Terlalu sering menghela napas atau sighing dapat menjadi tanda Anda mengalami stres, depresi, hingga gangguan kecemasan. Selain itu, kondisi ini juga bisa dipicu oleh penyakit pernapasan seperti asma dan PPOK.
2023-03-29 06:55:20
Ditinjau oleh dr. Anandika Pawitri
Menghela napas atau sighing adalah hal yang wajar saat seseorang merasa kelelahan
Table of Content
Menghela napas atau sighing adalah hal yang wajar dilakukan ketika seseorang merasa lelah. Bagi beberapa orang, tindakan ini dapat membantu menenangkan pikiran dan membuat tubuh menjadi lebih rileks.
Advertisement
Namun, jika sighing dilakukan terlalu sering, maka Anda perlu mewaspadainya. Terlalu sering menghela napas bisa menjadi tanda adanya masalah kesehatan mental tertentu di dalam diri.
Terlalu sering menghela napas bisa menjadi tanda bahwa Anda sedang tidak baik-baik saja. Ada berbagai macam kondisi yang dapat menjadi pemicunya, mulai dari masalah kesehatan mental hingga gejala penyakit pernapasan tertentu.
Berikut ini beberapa kondisi yang berpotensi menjadi penyebab sighing terlalu sering:
Stres tak cuma memengaruhi kondisi psikologis seseorang, tapi juga fisiknya. Ketika stres, beberapa gejala fisik mulai dari peningkatan detak jantung, berkeringat, hingga gangguan pencernaan mungkin akan dirasakan.
Selain itu, pernapasan Anda mungkin juga akan terganggu saat stres. Stres dapat membuat penderitanya mengalami sesak napas, yang diikuti dengan aktivitas menghela napas terlalu sering.
Menurut penelitian yang dirilis dalam Cell Press Journal, sighing terlalu sering dapat menjadi tanda dari gangguan kecemasan tertentu. Beberapa kondisi yang berpotensi jadi pemicunya meliputi gangguan panik, gangguan stres pasca trauma (PTSD), dan fobia.
Sementara itu, sebuah studi berjudul “Sigh syndrome: is it a sign of trouble? “ juga mendapati hal serupa. Studi tersebut menyebutkan, 32,5% peserta yang terlalu sering menghela napas pernah mengalami peristiwa traumatis sebelumnya, sedangkan 25% peserta lain menderita gangguan kecemasan atau masalah kesehatan mental tertentu.
Depresi dapat memicu sejumlah gejala fisik pada penderitanya. Salah satu gejala fisik yang mungkin muncul ketika Anda mengalami depresi adalah sighing atau menghela napas terlalu sering.
Dalam sebuah studi berjudul “Naturalistically Observed Sighing and Depression in Rheumatoid Arthritis Patients: A Preliminary Study”, peneliti memakai alat perekam kecil untuk mengevaluasi helaan napas pada 13 peserta penderita rheumatoid arthritis. Hasilnya, para peneliti mendapati bahwa peningkatan frekuensi helaan napas berkaitan dengan tingkat depresi mereka.
Selain dipicu gangguan psikologis atau masalah kesehatan mental tertentu, sejumlah penyakit pernapasan juga dapat menjadi penyebab menghela napas terlalu sering. Beberapa penyakit pernapasan yang berpotensi menjadi pemicunya antara lain asma dan penyakit paru obstruktif kronik (PPOK).
Selain peningkatan frekuensi helaan napas, beberapa gejala lain mungkin juga akan dirasakan penderita penyakit pernapasan. Salah satu kondisi yang cukup sering terjadi yaitu hiperventilasi atau perasaan seperti Anda perlu menghirup lebih banyak udara.
Terlalu sering menghela napas merupakan kondisi yang perlu segera ditangani. Jika dibiarkan begitu saja, kondisi Anda bisa bertambah parah. Segera berkonsultasi ke dokter apabila Anda mengalami kondisi-kondisi seperti:
Baca Juga
Menghela napas atau sighing adalah tindakan yang wajar dilakukan ketika seseorang merasa lelah karena dapat membantu menenangkan pikiran dan membuat tubuh menjadi terasa lebih rileks. Namun, jika Anda melakukannya terlalu sering dan terus berlangsung dalam waktu yang lama, kondisi tersebut perlu diwaspadai.
Terlalu sering menghela napas dapat menjadi tanda Anda mengalami stres, depresi, hingga gangguan kecemasan. Selain itu, kondisi ini juga bisa dipicu oleh penyakit pernapasan seperti asma dan PPOK.
Jika peningkatan frekuensi sighing diikuti dengan gejala masalah kesehatan mental tertentu, segera berkonsultasi dengan dokter. Langkah ini penting dilakukan untuk mencegah kondisi Anda bertambah parah.
Apabila Anda memiliki pertanyaan seputar masalah kesehatan, Anda bisa bertanya langsung dengan dokter di aplikasi kesehatan keluarga SehatQ secara gratis. Unduh aplikasi SehatQ sekarang di App Store atau Google Play.
Advertisement
Referensi
Artikel Terkait
Psikosomatik akibat virus corona mungkin saja terjadi di tengah pandemi global ini. Rasa khawatir atau cemas yang berlebihan adalah faktor utama yang memicu timbulnya perasaan tersebut.
Tanda-tanda stress ternyata tidak hanya terlihat dari kesehatan mental kita, tapi juga kesehatan fisik. Bahayanya, tanda-tanda stress dapat terlihat dari rendahnya libido hingga sakit kepala.
Penyebab sesak napas tiba-tiba dapat terjadi akibat asma, emboli paru, gagal jantung, hingga keracunan karbon monoksida. Untuk mengatasinya, terdapat beberapa hal yang bisa Anda lakukan.
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. Liliani Tjikoe
Dijawab oleh dr. Lizsa Oktavyanti
Dijawab oleh dr. Farahdissa
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved