logo-sehatq
logo-kementerian-kesehatan
SehatQ for Corporate
TokoObatArtikelTindakan MedisDokterRumah SakitPenyakitChat DokterPromo
Kesehatan Mental

Sikap Asertif Adalah Hal yang Penting dalam Komunikasi, Seperti Apa?

open-summary

Sikap asertif adalah kemampuan seseorang untuk berkomunikasi dengan cara yang tegas dan tetap menghormati orang lain. Memiliki kemampuan asertif bisa membantu Anda mengelola amarah sekaligus mengatasi masalah dan stres.


close-summary

2023-03-25 14:46:16

| Maria Natasha

Ditinjau oleh dr. Reni Utari

Asertif adalah keterampilan berkomunikasi yang sebenarnya bisa dilatih.

Asertif adalah sikap yang penting dimiliki dalam berkomunikasi.

Table of Content

  • Sikap asertif adalah poin penting untuk kuasai komunikasi
  • Sikap asertif bisa dilatih melalui langkah-langkah ini
  • Hal-hal ini bisa menjauhkan Anda dari sikap asertif
  • Catatan dari SehatQ

Sikap asertif adalah suatu bentuk keterampilan komunikasi yang penting. Memiliki kemampuan asertif berarti bisa mengutarakan opini secara efektif dan mempertahankan perspektif pribadi, dengan tetap menghargai hak dan keyakinan orang lain yang berbeda.

Advertisement

Menjadi seseorang yang berperilaku asertif bisa meningkatkan rasa percaya diri, sehingga Anda pun dihormati orang-orang sekitar. Hal ini penting dalam mengelola stres, terutama ketika menghadapi negosiasi alot.

Ada individu yang memang memiliki karakteristik asertif ini sebagai bawaan alamiah. Namun jika Anda bukan salah satunya, kemampuan menjadi asertif ini sebenarnya bisa dipelajari.

Sikap asertif adalah poin penting untuk kuasai komunikasi

Komunikasi secara asertif adalah cara bicara yang ditandai dengan ketegasan, namun tetap menghargai lawan bicara. Selain efektif, gaya berkomunikasi ini pun bersifat diplomatis. Sikap asertif menunjukkan bahwa seseorang mampu mempertahankan argumen, dengan mengutarakan pikiran dan perasaan.

Seseorang yang asertif juga memperlihatkan kepeduliannya terhadap hak-hak orang lain dan memiliki kecakapan untuk menyelesaikan konflik, tanpa menjadi agresif. Sehingga, pesan yang disampaikan, bisa diterima dengan jelas, tanpa memancing respons negatif dari lawan bicara.

Sikap asertif bisa dilatih melalui langkah-langkah ini

Karena sikap asertif adalah hal yang bisa diterapkan sebagai keterampilan komunikasi, maka pada dasarnya, kemampuan tersebut bisa dipelajari. Berikut ini adalah 10 langkah yang bisa Anda pelajari untuk menjadi lebih tegas dan peka dalam berkomunikasi.

1. Buatlah keputusan yang berpihak pada diri sendiri

Ketika mengambil keputusan, pertimbangkan pengaruhnya pada posisi Anda saat itu, dan tentunya tidak mengganggu hak orang lain

2. Hargai orang lain

Ingatlah untuk tetap menghargai orang lain ketika mengutarakan pikiran, keinginan, ataupun opini Anda.

3. Aktif mendengar

Cobalah untuk memahami sudut pandang orang lain, dan jangan memotong penjelasan lawan bicara.

4. Berani sampaikan perbedaan pendapat

Pendapat Anda bisa saja berbeda dari pendapat orang lain. Ini lumrah terjadi, tapi tidak selalu berarti Anda benar dan orang lain pasti salah.

Baca Juga

  • Langkah Pencegahan Bunuh Diri yang Bisa Anda Lakukan
  • Meski Ketakutan, Ini Alasan Mengapa Orang Suka Cerita Horor
  • 10 Cara Mengatasi Konflik dengan Tepat dan Efektif

5. Bersikap jujur

Bicarakan masalah sejujurnya, tanpa menuduh atau membuat orang lain merasa bersalah

6. Tetap tenang

Atur napas, tatap mata lawan bicara, jagalah ekspresi tetap santai dan bicaralah dengan nada suara normal.

7. Posisikan lawan bicara sebagai teman

Cobalah memandang lawan bicara Anda sebagai teman, bukan musuh. Hal ini bukan berarti Anda harus setuju dengan pendapatnya. Anda pun tetap bisa menyampaikan perbedaan pendapat kepada orang yang memiliki pandangan lain, tanpa kebencian.

8. Berlatih dengan orang terdekat

Berkomunikasilah dengan sikap asertif, kepada teman atau orang terdekat. Perhatikan juga bahasa tubuh dan pilihan kata yang disampaikan.

9. Gunakan kata ganti orang pertama

Ucapkan pernyataan yang mengandung frasa, “Saya pikir” atau “Saya rasa”. Hindari kalimat agresif dengan, “Kamu selalu” atau “Kamu tidak pernah”.

10. Bersabar

Melatih diri menjadi asertif tentu memerlukan waktu yang tidak sebentar. Namun dengan bersabar dan terus berlatih, Anda bisa memiliki sikap asertif dalam berkomunikasi.

Hal-hal ini bisa menjauhkan Anda dari sikap asertif

Memperlajari trik-trik bersikap asertif adalah hal yang perlu dilakukan. Namun, hal ini bukannya tanpa tantangan. Ada sejumlah pantangan dalam mempelajarinya, yaitu sebagai berikut:

1. Selalu setuju dengan pendapat orang lain:

Seseorang yang memiliki karakter pasif, cenderung terlihat segan atau malu dalam menyampaikan pendapat. Individu dengan sikap demikian, biasanya menjauhi konflik dan memilih untuk selalu setuju pada keputusan maupun pendapat orang lain. Padahal bisa saja keputusan itu akan merugikan bagi dirinya.

Misalnya, menyetujui tugas tambahan yang sebenarnya menyita waktu bersama keluarga. Perilaku pasif tersebut juga bisa memicu gangguan kesehatan fisik maupun mental, termasuk:

  • Stres
  • Rasa kebencian
  • Rasa amarah
  • Perasaan menjadi korban
  • Hasrat untuk balas dendam

Beberapa orang dengan gangguan kecemasan sosial seringkali merasa kesulitan untuk bersikap asertif. Mengemukakan perasaan di hadapan orang lain terasa sulit, hingga Anda pun cenderung memendamnya. Padahal, perilaku ini hanya akan menyulitkan Anda di kemudian hari.

2. Sikap agresif

Sikap agresif ini bisa membawa buruk bagi diri sendiri maupun lingkungan sekitar. Perilaku agresif bisa berupa kata-kata kasar, makian, bahkan kekerasan fisik dan perusakan benda. Ini merupakan pelanggaran batasan sosial, bisa melukai fisik dan perasaan orang lain.
Individu dengan karakter agresif umumnya:

  • Gelisah dan mudah tersinggung
  • Bertindak tanpa dipikir panjang (impulsif)
  • Sulit mengontrol perilaku
  • Sulit menyadari bahwa perilakunya tidak dapat diterima orang lain

Seseorang juga bisa melakukan tindakan agresif dengan sengaja untuk tujuan balas dendam atau memprovokasi orang lain. Namun, tindakan agresif inipun dapat juga ditujukan pada diri sendiri, sebagai bentuk kemarahan.

3. “Bermuka dua”

Seseorang yang berkomunikasi dan berperilaku pasif-agresif cenderung akan berkata “ya” padahal sebenarnya ingin berkata “tidak”. Orang-orang pasif-agresif ini biasanya mengeluh dan berkomentar sarkastik di belakang orang lain, bukannya menyelesaikan masalah secara langsung.

Gaya berkomunikasi pasif-agresif berkembang karena seseorang merasa sungkan untuk bicara terus terang mengenai perasaan dan kebutuhannya. Hal ini tentu berdampak negatif. Lama-kelamaan, perilaku ini berpotensi merusak hubungan dan memutus rasa saling menghormati.

Catatan dari SehatQ

Latihan untuk bisa memiliki sikap asertif dalam berkomunikasi, tidak akan menunjukkan hasil instan. Namun istilah “Bisa karena biasa,” bisa menjadi pegangan dalam hal ini. Apabila Anda terbiasa melakukan tips di atas, maka keterampilan berkomunikasi secara asertif pun bisa diraih.

Advertisement

kesehatan mentalstresgangguan kecemasan sosialmenjalin hubungan

Referensi

Bagikan

Artikel Terkait

Diskusi Terkait di Forum

Advertisement

logo-sehatq

Langganan Newsletter

Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.

Metode Pembayaran

Bank BCABank MandiriBank BNIBank Permata
Credit Card VisaCredit Card Master CardCredit Card American ExpressCredit Card JCBGopay

Fitur

  • Toko
  • Produk Toko
  • Kategori Toko
  • Toko Merchant
  • Booking
  • Promo
  • Artikel
  • Chat Dokter
  • Penyakit
  • Forum
  • Review
  • Tes Kesehatan

Perusahaan

Follow us on

  • FacebookFacebook
  • TwitterTwitter
  • InstagramInstagram
  • YoutubeYoutube
  • LinkedinLinkedin

Download SehatQ App

Temukan di APP StoreTemukan di Play Store

Butuh Bantuan?

Jam operasional: 07.00 - 20.00

Hubungi Kami+6221-27899827

© SehatQ, 2023. All Rights Reserved