dan sel telur akan berkembang menjadi embrio.

Catatan SehatQ

Proses pembentukan sperma akan berlangsung terus-menerus seumur hidup. Namun biasanya, jumlahnya dan kualitasnya akan menurun seiring bertambahnya usia.

Hal ini juga berkaitan dengan penurunan jumlah testosteron yang akan menurun seiring waktu.

Menjaga pola hidup sehat, seperti konsumsi makanan bergizi dan rajin berolahraga bisa menjadi cara menjaga kualitas sperma yang murah dan mudah. Terutama, jika Anda dan pasangan sedang merencanakan kehamilan.

Ingin mengetahui lebih lanjut mengenai spermatogenesis? Tanyakan langsung pada dokter di aplikasi Kesehatan keluarga SehatQ.

Download sekarang di App store dan Google Play.

Advertisement

spermakesehatan priareproduksi pria

Referensi

Bagikan

Artikel Terkait

Diskusi Terkait di Forum

Advertisement

logo-sehatq

Langganan Newsletter

Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.

Metode Pembayaran

Bank BCABank MandiriBank BNIBank Permata
Credit Card VisaCredit Card Master CardCredit Card American ExpressCredit Card JCBGopay

Fitur

  • Toko
  • Produk Toko
  • Kategori Toko
  • Toko Merchant
  • Booking
  • Promo
  • Artikel
  • Chat Dokter
  • Penyakit
  • Forum
  • Review
  • Tes Kesehatan

Perusahaan

Follow us on

  • FacebookFacebook
  • TwitterTwitter
  • InstagramInstagram
  • YoutubeYoutube
  • LinkedinLinkedin

Download SehatQ App

Temukan di APP StoreTemukan di Play Store

Butuh Bantuan?

Jam operasional: 24 Jam

Hubungi Kami+6221-27899827

© SehatQ, 2023. All Rights Reserved