Gejala usus buntu pada anak dapat ditandai dengan nyeri perut di kanan bawah, adanya darah pada feses, perut bengkak, demam, hingga hilang nafsu makan.
4.17
(12)
26 Apr 2022
Ditinjau oleh dr. Anandika Pawitri
Saat berbaring dan merasa sakit perut, anak akan berbaring di satu sisi dan menekuk kaki ke arah perut
Table of Content
Gejala usus buntu pada anak patut diwaspadai. Apendisitis atau penyakit usus buntu adalah kondisi ketika apendiks (bagian dari usus besar) yang terletak di sisi kanan bawah perut mengalami peradangan.
Advertisement
Bukan hanya sakit perut, ada berbagai ciri-ciri usus buntu lainnya pada anak, mulai dari perut bengkak, demam, hingga hilang nafsu makan. Ketika penyakit usus buntu terjadi pada anak, langkah selanjutnya bergantung pada seberapa parah rasa sakit yang mereka rasakan.
Apabila anak mengeluhkan rasa sakit di perutnya dan tidak lagi bisa bermain, makan, bahkan tertawa seperti biasanya, segera periksakan dirinya ke dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat.
Ada sejumlah gejala yang menjadi tanda-tanda usus buntu pada anak. Beberapa gejala yang muncul umumnya hampir sama dengan usus buntu pada orang dewasa.
Berikut adalah sejumlah gejala usus buntu pada anak yang perlu diwaspadai.
Usus buntu terletak di perut kanan bawah, yakni tempat bertemunya usus halus dan usus besar.
Itulah mengapa gejala usus buntu pada anak biasanya ditandai dengan rasa nyeri yang muncul di dekat pusar dan melebar hingga sisi kanan bawah perut.
Rasa nyeri yang dialami anak bisa bertambah parah ketika mereka berjalan, melompat, batuk, hingga bersin.
Ciri-ciri penyakit usus buntu pada anak juga dapat ditandai dengan perut membesar.
Kondisi ini menyebabkan perut anak lebih besar dari ukuran normal atau mengalami distensi (perut yang tegang).
Perut yang membesar tentunya dapat menimbulkan ketidaknyamanan pada si kecil.
Apabila terjadi usus buntu pada anak, ada kemungkinan mereka mengalami muntah berupa cairan berwarna kehijauan.
Hal ini merupakan indikator adanya penyumbatan di perut atau usus. Jika Anda mendapati gejala usus buntu pada anak ini, segera bawa si kecil ke dokter.
Lebih jauh lagi, anak juga bisa mengalami penurunan nafsu makan karena cenderung memuntahkan isi perutnya.
Mereka mungkin menolak untuk makan atau minum sehingga bisa membuat berat badannya turun.
Usus buntu juga bisa menyebabkan anak mengalami diare. Kotoran yang terbuang biasanya lebih sedikit, tetapi teksturnya berlendir. Terkadang, muncul darah di feses maupun muntah anak.
Meski demikian, sebagian anak justru bisa mengeluhkan hal yang sebaliknya, yakni susah buang air besar atau sembelit.
Gerakan anak juga bisa menjadi indikator apakah mereka mengalami usus buntu atau tidak.
Saat merasa sakit perut, anak umumnya berbaring di satu sisi dan menekuk kaki ke arah perut. Sementara itu, anak tidak akan tegak sepenuhnya saat berjalan.
Gejala usus buntu pada anak tidak hanya berupa nyeri di perut bagian kanan bawah saja, terkadang kondisi ini juga disertai dengan demam di atas 38 derajat Celsius.
Demam merupakan respons alami tubuh ketika sedang melawan infeksi atau peradangan.
Ciri-ciri usus buntu pada anak dapat ditandai dengan nyeri saat buang air kecil. Pada anak yang lebih besar, mereka mungkin bisa mengeluhkan gejala ini pada Anda.
Frekuensi kencing anak juga meningkat dari biasanya sehingga mereka harus bolak-balik ke kamar mandi.
Usus buntu dapat menyebabkan perubahan perilaku pada anak, misalnya tidak mampu berjalan atau berdiri karena rasa sakit yang semakin parah saat bergerak.
Mereka juga mungkin menjadi rewel. Kondisi ini biasanya ditunjukkan oleh anak yang belum bisa menjelaskan apa yang dirasakannya.
Meski demikian, usus buntu pada anak lebih jarang terjadi, terutama pada anak berusia di bawah 5 tahun. Penyakit ini lebih sering terjadi pada mereka yang berusia 5-20 tahun.
Wajar jika orangtua merasa bingung menentukan apakah yang terjadi adalah apendisitis pada anak atau bukan karena gejalanya mirip seperti masalah lain, seperti keracunan makanan atau gangguan pernapasan.
Apabila anak menunjukkan gejala usus buntu di atas, segera periksakan dirinya ke dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat.
Baca Juga
Setelah membahas gejala usus buntu pada anak, Anda juga harus memahami penyebabnya.
Jika ditanya seputar apa penyebab usus buntu pada anak, hingga saat ini masih belum diketahui secara pasti. Namun, penyakit ini umumnya terjadi akibat penyumbatan di bagian usus buntunya.
Penyumbatan tersebut menyebabkan usus buntu membengkak dan meradang. Selain itu, terdapat beberapa faktor penyebab usus buntu pada anak, seperti:
Anda harus mewaspadai penyebab usus buntu pada anak. Sebab, apabila tidak mendapat penanganan yang tepat, usus buntu bisa pecah sehingga menyebabkan infeksi menyebar dan semakin parah.
Saat memeriksa anak, dokter akan mengecek bagian perut, terutama di mana titik nyeri terasa. Selain itu, dokter juga akan meminta pemeriksaan darah dan urine. Pada beberapa kondisi, X-ray atau CT scan juga diperlukan pada bagian perut dan dada.
Pemberian obat usus buntu pada anak bergantung pada seberapa parah kondisinya. Dokter bisa memberikan pilihan pengobatan usus buntu pada anak, mulai dari antibiotik hingga operasi.
Jika prosedur operasi yang dipilih, operasi laparoskopi akan dilakukan sehingga lukanya kecil dan pemulihannya lebiih cepat. Anak yang menjalani operasi laparoskopi untuk mengangkat usus buntu biasanya hanya perlu menginap di rumah sakit selama satu hari.
Sementara itu, operasi laparotomi dilakukan dengan membuat satu sayatan yang lebih besar di perut kanan bawah anak Anda. Pembedahan ini umumnya digunakan dalam kasus usus buntu yang lebih rumit sehingga membutuhkan waktu pemulihan yang lebih lama.
Sebelum operasi usus buntu dilaksanakan, anak akan diberi antibiotik. Dokter anestesi juga akan memberikan anestesi atau pembiusan untuk menghilangkan rasa sakit sebelum, saat, atau setelah operasi. Umumnya, operasi usus buntu memakan waktu sekitar satu jam.
Dalam masa pemulihan, anak yang menjalani laparoskopi harus membatasi aktivitas fisik selama 3-5 hari. Sedangkan, anak yang menjalani laparotomi harus beristirahat selama 10-14 hari sebelum melakukan aktivitas fisik.
Dilansir dari Healthline, sebenarnya tidak ada cara mencegah usus buntu. Namun, terdapat beberapa cara yang bisa dilakukan untuk menurunkan risikonya pada anak.
Risiko radang usus buntu dapat menurun jika anak rutin mengonsumsi makanan yang mengandung serat, di antaranya:
Mengonsumsi makanan yang berserat tinggi dan cukup minum air putih dapat mencegah konstipasi (sembelit) dan menghindari penumpukan feses. Penumpukan feses ini dipercaya sebagai salah satu penyebab usus buntu yang umum terjadi.
Maka dari itu, biasakan anak untuk mengonsumsi buah dan sayur yang mengandung serat sejak dini agar risiko usus buntu dapat dihindari.
Jika ingin berdiskusi lebih lanjut seputar gejala usus buntu pada anak, tanyakan langsung pada dokter di aplikasi kesehatan keluarga SehatQ. Download sekarang di App Store dan Google Play.
Advertisement
Referensi
Terima kasih sudah membaca.
Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)
Artikel Terkait
Berbagai penyebab mimisan pada anak saat tidur di antaranya udara kering, alergi, flu, paparan zat kimia, hingga obat-obatan tertentu.
Sakit perut bagian atas bisa disebabkan oleh berbagai macam penyakit yang harus segera diberantas. Jika tidak, maka kondisinya akan semakin parah dan sakit perut bagian atas semakin sulit ditangani.
Bronkitis pada anak umumnya disebabkan oleh virus. Namun, bakteri juga bisa jadi penyebabnya. Gejala bronkitis pada anak berupa batuk, sesak napas, hidung berair, tidak enak badan, demam ringan, hingga radang tenggorokan.
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. Vina Liliana
Dijawab oleh dr. Syarifah Chaula Amrina
Dijawab oleh dr. Dwiana Ardianti
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
Kumpulan Artikel dan Forum
© SehatQ, 2022. All Rights Reserved