Short attention span adalah kondisi yang membuat anak atau orang dewasa sulit fokus dan mudah terdistraksi. Penyebabnya beragam, seperti depresi, cedera kepala, hingga autisme. Untuk mengatasinya, orangtua bisa mencoba terapi perilaku hingga melakukan aktivitas fisik untuk meningkatkan perhatian.
2023-03-22 09:39:50
Ditinjau oleh dr. Reni Utari
Short attention span adalah kondisi yang dapat membuat anak sulit fokus dan mudah terdistraksi.
Table of Content
Pernahkah Anda melihat anak sulit fokus saat sedang melakukan sesuatu? Bisa jadi itu disebabkan oleh short attention span.
Advertisement
Jika tidak segera ditangani, kondisi ini dikhawatirkan dapat berdampak buruk pada kehidupan si kecil. Maka dari itu, mari pahami penyebab, ciri-ciri, dan cara mengatasi short attention span.
Jika ditelaah kata per kata, short adalah pendek, attention adalah perhatian, dan span adalah jangka waktu.
Merujuk dari ketiga kata tersebut, pengertian short attention span adalah kondisi yang dapat menyebabkan seseorang sulit fokus/memperhatikan dan mudah terganggu saat sedang melakukan sesuatu dalam jangka waktu yang lama.
Short attention span dapat disebabkan oleh sejumlah faktor psikologis dan fisik, di antaranya:
Gangguan pemusatan perhatian dan hiperaktivitas atau attention deficit hyperactivity disorder (ADHD) dapat menyebabkan short attention span.
Dilansir dari Healthline, ADHD dapat menyebabkan penderitanya sulit fokus dan mengontrol hasrat mereka. Anak-anak yang menderita ADHD cenderung sering melamun, sulit mengatur waktu, gelisah, cemas, dan mudah lupa.
Gangguan kesehatan mental seperti depresi juga bisa menyebabkan short attention span. Sebab, gangguan ini dapat membuat penderitanya menjadi sulit berkonsentrasi atau fokus.
Dilansir dari sebuah studi yang jurnal Developmental Medicine & Child Neurology, cedera kepala adalah penyebab umum dari masalah perhatian seperti short attention span.
Gejala lain dari cedera kepala, di antaranya sakit kepala, pusing, mual, merasa bingung, perubahan kepribadian, hilang ingatan, kejang, hingga gangguan penglihatan.
Short attention span bisa disebabkan oleh gangguan belajar. Kondisi ini membuat keterampilan dasar anak dalam belajar, seperti membaca dan menghitung, menjadi terganggu.
Beberapa jenis gangguan belajar yang paling umum, di antaranya disleksia, diskalkulia, hingga disgrafia. Selain itu, beberapa ciri umum dari gangguan belajar meliputi:
Autism spectrum disorder (ASD) atau autisme juga bisa menyebabkan short attention span. Kondisi ini umumnya dapat dideteksi sejak masa kanak-kanak.
Anak-anak yang mengidap autisme umumnya memiliki masalah dalam kemampuan sosial, emosional, dan komunikasinya.
Dikutip dari Web MD, salah satu penyebab short attention span pada anak adalah gangguan stres pascatrauma.
Ingatan akan kejadian traumatis yang jadi penyebabnya, dapat membuat otak anak kesulitan untuk fokus dalam mengerjakan sebuah tugas.
Ciri-ciri utama dari short attention span adalah sulit fokus saat melakukan sesuatu. Meski begitu, masih banyak gejala lain yang perlu diwaspadai, seperti:
Terdapat beberapa dampak buruk dari short attention span yang dapat dirasakan oleh si kecil, di antaranya:
Cara mengatasi short attention span dilakukan berdasarkan kondisi medis yang menyebabkannya. Misalnya, jika penyebabnya adalah ADHD, kondisi ini akan ditangani dengan obat-obatan dan terapi perilaku.
Selain itu, terdapat beberapa solusi yang dapat dilakukan di rumah untuk mengatasi short attention span.
Berbagai studi yang dimuat di dalam jurnal BioMed Research International menyatakan bahwa mengunyah permen karet dapat meningkatkan fokus dan performa saat bekerja.
Tidak hanya itu, mengunyah permen karet juga dinilai mampu meningkatkan kewaspadaan dan menurunkan stres.
Meski begitu, perlu diingat bahwa mengunyah permen karet bukanlah solusi jangka panjang. Efeknya dalam meningkatkan konsentrasi juga tidak berlangsung lama.
Menjaga hidrasi atau asupan cairan di dalam tubuh adalah hal yang penting. Jika tidak dilakukan, si kecil dapat mengalami dehidrasi dan membuatnya semakin sulit untuk berpikir jika jarang minum air.
Berolahraga tidak hanya menyehatkan kesehatan fisik, tapi juga bisa mengasah kemampuan anak dalam berfokus.
Bahkan, sejumlah studi di dalam jurnal HHS Public Access menyatakan bahwa berolahraga bisa meningkatkan perhatian dan fokus pada penderita ADHD.
Bagi anak-anak, olahraga yang dapat dicoba adalah berjalan kaki, bersepeda, atau berenang.
Terapi perilaku dilakukan untuk mengatasi kondisi mental tertentu. Terapi ini dapat membantu anak untuk mengidentifikasi dan merubah perilaku yang tidak baik atau membahayakan dirinya sendiri.
Ada pula bukti yang menyatakan bahwa terapi perilaku adalah cara efektif untuk mengatasi kurangnya kemampuan untuk memperhatikan pada pasien ADHD.
Salah satu cara yang dianggap ampuh untuk mengatasi short attention span adalah melakukan meditasi.
Meditasi adalah sebuah metode melatih pikiran untuk fokus dan mengalihkan pikiran di dalam kepala.
Sebuah studi yang dimuat dalam Journal of Cognitive Enhancement dijelaskan bahwa meditasi dapat meningkatkan fokus. Jika dilakukan secara rutin, meditasi bahkan dianggap mampu meningkatkan perhatian seseorang secara berkelanjutan.
Baca Juga
Segeralah bawa anak ke dokter jika ia terus-menerus mengalami kesulitan dalam memperhatikan atau fokus.
Selain itu, Anda juga perlu membawa si kecil ke dokter jika short attention span sampai mengganggu untuk melakukan aktivitasnya di rumah, di sekolah, maupun di lingkungan sosial.
Jika Anda memiliki pertanyaan seputar kesehatan anak, jangan ragu untuk bertanya dengan dokter di aplikasi kesehatan keluarga SehatQ secara gratis. Unduh di App Store atau Google Play sekarang juga.
Advertisement
Referensi
Artikel Terkait
Kekerasan di sekolah dapat mengganggu proses belajar anak. Namun, ada beberapa cara mengatasi kekerasan di sekolah yang bisa Anda lakukan, seperti berbicara secara terbuka pada anak hingga ikut terlibat di sekolah.
Umumnya, bayi cegukan bukan hal yang berbahaya karena menjadi salah satu tanda perkembangannya. Walaupun bisa hilang dengan sendirinya, orangtua bisa melakukan cara menghilangkan cegukan pada bayi, seperti membuatnya bersendawa, mengelus punggungnya, dan lain-lain.
Terdapat sejumlah cara menurunkan demam pada anak di rumah, yaitu meminta si kecil minum cairan secara rutin, memperbanyak istirahat, hingga menyejukkan tubuhnya.
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. Anandika Pawitri
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved