Konsep skinship adalah aktivitas saling bersentuhan – namun tidak secara seksual – antara dua teman dekat. Bentuk sentuhannya bisa beragam mulai dari berpelukan, bergandengan, atau bercanda yang sangat dekat.
3 Nov 2020
Ditinjau oleh dr. Anandika Pawitri
Skinship adalah aktivitas saling bersentuhan dengan orang terdekat
Konsep skinship adalah aktivitas saling bersentuhan – namun tidak secara seksual – antara dua teman dekat. Bentuk sentuhannya bisa beragam mulai dari berpelukan, bergandengan, atau bercanda yang sangat dekat. Istilah ini berasal dari bahasa Jepang sukinshippu yang berarti kedekatan.
Advertisement
Tak hanya di Jepang, istilah skinship ini juga digunakan di Korea Selatan. Pada awalnya, makna dari skin to skin relationship ini adalah kedekatan antara ibu dan anak. Namun kini, cakupannya meluas hingga ke persahabatan.
Untuk menjelaskan apa itu skinship, asal mulanya adalah istilah lintas budaya dari Jepang yang kini dikenal dunia. Pada dasarnya, sebagian besar bentuk komunikasi manusia dilakukan secara non-verbal.
Gerak tubuh, ekspresi wajah, dan juga sentuhan bisa bermakna sama – bahkan lebih kuat – dibandingkan dengan kata-kata. Mulai dari tepukan perlahan di pundak sebagai bentuk dukungan, berpelukan saat merasa bahagia, dan lainnya.
Ketika seseorang menyentuh kulit kita, sensasi ini kemudian diterjemahkan menjadi emosi. Ada rasa senang, nyaman, dicintai, atau bahkan terganggu dengan sentuhan dari orang lain.
Skinship bukan hanya perkara sentuhan antara orangtua dan buah hati mereka, seperti awal mula konsep ini. Kontak fisik ini tak mengenal batasan kepada siapapun karena pada dasarnya, setiap orang memerlukan sentuhan dengan orang lain.
Bahkan, ada banyak penelitian yang membuktikan bahwa sentuhan fisik dapat bermanfaat bagi kesehatan baik fisik maupun mental.
Ada banyak studi empiris yang menemukan fakta bahwa kontak fisik dengan orang lain dapat mendatangkan banyak dampak positif. Ini berlaku bukan hanya pada bayi yang baru lahir, namun juga untuk orang dewasa.
Para psikolog memiliki istilah skin hunger untuk menjelaskan kebutuhan manusia akan kontak fisik dengan orang lain.
Lebih jauh lagi, beberapa manfaat skinship adalah:
Anak yang tumbuh tanpa ada sosok yang memeluk, memberi perhatian, atau membelainya bisa mengalami masalah perkembangan kognitif. Tak hanya itu, sistem kekebalan tubuhnya juga terganggu hingga mengalami stunting.
Fakta ini diperoleh dari revolusi kelam di Rumania pada tahun 1970-1980 tentang anak-anak yatim piatu. Kala itu, lebih dari 170.000 anak-anak harus tinggal di bangunan tanpa ada sosok orang dewasa yang memberi kasih sayang.
Barulah diketahui bahwa anak-anak yang tumbuh dengan kekurangan kontak fisik juga bermasalah dengan cara mengelola emosi dan menghadapi masalah.
Banyak penelitian empiris yang menemukan bahwa pelukan dapat melindungi seseorang dari stres. Ketika berpelukan, produksi hormon oksitosin akan meningkat. Ini adalah hormon yang secara positif berpengaruh terhadap perilaku menyayangi orang lain.
Tak hanya itu, berpelukan juga dapat meningkatkan produksi dopamin dan serotonin. Selain mengurangi stres, sentuhan semacam ini juga dapat mengurangi depresi.
Menariknya, dua peneliti dari University of California menemukan bahwa pemain basket NBA yang kerap menyentuh satu sama lain dengan high five atau chest bump bisa memenangkan lebih banyak pertandingan.
Ketika membawa konteks skinship dalam hubungan asmara, rupanya kedekatan ini dapat membuat seseorang hidup 8 tahun lebih panjang. Jika dilakukan secara teratur, sentuhan fisik dengan pasangan akan meningkatkan kemungkinan memiliki kehidupan yang sehat.
Bahkan, sentuhan fisik dengan pasangan juga bisa meningkatkan kualitas tidur. Bentuk sentuhan bisa apa saja mulai dari berciuman, berpelukan, bergandengan, hingga mengalami orgasme.
Sebuah penelitian tahun 2010 lalu menemukan bahwa sentuhan fisik akan mengaktifkan orbitofrontal cortex, bagian otak yang berperan dalam belajar serta pengambilan keputusan.
Otak bagian depan ini juga berkaitan erat dengan perilaku sosial dan pengendalian emosi. Semakin sering seseorang merasakan sentuhan fisik yang positif, kemampuan belajar hingga mengambil keputusan pun menjadi kian optimal.
Kontak fisik tak hanya bermanfaat secara psikologis, namun juga bagi kesehatan fisik. Studi pada tahun 2014 di Journal Psychological Science mengemukakan bahwa berpelukan dapat menurunkan stres seseorang. Tak hanya itu, pelukan juga dapat melindungi dari infeksi pernapasan.
Lebih jauh lagi, berciuman dengan orang yang disayangi memiliki manfaat layaknya vaksin. Saat berciuman 10 detik saja, ada 80 juta bakteri yang berpindah dari satu orang ke lainnya. Ketika ini terjadi, sistem imun akan beradaptasi dengan potensi bakteri baru sekaligus memperkuat diri sendiri.
Skinship adalah cara efektif untuk meredakan rasa nyeri, sama seperti terapi pijat. Bahkan hanya dengan saling berpegangan tangan dengan sahabat atau pasangan dapat membantu meredakan nyeri mulai dari sakit kepala hingga nyeri tulang belakang.
Baca Juga
Jika skinship adalah aktivitas yang memberi dampak begitu kuat pada otak dan tubuh, maka tak ada salahnya melakukannya lebih sering. Bonusnya, kepercayaan terhadap orang terdekat juga akan meningkat, begitu pula dengan kedekatan emosional.
Penasaran ingin tahu apa sentuhan yang dapat berdampak positif bagi fisik dan mental? Anda bisa konsultasi langsung pada dokter di aplikasi kesehatan keluarga SehatQ. Download sekarang di App Store dan Google Play.
Advertisement
Referensi
Artikel Terkait
Manfaat akupuntur antara lain bisa meredakan nyeri, mengurangi mual, meredakan stres, hingga bisa membantu menurunkan berat badan. Tidak lagi dilihat sebagai metode pengobatan tradisional, saat ini akupuntur sudah masuk sebagai salah satu cabang keilmuan untuk dokter spesialis.
Obat opioid pernah diklaim sebagai obat pereda nyeri. Lebih tepatnya, jenis analgesik opioid atau opiat. Sayangnya, kasus kecanduan akan opioid telah membuat banyak dokter tidak lagi meresepkannya.
Agar sehat, penting untuk memastikan tubuh tidak mengalami dehidrasi. Beberapa jenis minuman sehat alami yang bisa menjadi pilihan, di antaranya infused water, air kelapa, teh hijau, smoothies sayur dan buah, hingga lidah buaya.
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. R. H. Rafsanjani
Dijawab oleh dr. Stasya Zephora
Dijawab oleh dr. Lizsa Oktavyanti
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved