Shaken baby syndrome adalah kondisi medis serius yang bisa terjadi ketika tubuh bayi sering diguncangkan. Gejalanya beragam, mulai dari tidak mau menyusu, muntah-muntah, warna kulit berubah, hingga koma. Dalam beberapa kasus, bayi dapat berhenti bernapas dan harus ditangani dokter segera.
2023-03-22 23:08:25
Ditinjau oleh dr. Reni Utari
Shaken baby syndrome dapat menyebabkan kerusakan otak permanen dan bahkan kematian.
Table of Content
Pernahkah Anda mengguncang-guncangkan tubuh bayi secara kasar? Hal ini kadang dilakukan saat si kecil sedang bermain atau tidak berhenti menangis. Namun, Anda perlu berhati-hati karena kebiasaan ini dapat menyebabkan shaken baby syndrome, yaitu suatu kondisi serius yang mengancam kesehatan bayi.
Advertisement
Shaken baby syndrome adalah cedera otak serius yang bisa terjadi akibat menggoyang-goyangkan badan bayi secara paksa.
Kondisi ini dapat merusak sel otak bayi sehingga otaknya tidak mampu mendapatkan cukup oksigen. Sebagai konsekuensinya, kerusakan otak permanen atau bahkan kematian bisa terjadi pada bayi.
Shaken baby syndrome paling sering terjadi pada anak-anak yang berusia di bawah 2 tahun. Sebagian besar kasusnya terjadi pada anak bayi berusia 6-8 minggu, di mana mereka masih sering menangis.
Jika bayi menderita shaken baby syndrome, berikut adalah sejumlah kemungkinan gejala yang bisa muncul:
Jika Anda mendapati ciri-ciri bayi terkena shaken baby syndrome di atas muncul, segera panggil layanan medis darurat atau bawa si kecil ke rumah sakit terdekat untuk mendapatkan penanganan.
Sebab, shaken head syndrome adalah penyakit yang bisa mengancam nyawa dan merusak otak secara permanen.
Salah satu pertanyaan yang kerap muncul seputar shaken baby syndrome adalah: mengapa mengguncang-guncangkan bayi dapat merusak bagian otaknya?
Otot leher bayi masih terlalu lemah untuk menopang kepalanya yang berat. Jika tubuhnya diguncangkan secara paksa, bagian otaknya yang masih lemah dapat bergerak ke depan dan belakang di dalam tengkorak. Kondisi ini dapat menyebabkan memar, pembengkakan, hingga perdarahan.
Shaken baby syndrome biasanya terjadi akibat orangtua atau asisten rumah tangga (ART) merasa frustrasi atau tidak sabar ketika menangani bayi yang tidak mau berhenti menangis sehingga mereka meluapkan kekesalannya dengan mengguncangkan tubuh bayi secara paksa.
Contoh mengguncang bayi yang terlalu keras ini sangat berbahaya bagi kesehatan anak. Oleh karena itu, orangtua atau ART diharapkan untuk bisa lebih berhati-hati ketika bermain dengan anak atau menahan emosi saat mengasuh anak.
Selain itu, terdapat beberapa faktor risiko yang membuat orangtua atau ART mengguncang-guncangkan tubuh bayi, di antaranya:
Dikutip dari My Cleveland Clinic, shaken baby syndrome dapat dialami oleh bayi berusia 1 tahun. Namun, anak bayi berusia 2 hingga 4 bulan paling berisiko mengalaminya.
Meski begitu, bukan berarti anak-anak yang lebih dewasa tidak bisa menderitanya. Anak berusia 5 atau 6 tahun juga bisa menderita shaken baby syndrome jika tubuhnya diguncang secara kasar atau berlebihan.
Kebanyakan bayi yang mengalami shaken baby syndrome akan mengalami kematian atau kerusakan otak permanen. Umumnya, bayi yang selamat dari kondisi ini akan mengalami komplikasi yang bertahan lama, seperti:
Kebanyakan bayi yang mengalami shaken baby syndrome akan mengalami kematian atau kerusakan otak permanen. Umumnya, bayi yang selamat dari shaken baby syndrome akan mengalami komplikasi yang bertahan lama, seperti:
Untuk melakukan diagnosis, dokter akan melihat tiga kondisi yang biasanya mampu mengindikasikan shaken baby syndrome, di antaranya:
Setelah itu, dokter bisa melakukan berbagai prosedur pemeriksaan untuk melihat adanya kerusakan pada otak guna mengonfirmasi diagnosisnya. Pemeriksaan tersebut umumnya meliputi:
Sebelum mengonfirmasi shaken baby syndrome, dokter juga bisa melakukan tes darah. Tes ini dilakukan karena beberapa gejala shaken baby syndrome sangat mirip dengan gangguan perdarahan dan beberapa gangguan genetik.
Shaken baby syndrome adalah penyakit yang harus segera ditangani oleh dokter karena beberapa bayi bisa berhenti bernapas setelah tubuhnya diguncangkan terlalu kasar. Pada bayi yang mengalami shaken baby syndrome dengan henti napas, maka resusitasi jantung paru atau CPR dapat dilakukan hingga tim medis datang.
Selain itu, bayi juga bisa membutuhkan alat bantu pernapasan dan menjalani prosedur operasi untuk menghentikan perdarahan di bagian otaknya.
Shaken baby syndrome adalah penyakit yang bisa dicegah. Salah satu cara yang paling ampuh adalah dengan tidak mengguncangkan tubuh bayi secara paksa.
Jika orangtua atau ART sedang merasa emosi atau kesal dengan bayi, janganlah sekali-kali menyakitinya, apalagi mengguncangkan tubuh bayi yang masih rapuh.
Cobalah cari cara untuk meredakan rasa stres yang membuat Anda kesal sehingga bayi tidak dijadikan alat pelampiasan amarah.
Jika Anda sedang menitipkan si kecil pada anggota keluarga lainnya, kerabat, atau ART, pastikan mereka tahu bahaya dari shaken baby syndrome.
Perlu diingat juga, menurut Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI)
Baca Juga
Shaken baby syndrome bukanlah penyakit yang boleh diremehkan. Segeralah bawa bayi Anda ke rumah sakit terdekat untuk mendapatkan perawatan.
Jika Anda ingin mengenal lebih jauh shaken baby syndrome, jangan ragu untuk bertanya dengan dokter di aplikasi kesehatan keluarga SehatQ secara gratis. Unduh di App Store atau Google Play sekarang juga!
Advertisement
Referensi
Artikel Terkait
Saat bayi pilek, si Kecil akan merasa tidak nyaman, sulit tidur, hidung tersumbat, kesulitan bernapas hingga meriang. Gejala pilek pada bayi ini dapat diredakan dengan memasang humidifier.
Dalam mindful parenting, orangtua menerima anak tanpa menghakimi, memberikan perhatian penuh dan tidak membiarkan emosi atau trauma menguasai reaksi.
Terdapat sejumlah kemungkinan penyebab haid tidak teratur pada usia 12 tahun ke atas, mulai dari fase pubertas, kelebihan hormon androgen, stres, hingga olahraga berlebihan.
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. Lizsa Oktavyanti
Dijawab oleh dr. Stasya Zephora
Dijawab oleh dr. Dwiana Ardianti
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved