Sosiopat adalah gangguan kepribadian yang ditandai dengan perilaku antisosial. Perilaku ini dapat dipengaruhi oleh faktor genetik, pola asuh yang tidak baik, hingga pengalaman traumatis.
Ditinjau secara medis oleh dr. Reni Utari
23 Apr 2023
Orang sosiopat tidak mau mematuhi aturan dan norma sosial secara konsisten
Table of Content
Sosiopat adalah gangguan kepribadian yang ditandai dengan perilaku antisosial. Orang dengan kepribadian ini tidak mau mematuhi aturan maupun norma sosial secara konsisten, serta sering mengabaikan hak dan perasaan orang lain.
Advertisement
Pengidap sosiopat juga cenderung dengan sengaja membuat orang lain marah atau kesal. Tak hanya itu, mereka suka berbohong dan berperilaku kasar atau impulsif.
Untuk memastikan apakah seseorang sosiopat atau tidak, perlu dilakukan pemeriksaan oleh psikolog atau psikiater. Namun, untuk membantumu mengenalinya, perhatikan tanda-tanda berikut.
Ada beberapa tanda yang dapat ditunjukkan ketika seseorang mengalami gangguan kepribadian sosiopat, di antaranya meliputi:
Salah satu tanda khas dari seorang sosiopat (sociopath) adalah rasa empati yang minim. Empati merupakan kemampuan untuk memahami keadaan emosional orang lain.
Orang dengan gangguan kepribadian ini tidak mampu mengakui atau mengidentifikasi perasaan orang lain. Hal ini membuat mereka tidak menunjukkan penyesalan atas tindakannya, terlepas dari betapa bahayanya tindakan tersebut bagi orang lain.
Di sisi lain, penderita sosiopat masih memiliki hati nurani. Namun, kadar perasaan ini pun sangat terbatas dalam diri mereka.
Pengidap sosiopat menyadari bahwa tindakannya salah. Tapi, mereka memilih untuk mengabaikan rasa bersalah tersebut, bahkan cenderung membenarkan tindakan yang berdampak negatif pada orang lain.
Salah satu ciri-ciri sosiopat adalah pandai bersilat lidah atau manipulatif. Mereka tidak akan ragu-ragu untuk menipu orang lain demi keuntungan atau kepuasan pribadinya.
Mereka bisa berbohong tanpa mengubah ekspresinya sedikit pun. Perilaku inilah yang membuat orang-orang di sekitar penderita tidak bisa membedakan mana kata-katanya yang benar dan mana yang termasuk kebohongan.
Karakteristik sosiopat berikutnya adalah perilaku impulsif disertai sifat agresif dan amarah yang meledak-ledak. Penderita juga memiliki ego yang besar, sehingga sering tidak memikirkan akibat atau imbas dari tindakan mereka, baik pada diri sendiri maupun orang lain.
Karena sikapnya tersebut, pengidap sociopath sering melakukan tindakan yang bertentangan dengan hukum.
Penderita sosiopat cenderung menunjukkan perilaku agresif. Inilah yang membuat mereka sering berkelahi atau melakukan penyerangan fisik pada orang lain.
Karena sikap agresifnya, orang dengan gangguan kepribadian antisosial ini kerap mengabaikan keselamatan pribadi maupun orang lain.
Orang sosiopat sering kali mengabaikan norma dan aturan sosial. Mereka mungkin melanggar peraturan di sekolah atau tempat kerja.
Orang yang mengalami sosiopat bahkan dapat melakukan tindakan kriminal, seperti mencuri, menguntit dan melecehkan orang lain, hingga menghancurkan properti.
Di samping kerap bertindak spontan (impulsif), sosiopat tidak memiliki rasa tanggung jawab. Mulai dari tanggung jawab terhadap dirinya sendiri hingga orang lain, termasuk keluarga.
Itulah yang membuat pengidap antisosial ini tidak mampu mempertahankan pekerjaan maupun kehidupan sosialnya. Contohnya, terlalu sering bolos bekerja atau tidak bisa menjaga hubungan asmara.
Pengidap sosiopat tak ragu untuk menyalahkan orang lain atas kesalahan yang ia lakukan. Mereka akan berusaha untuk mencari alasan apapun agar tidak perlu mengakui perbuatannya.
Sebagai contoh, sosiopat dalam dunia kerja akan memanipulasi orang-orang di sekitarnya sedemikian rupa untuk mencapai ambisinya. Hal ini juga kerap membuat dirinya tidak memiliki teman.
Ciri selanjutnya dari sosiopat adalah hanya peduli pada dirinya sendiri dan menjurus ke arah sikap narsistik. Penderita selalu merasa bahwa dirinya yang paling benar dan paling hebat.
Karena itu, mereka suka merendahkan orang lain dan egois. Mereka juga takkan ragu untuk berbuat curang dan menyakiti orang lain agar mendapatkan keinginannya.
Orang dewasa dengan gangguan kepribadian antisosial bisanya sudah menunjukkan gangguan perilaku sebelum berusia 15 tahun. Berbagai faktor yang bisa memicu kondisi ini juga bermacam-macam.
Baca Juga: Macam-macam Gangguan Kepribadian yang Perlu Diketahui Secara Umum
Penyebab sosiopat belum diketahui secara pasti hingga saat ini. Namun, banyak ahli menganggap bahwa hal ini dipengaruhi oleh faktor genetik dan situasi atau pengalaman hidup, sebagai berikut:
Kepribadian tertentu bisa diturunkan oleh orangtua melalui gen. Ketika kamu memiliki anggota keluarga yang menderita gangguan sosiopat, hal ini dapat membuatmu lebih rentan untuk terkena penyakit yang sama.
Anak-anak yang tidak mendapat perhatian dari orangtua ataupun pengasuh, serta kehidupan keluarga yang tidak stabil, bisa memicu perkembangan gangguan kepribadian antisosial.
Anak yang mengalami pelecehan, kekerasan, dan manipulasi sejak dini dapat meniru perilaku tersebut. Hal ini kemudian bisa meningkatkan risiko sosiopat di kemudian hari.
Cedera kepala atau kerusakan pada lobus frontal otak, yang terjadi akibat cedera kepala atau kondisi progresif, seperti demensia, dapat memicu perilaku antisosial.
Jika memiliki faktor risiko tersebut, kamu sebaiknya berkonsultasi pada psikolog atau psikiater untuk menentukan kemungkinanmu untuk menjadi seorang sosiopat dan mendapatkan bantuan yang tepat.
Tak hanya itu, pemeriksaan dengan dokter ahli jiwa juga bisa membedakan sosiopat dengan gangguan kejiwaan lain, misalnya psikopat.
Untuk membantumu memahaminya, berikut adalah beberapa perbedaan sosiopat dan psikopat:
Hal utama yang membedakan sosiopat dan psikopat adalah ada tidaknya hati nurani. Orang sosiopat masih memiliki sedikit perasaan ini meski hal ini tetap tidak menghentikan perilaku mereka. Sedangkan psikopat sama sekali tidak memilikinya. Dengan ini, keduanya tetap bisa membahayakan diri sendiri maupun orang lain.
Poin perbedaan kedua adalah sosiopat cenderung bertindak spontan (impulsif), sementara psikopat penuh perhitungan.
Seorang sosiopat juga sering melakukan sesuatu tanpa pikir panjang, sehingga kerap melanggar peraturan. Sedangkan seorang psikopat selalu memperhitungkan semua langkahnya dengan kepala dingin. Mereka akan menggunakan cara yang lebih halus (bahkan menawan) untuk menipu korbannya, jadi korban tidak menyadari jebakan tersebut.
Orang dengan gangguan kepribadian sosiopat masih bisa membentuk keterikatan dengan individu atau kelompok tertentu meski jumlahnya terbatas. Sementara itu, psikopat tidak dapat membentuk atau mempertahankan ikatan yang tulus dengan orang lain.
Baca Juga: 20 Ciri-ciri Psikopat yang Patut Anda Waspadai
Apabila kamu mengenali ciri-ciri sosiopat atau psikopat pada diri sendiri ataupun orang terdekat, ada baiknya untuk menjalani konsultasi dengan psikolog maupun psikiater.
Penanganan tertentu dapat digunakan dalam mengatasi gangguan kepribadian antisosial tersebut. Misalnya, psikoterapi yang rutin dan terapi perilaku kognitif bersama psikolog maupun psikiater yang berpengalaman.
Jika ingin bertanya lebih lanjut mengenai apa itu sosiopat, kamu bisa berkonsultasi dengan dokter di aplikasi kesehatan keluarga SehatQ. Download aplikasinya di App Store dan Google Play sekarang!
Advertisement
Ditulis oleh Lenny Tan
Referensi
Artikel Terkait
Xenophobia adalah istilah untuk menggambarkan ketakutan terhadap orang asing atau terhadap orang yang berbeda dari dirinya. Xenophobia merupakan salah satu bentuk diskriminasi.
22 Jan 2021
Otak punya kapasitas terbatas untuk menyimpan dan mengingat kembali berbagai hal. Bahkan faktanya, ada banyak hal yang memicu seseorang menjadi pelupa, mulai dari gaya hidup hingga melupakan ingatan secara sengaja.
15 Apr 2021
Quiet quitting adalah istilah untuk menggambarkan ketika seseorang pekerja hanya melakukan hal-hal yang diperlukan untuk bertahan di tempat kerja, tanpa melakukan usaha ekstra. Manfaat quiet quitting antara lain mengatasi kelelahan kronis, menjauh dari produktivitas merusak, mendukung kesejahteraan mental, dan menjernihkan pikiran.
18 Sep 2022
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. Farahdissa
Dijawab oleh dr. Farahdissa
Dijawab oleh dr. Liliani Tjikoe
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved