logo-sehatq
logo-kementerian-kesehatan
Forum
Kesehatan Mental

Apa itu Sosiopat dan Bagaimana Cara Mengenalinya?

open-summary

Sosiopat adalah gangguan kepribadian yang ditandai dengan perilaku antisosial. Perilaku ini dapat dipengaruhi oleh faktor genetik, pola asuh yang tidak baik, hingga pengalaman traumatis.


close-summary

Ditinjau secara medis oleh dr. Reni Utari

23 Apr 2023

Sosiopat adalah gangguan kepribadian yang sering mengabaikan hak dan perasaan orang lain

Orang sosiopat tidak mau mematuhi aturan dan norma sosial secara konsisten

Table of Content

  • 9 Ciri-ciri sosiopat
  • Kenapa orang bisa menjadi sosiopat?
  • Apa beda sosiopat dan psikopat?
  • Catatan SehatQ

Sosiopat adalah gangguan kepribadian yang ditandai dengan perilaku antisosial. Orang dengan kepribadian ini tidak mau mematuhi aturan maupun norma sosial secara konsisten, serta sering mengabaikan hak dan perasaan orang lain. 

Advertisement

Pengidap sosiopat juga cenderung dengan sengaja membuat orang lain marah atau kesal. Tak hanya itu, mereka suka berbohong dan berperilaku kasar atau impulsif. 

Untuk memastikan apakah seseorang sosiopat atau tidak, perlu dilakukan pemeriksaan oleh psikolog atau psikiater. Namun, untuk membantumu mengenalinya, perhatikan tanda-tanda berikut. 

9 Ciri-ciri sosiopat

Ada beberapa tanda yang dapat ditunjukkan ketika seseorang mengalami gangguan kepribadian sosiopat, di antaranya meliputi:

1. Kurang memiliki empati

Salah satu tanda khas dari seorang sosiopat (sociopath) adalah rasa empati yang minim. Empati merupakan kemampuan untuk memahami keadaan emosional orang lain.

Orang dengan gangguan kepribadian ini tidak mampu mengakui atau mengidentifikasi perasaan orang lain. Hal ini membuat mereka tidak menunjukkan penyesalan atas tindakannya, terlepas dari betapa bahayanya tindakan tersebut bagi orang lain.

2. Minim hati nurani

Di sisi lain, penderita sosiopat masih memiliki hati nurani. Namun, kadar perasaan ini pun sangat terbatas dalam diri mereka.

Pengidap sosiopat menyadari bahwa tindakannya salah. Tapi, mereka memilih untuk mengabaikan rasa bersalah tersebut, bahkan cenderung membenarkan tindakan yang berdampak negatif pada orang lain.

3. Manipulatif

orang sosiopat cenderung manipulatif
Orang sosiopat suka memanipulasi orang lain

Salah satu ciri-ciri sosiopat adalah pandai bersilat lidah atau manipulatif. Mereka tidak akan ragu-ragu untuk menipu orang lain demi keuntungan atau kepuasan pribadinya.

Mereka bisa berbohong tanpa mengubah ekspresinya sedikit pun. Perilaku inilah yang membuat orang-orang di sekitar penderita tidak bisa membedakan mana kata-katanya yang benar dan mana yang termasuk kebohongan.

4. Impulsif

Karakteristik sosiopat berikutnya adalah perilaku impulsif disertai sifat agresif dan amarah yang meledak-ledak. Penderita juga memiliki ego yang besar, sehingga sering tidak memikirkan akibat atau imbas dari tindakan mereka, baik pada diri sendiri maupun orang lain.

Karena sikapnya tersebut, pengidap sociopath sering melakukan tindakan yang bertentangan dengan hukum.

5. Agresif

Penderita sosiopat cenderung menunjukkan perilaku agresif. Inilah yang membuat mereka sering berkelahi atau melakukan penyerangan fisik pada orang lain.

Karena sikap agresifnya, orang dengan gangguan kepribadian antisosial ini kerap mengabaikan keselamatan pribadi maupun orang lain.

6. Mengabaikan norma dan aturan

Orang sosiopat sering kali mengabaikan norma dan aturan sosial. Mereka mungkin melanggar peraturan di sekolah atau tempat kerja.

Orang yang mengalami sosiopat bahkan dapat melakukan tindakan kriminal, seperti mencuri, menguntit dan melecehkan orang lain, hingga menghancurkan properti.

7. Tidak punya rasa tanggung jawab

Di samping kerap bertindak spontan (impulsif), sosiopat tidak memiliki rasa tanggung jawab. Mulai dari tanggung jawab terhadap dirinya sendiri hingga orang lain, termasuk keluarga.

Itulah yang membuat pengidap antisosial ini tidak mampu mempertahankan pekerjaan maupun kehidupan sosialnya. Contohnya, terlalu sering bolos bekerja atau tidak bisa menjaga hubungan asmara.

8. Selalu mementingkan diri sendiri

Pengidap sosiopat tak ragu untuk menyalahkan orang lain atas kesalahan yang ia lakukan. Mereka akan berusaha untuk mencari alasan apapun agar tidak perlu mengakui perbuatannya.

Sebagai contoh, sosiopat dalam dunia kerja akan memanipulasi orang-orang di sekitarnya sedemikian rupa untuk mencapai ambisinya. Hal ini juga kerap membuat dirinya tidak memiliki teman.

9. Cenderung narsis

Ciri selanjutnya dari sosiopat adalah hanya peduli pada dirinya sendiri dan menjurus ke arah sikap narsistik. Penderita selalu merasa bahwa dirinya yang paling benar dan paling hebat.

Karena itu, mereka suka merendahkan orang lain dan egois. Mereka juga takkan ragu untuk berbuat curang dan menyakiti orang lain agar mendapatkan keinginannya.

Orang dewasa dengan gangguan kepribadian antisosial bisanya sudah menunjukkan gangguan perilaku sebelum berusia 15 tahun. Berbagai faktor yang bisa memicu kondisi ini juga bermacam-macam.

Baca Juga: Macam-macam Gangguan Kepribadian yang Perlu Diketahui Secara Umum

Kenapa orang bisa menjadi sosiopat?

Penyebab sosiopat belum diketahui secara pasti hingga saat ini. Namun, banyak ahli menganggap bahwa hal ini dipengaruhi oleh faktor genetik dan situasi atau pengalaman hidup, sebagai berikut:

  • Genetik

Kepribadian tertentu bisa diturunkan oleh orangtua melalui gen. Ketika kamu memiliki anggota keluarga yang menderita gangguan sosiopat, hal ini dapat membuatmu lebih rentan untuk terkena penyakit yang sama.

  • Pola asuh yang kurang baik

Anak-anak yang tidak mendapat perhatian dari orangtua ataupun pengasuh, serta kehidupan keluarga yang tidak stabil, bisa memicu perkembangan gangguan kepribadian antisosial.

  • Pengalaman traumatis

anak mengalami kekerasan
Pengalaman traumatis pada masa kanak-kanak bisa menjadi faktor risiko sosiopat

Anak yang mengalami pelecehan, kekerasan, dan manipulasi sejak dini dapat meniru perilaku tersebut. Hal ini kemudian bisa meningkatkan risiko sosiopat di kemudian hari.

  • Cedera kepala

Cedera kepala atau kerusakan pada lobus frontal otak, yang terjadi akibat cedera kepala atau kondisi progresif, seperti demensia, dapat memicu perilaku antisosial.

Jika memiliki faktor risiko tersebut, kamu sebaiknya berkonsultasi pada psikolog atau psikiater untuk menentukan kemungkinanmu untuk menjadi seorang sosiopat dan mendapatkan bantuan yang tepat. 

Tak hanya itu, pemeriksaan dengan dokter ahli jiwa juga bisa membedakan sosiopat dengan gangguan kejiwaan lain, misalnya psikopat.

Apa beda sosiopat dan psikopat?

Untuk membantumu memahaminya, berikut adalah beberapa perbedaan sosiopat dan psikopat:

  • Hati nurani

Hal utama yang membedakan sosiopat dan psikopat adalah ada tidaknya hati nurani. Orang sosiopat masih memiliki sedikit perasaan ini meski hal ini tetap tidak menghentikan perilaku mereka. Sedangkan psikopat sama sekali tidak memilikinya. Dengan ini, keduanya tetap bisa membahayakan diri sendiri maupun orang lain.

  • Tindakan

psikopat
Psikopat selalu memperhitungkan langkahnya dengan kepala dingin

Poin perbedaan kedua adalah sosiopat cenderung bertindak spontan (impulsif), sementara psikopat penuh perhitungan. 

Seorang sosiopat juga sering melakukan sesuatu tanpa pikir panjang, sehingga kerap melanggar peraturan. Sedangkan seorang psikopat selalu memperhitungkan semua langkahnya dengan kepala dingin. Mereka akan menggunakan cara yang lebih halus (bahkan menawan) untuk menipu korbannya, jadi korban tidak menyadari jebakan tersebut.

  • Keterikatan

Orang dengan gangguan kepribadian sosiopat masih bisa membentuk keterikatan dengan individu atau kelompok tertentu meski jumlahnya terbatas. Sementara itu, psikopat tidak dapat membentuk atau mempertahankan ikatan yang tulus dengan orang lain.

Baca Juga: 20 Ciri-ciri Psikopat yang Patut Anda Waspadai

Catatan SehatQ

Apabila kamu mengenali ciri-ciri sosiopat atau psikopat pada diri sendiri ataupun orang terdekat, ada baiknya untuk menjalani konsultasi dengan psikolog maupun psikiater.

Penanganan tertentu dapat digunakan dalam mengatasi gangguan kepribadian antisosial tersebut. Misalnya, psikoterapi yang rutin dan terapi perilaku kognitif bersama psikolog maupun psikiater yang berpengalaman.

Jika ingin bertanya lebih lanjut mengenai apa itu sosiopat, kamu bisa berkonsultasi dengan dokter di aplikasi kesehatan keluarga SehatQ. Download aplikasinya di App Store dan Google Play sekarang!

Advertisement

gangguan kepribadiangangguan mentalkesehatan mental

Ditulis oleh Lenny Tan

Referensi

Bagikan

Artikel Terkait

Diskusi Terkait di Forum

Advertisement

logo-sehatq
    FacebookTwitterInstagramYoutubeLinkedin

Langganan Newsletter

Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.

Perusahaan

Dukungan

Butuh Bantuan?

Jam operasional:
07:00 - 20:00 WIB

Hubungi Kami+6221-27899827

© SehatQ, 2023. All Rights Reserved