logo-sehatq
logo-kementerian-kesehatan
Forum
Kesehatan Mental

Mengenal Social Loafing, Sifat Malas Bekerja Saat Berada dalam Kelompok

open-summary

Social loafing adalah sifat malas ketika bekerja dalam suatu kelompok dibandingkan ketika bekerja secara individual. Penyebab malas bekerja ini bisa karena kurang motivasi, tidak merasa bertanggung jawab, tingginya ekspektasi pada rekan satu kelompok, sampai besarnya ukuran atau banyaknya anggota kelompok tersebut yang bisa diandalkan.


close-summary

Ditinjau secara medis oleh dr. Anandika Pawitri

13 Jul 2023

Social loafing adalah rasa malas yang muncul saat bekerja di dalam kelompok

Social loafing rentan terjadi di kelompok yang jumlah anggotanya besar

Table of Content

  • Apa itu social loafing?
  • Apa penyebab social loafing? 
  • Bagaimana cara mengatasi social loafing? 

Pernahkah kamu mendapati teman kelompok yang tidak memberikan kontribusi sama sekali pada tugas yang harus dikerjakan? Ada sebutan untuk perilaku orang dengan kecenderungan seperti ini, yaitu social loafing. Penyebab malas bekerja saat dalam kelompok bisa dipicu oleh berbagai faktor, mulai dari kurang motivasi hingga tidak bertanggung jawab. 

Advertisement

Apa itu social loafing?

Social loafing adalah istilah yang digunakan dalam psikologi sosial untuk menggambarkan seseorang yang enggan untuk berkontribusi pada pekerjaan kelompok padahal saat bekerja sendiri, mereka bisa bekerja dengan baik. 

Eksperimen tentang social loafing pertama kali digagas salah satunya oleh ahli teknik pertanian bernama Max Ringelmann pada tahun 1913. Dalam penelitiannya, Ringelmann meminta partisipan menarik tali, baik dalam kelompok maupun sendirian.

Hasilnya, ketika berada dalam kelompok, seseorang tidak mengeluarkan upaya sebesar saat menarik tali seorang diri.

Mengulangi eksperimen Ringelmann di tahun 1974, sekelompok peneliti kembali melakukan hal serupa. Hanya saja dalam kelompok, hanya ada satu orang yang benar-benar sedang dites. Sisanya adalah orang yang diminta berpura-pura menarik tali.

Dari situ, ditemukan bahwa ketika berada dalam kelompok, motivasi menurun drastis sehingga tali tidak tertarik sempurna. Inilah yang disebut dengan social loafing.

Baca juga: Tak Perlu Tersulut Emosi, Ini 9 Cara Menyikapi Perbedaan Pendapat

Apa penyebab social loafing

Penyebab malas bekerja dalam kelompok bisa disebabkan oleh beberapa faktor, seperti: 

1. Kurang motivasi 

Faktor utama seseorang melakukan social loafing adalah kurangnya motivasi. Orang yang pada dasarnya tidak memiliki motivasi terlalu tinggi, biasanya lebih enggan untuk berkontribusi ketika harus mengerjakan pekerjaan kelompok. 

2. Tidak merasa bertanggung jawab

Seorang individu juga lebih rentan melakukan social loafing apabila tidak merasa bertanggung jawab penuh terhadap apa yang sedang dikerjakan. Mereka tahu betul bahwa upaya dirinya tidak akan berdampak besar pada hasil akhirnya kelak.

Ya, ini mirip dengan bystander effect. Sebuah tendensi yang muncul ketika melihat orang yang butuh bantuan dan tidak mengupayakan apapun karena berasumsi orang lain akan melakukannya.

3. Besarnya kelompok

Seperti yang disinggung di atas, semakin kecil ukuran kelompok, seseorang akan merasa perannya cukup penting. Dengan demikian, mereka akan berkontribusi lebih banyak. Sebaliknya ketika ukuran kelompok lebih besar, upaya individu tidak akan begitu maksimal.

4. Memiliki ekspektasi yang tinggi pada anggota kelompok 

Lingkungan tempat kamu berada dalam sebuah kelompok akan membentuk bagaimana ekspektasi hasil akhirnya kelak. Saat seseorang merasa teman sekelompoknya sudah cukup rajin, maka ia memiliki ekspektasi tinggi bahwa tugas-tugas yang ada akan diselesaikan oleh anggota kelompok lain. Tendensi social loafing cenderung naik pada kondisi seperti ini.

Baca juga: Manfaat Menyendiri untuk Kesehatan Mental

Bagaimana cara mengatasi social loafing

Apabila dibiarkan, social loafing bisa berdampak buruk bagi efisiensi dan performa kelompok. Namun,  ada beberapa hal yang bisa dilakukan untuk menguranginya, seperti:

1. Pembagian tugas yang jelas

Sebesar apapun kelompok, beri pembagian tugas yang jelas antara setiap individu di dalamnya. Ini bisa dilakukan baik ketika kamu  menjadipemimpin kelompok maupun anggota. Apabila menjadi anggota, beri saran kepada pemimpin kelompok untuk melakukan pembagian tugas.

2. Buat aturan

Meski hanya project atau tugas sementara, buat aturan yang jelas terkait pembagian tugas, tenggat waktu, dan mekanisme lainnya. Komunikasikan dengan baik agar setiap anggota tahu apa yang menjadi tugasnya. Apabila perlu, tuliskan dengan lengkap agar semua mengingatnya.

3. Apresiasi

Untuk mencegah terjadinya social loafing, yang tidak kalah penting adalah memberikan apresiasi yang sesuai atas setiap kontribusi yang diberikan. Hal ini bisa memotivasi anggota kelompok untuk bekerja dengan baik. 

4. Evaluasi

Untuk mencegah ada anggota yang menjadi social loafing, perlu dilakukan evaluasi individu. Jika ditemukan anggota yang tidak berkontribusi pada tugas kelompok, maka perlu diberikan ganjaran, misalnya perbedaan nilai atau kompensasi dengan anggota lain yang banyak berkontribusi. 

Hargai prosesnya, bukan hasil akhirnya. Dengan menjadi sosok berbuat nyata saat berada dalam kelompok, kamu sendiri yang akan mendapatkan manfaatnya kelak.

Advertisement

kesehatan mentalhidup sehatmenjalin hubungan

Ditulis oleh Azelia Trifiana

Referensi

Bagikan

Artikel Terkait

Diskusi Terkait di Forum

Advertisement

logo-sehatq
    FacebookTwitterInstagramYoutubeLinkedin

Langganan Newsletter

Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.

Perusahaan

Dukungan

Butuh Bantuan?

Jam operasional:
07:00 - 20:00 WIB

Hubungi Kami+6221-27899827

© SehatQ, 2023. All Rights Reserved