logo-sehatq
logo-kementerian-kesehatan
SehatQ for Corporate
TokoObatArtikelTindakan MedisDokterRumah SakitPenyakitChat DokterPromo
Kesehatan Mental

Sikap Optimis Siap Hadapi Tantangan, Bukan Toxic Positivity

open-summary

Sikap optimis adalah perilaku yang sarat dengan harapan positif tentang kesuksesan dan masa depan positif. Mereka percaya diri betul bahwa hal baik akan terjadi. Sebaliknya, orang yang pesimis justru memprediksi akan terjadi hal di luar ekspektasi.


close-summary

26 Nov 2020

| Azelia Trifiana

Ditinjau oleh dr. Anandika Pawitri

Sikap optimis perlu dilatih untuk hidup yang lebih bahagia

Sikap optimis perlu dilatih untuk hidup yang lebih bahagia

Table of Content

  • Karakter sikap optimis
  • Menilai seseorang optimis atau pesimis
  • Cara optimis & pesimis melihat situasi
  • Cara melatih sikap optimis
  • Manfaat berpikir optimistis
  • Catatan dari SehatQ

Sikap optimis adalah perilaku yang sarat dengan harapan positif tentang kesuksesan dan masa depan positif. Mereka percaya diri betul bahwa hal baik akan terjadi. Sebaliknya, orang yang pesimis justru memprediksi akan terjadi hal di luar ekspektasi.

Advertisement

Manfaat dari sikap optimistis ini membuat seseorang tidak mudah stres, lebih bugar, dapat menyelesaikan masalah, serta gigih mewujudkan target. Bahkan ketika situasi berjalan tak sesuai harapan pun, para optimis tetap menganggapnya sebagai momen untuk belajar lebih jauh.

Karakter sikap optimis

Beberapa karakter kunci yang dimiliki orang optimis adalah:

  • Yakin hal baik akan terjadi di masa depan
  • Berharap situasi berjalan dengan cara terbaik
  • Saat menghadapi tantangan, yakin kelak akan sukses
  • Yakin masa depan cerah
  • Merasa tetap ada hikmah dari situasi buruk sekalipun
  • Tantangan atau halangan jadi peluang untuk belajar
  • Bersyukur pada hal-hal baik yang terjadi
  • Siap bertanggung jawab atas kesalahan

Tak hanya itu, seorang yang optimis juga tidak akan gentar akan harapannya di masa depan hanya karena satu pengalaman buruk. Itulah sebabnya orang-orang ini juga memiliki attitude yang positif baik terhadap diri sendiri maupun orang lain.

Menilai seseorang optimis atau pesimis

Bagaimana karakter seseorang apakah lebih condong optimis atau pesimis bergantung pada cara mereka menyikapi kejadian yang dihadapi. Faktor yang ada di dalamnya adalah:

  • Stable vs unstable

Bisakah waktu mengubah situasi, atau akan tetap sama hingga kapanpun?

  • Global vs local

Apakah sebuah situasi merupakan refleksi satu tahap kehidupan saja atau menggambarkan hidup seutuhnya?

  • Internal vs external

Apakah merasa sebuah kejadian terjadi karena diri sendiri atau ada kekuatan lain yang ikut berperan?

Baca Juga

  • 5 Alasan untuk Tidak Makan Siang di Meja Kantor
  • Merasakan Euforia Tiba-tiba, Apa Sebabnya?
  • Daftar Makanan yang Mengandung Kalium Selain Pisang

Cara optimis & pesimis melihat situasi

Bagi optimis, mereka yakin kejadian positif terjadi karena dirinya sendiri (internal). Tak hanya itu, mereka juga yakin bahwa situasi akan tetap stabil di masa depan (stable) dan juga berlaku pada bagian kehidupan lain (global).

Lebih jauh lagi, mereka menganggap situasi negatif bukan bagian dari kesalahan mereka (external). Contohnya saat seseorang mendapatkan promosi jabatan, mereka yakin itu karena performa pekerjaannya cukup baik.

Namun apabila tidak mendapatkan promosi jabatan, mereka mengakui bahwa ada alasan yang logis serta tetap berkomitmen untuk bekerja lebih baik di masa depan.

Sebaliknya, orang yang pesimis justru menganggap hal buruk terjadi karena kesalahan atau sikap mereka (internal). Tak hanya itu, mereka juga yakin akan ada lebih banyak hal negatif terjadi di masa mendatang (stable) serta semakin tak terhindarkan (global).

Ketika ada hal positif terjadi, orang pesimis menganggapnya sebagai hal yang di luar kendali mereka dan mustahil terjadi lagi di masa mendatang.

Contoh yang sama saat mendapatkan promosi jabatan, orang pesimis akan menganggapnya sebagai kebetulan. Terlebih saat tidak mendapat promosi, mereka akan merasa rendah diri dan kurang piawai bekerja.

Cara melatih sikap optimis

dua perempuan tersenyum

Pola pikir dan sikap optimis adalah hal yang bisa dipelajari lewat restrukturisasi kognitif. Cara ini dapat membantu diri sendiri dan juga orang lain untuk menjadi lebih optimistis dengan “menantang” pikiran-pikiran negatif yang membuat diri merasa tak berdaya. Kemudian, pikiran ini diganti dengan pola pikir optimistis.

Proses restrukturisasi kognitif melibatkan tahapan seperti:

  1. Identifikasi situasi yang memicu munculnya pikiran negatif atau mood buruk
  2. Kenali bagaimana perasaan atau emosi saat itu
  3. Identifikasi apa saja pikiran negatif yang muncul sebagai respons terhadap situasi
  4. Lihat pada fakta, apakah sesuai atau tidak dengan pola pikir negatif itu?
  5. Fokus pada fakta objektif lalu ganti pikiran negatif dengan yang realistis atau positif

Melakukan positive self-talk juga bisa menjadi cara untuk mengusir pikiran negatif dan menggantinya dengan yang optimis.

Manfaat berpikir optimistis

Ada banyak riset yang menemukan manfaat sikap optimis, seperti:

  • Tubuh lebih sehat

Orang yang optimis terbukti lebih sehat secara fisik dibandingkan dengan mereka yang pesimis. Bahkan, risiko mengalami penyakit jantung turun 50%. Tak hanya itu, kemungkinan sembuh melawan penyakit kanker pun lebih besar. Orang pesimis lebih rentan terkena infeksi penyakit hingga umur pendek

  • Pencapaian lebih baik

Psikolog Martin Seligman yang mencetuskan psikologi positif menemukan fakta bahwa klub olahraga optimis memiliki sinergi lebih positif dan performanya lebih baik. Tak hanya itu, perenang pesimis yang merasa kurang baik performanya justru lebih rentan tidak mencapai target pada sesi selanjutnya.

  • Keuletan

Orang optimis tidak akan mudah menyerah, itulah mengapa mereka pada akhirnya bisa sukses. Meski ada tantangan, halangan, bahkan kemunduran, mereka akan terus bekerja mencapai target.

  • Kesehatan emosional

Terapi kognitif dengan banyak berpikir positif sama efektifnya terhadap obat-obatan antidepresi. Bahkan, dampaknya lebih jangka panjang. Ketika ada masalah di masa depan, orang yang optimis lebih bisa menghadapinya dengan tenang.

  • Tidak rentan stres

Jika stres menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari, tidak demikian halnya dengan orang yang optimis. Mereka tidak terlalu membesar-besarkan masalah dan menganggapnya bisa diselesaikan dengan mudah. Tak hanya itu, mereka juga yakin siap menghadapi risiko dan mengharapkan hal baik akan terjadi.

Meski mulai terbiasa berpikir optimistis, jangan sepelekan risiko yang mungkin terjadi. Justru orang optimis lebih siap menghadapi risiko karena mentalnya terlatih. Berbeda dengan orang yang naif sehingga menganggap segalanya akan berjalan sesuai rencana.

Catatan dari SehatQ

Jadi, jangan sampai sikap optimis justru menjebak dalam toxic positivity. Tetaplah berpikir realistis bahwa terlepas dari ekspektasi sebaik apapun, kemungkinan hal terjadi di luar ekspektasi tetap ada.

Untuk berdiskusi lebih lanjut seputar sikap optimis dan manfaatnya untuk kesehatan, tanyakan langsung pada dokter di aplikasi kesehatan keluarga SehatQ. Download sekarang di App Store dan Google Play.

Advertisement

kesehatan mentalhidup sehatmenjalin hubungan

Referensi

Bagikan

Artikel Terkait

Diskusi Terkait di Forum

Advertisement

logo-sehatq

Langganan Newsletter

Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.

Metode Pembayaran

Bank BCABank MandiriBank BNIBank Permata
Credit Card VisaCredit Card Master CardCredit Card American ExpressCredit Card JCBGopay

Fitur

  • Toko
  • Produk Toko
  • Kategori Toko
  • Toko Merchant
  • Booking
  • Promo
  • Artikel
  • Chat Dokter
  • Penyakit
  • Forum
  • Review
  • Tes Kesehatan

Perusahaan

Follow us on

  • FacebookFacebook
  • TwitterTwitter
  • InstagramInstagram
  • YoutubeYoutube
  • LinkedinLinkedin

Download SehatQ App

Temukan di APP StoreTemukan di Play Store

Butuh Bantuan?

Jam operasional: 24 Jam

Hubungi Kami+6221-27899827

© SehatQ, 2023. All Rights Reserved