Sexsomnia adalah gangguan tidur yang membuat penderitanya berhubungan seks dalam berbagai macam bentuk dalam keadaan tertidur. Umumnya gangguan tidur ini akan membuat Anda mendesah, bahkan mastrubasi.
2023-03-21 01:30:06
Ditinjau oleh dr. Reni Utari
Salah satu gejala sexsomnia adalah tidur sambil masturbasi. Penderitanya tidak akan menyadari aktivitas seks yang ia lakukan, selama tidur.
Insomnia bukanlah satu-satunya gangguan tidur yang bisa merenggut waktu istirahat Anda di malam hari. Masih ada gangguan tidur lainnya, yang mungkin belum Anda pernah dengar sebelumnya. Salah satunya adalah sexsomnia.
Advertisement
Sexsomnia adalah gangguan tidur yang membuat penderitanya berhubungan seks, atau "terlibat" dalam aktivitas seks, saat ia tertidur pulas. Jangan disepelekan, gangguan tidur ini bisa berbahaya dan membuat istirahat Anda tidak berkualitas. Mari kenali penyebab, gejala, dan cara penanganannya.
Sexsomnia adalah gangguan tidur serupa sleepwalking (berjalan saat tidur), dan termasuk dalam parasomnia. Parasomnia terjadi karena otak Anda “terjebak” di antara fase-fase tidur. Gangguan tidur ini dianggap sebagai kondisi medis baru, sebab kasus pertamanya ditemukan pada 1986.
Menurut studi tahun 2015, kondisi medis sexsomnia sangatlah langka. Sebab, sejauh ini hanya ditemukan sekitar 94 kasus. Apalagi, para peneliti kesulitan dalam mempelajari sexsomnia, karena kondisi ini terjadi pada malam hari, dengan waktu yang acak.
Gerakan menyentuh diri (untuk mencapai orgasme), biasanya akan dilakukan oleh pengidap sexsomnia. Walau begitu, sang pengidap juga bisa mencari keintiman dengan orang lain tanpa disadari. Apa saja gejala yang terlihat, saat sexsomnia sedang terjadi?
Para pengidap sexsomnia, tidak menginat hubungan atau aktivitas seks yang dilakukan, selama tidur. Bahkan, ia bisa menyangkal apapun yang dituduh kepadanya, terkait hubungan seks tersebut, selama tertidur pulas.
Jika gangguan tidur sexsomnia terjadi, saat pengidapnya sedang tidur di sebelah suami atau istrinya, mungkin hal ini bisa dimaklumi. Namun, bagaimana jika sexsomnia terjadi, saat orang yang menjadi “pemuas nafsu” bukanlah pasangan sah? Bisa saja, gejala-gejala sexsomnia, termasuk dalam tindakan kriminal.
Para pengidap sexsomnia akan melakukan hubungan seks, entah itu bersama pasangan atau masturbasi sendiri, saat sedang tertidur pulas. Biasanya, kondisi ini terjadi saat Anda sudah dalam fase tidur paling dalam alias non-rapid eye movement (NREM).
Gangguan yang membuat otak Anda terjebak dalam fase-fase tidur itu, dinamakan confusion arousals (CAs). Walau penyebab dari sexsomnia belum ditemukan, tapi peneliti percaya bahwa gaya hidup, kondisi medis, pekerjaan, hingga pengobatan tertentu, dapat menyebabkan sexsomnia.
Beberapa hal di bawah ini, dipercaya sebagai pemicu datangnya sexsomnia:
Selain itu, ada juga kondisi medis atau penyakit, yang dianggap bisa menyebabkan sexsomnia pada seseorang. Apa saja?
Jika Anda sudah merasakan gejala-gejala sexsomnia, mencari pertolongan medis dan berdiskusi pasangan atau keluarga dekat, sangatlah dianjurkan. Sebab, dokter bisa menganalisis kondisi medis yang menyebabkan sexsomnia terjadi pada Anda.
Pengobatan untuk sexsomnia memiliki tingkat keberhasilan yang tinggi. Maka dari itu, jika Anda mengidap gangguan tidur tersebut, janganlah berputus asa. Sebab, dokter bisa membantu Anda mencari penyebab dan cara menyembuhkan sexsomnia pada diri Anda.
Berikut ini adalah hal-hal yang biasanya dilakukan, untuk mengobati sexsomnia:
Jika sexsomnia terjadi karena gangguan tidur lainnya, seperti sleep apnea (sesak napas saat tidur), maka dokter akan mengobati gangguan tidur itu. Biasanya, sleep apnea akan ditangani dengan mesin continuous positive airway pressure (CPAP).
Jika beberapa pengobatan menyebabkan sexsomnia, maka sudah sebaiknya Anda mengganti pengobatan itu dengan obat-obatan yang lain. Hal ini harus dilakukan di bawah pengawasan dokter, untuk mendapatkan obat-obatan yang cocok dengan kondisi kesehatan pribadi, sekaligus mencegah berulangnya sexsmonia.
Jika depresi, gangguan cemas, hingga stres yang menyebabkan sexsomnia, maka Anda disarankan berkonsultasi dengan psikolog dan menjalani sesi terapi. Hal ini dianggap sebagai opsi terbaik, agar aktivitas seks akibat sexsomnia, tidak terulang lagi.
Sebelum sexsomnia berhasil diobati, Anda disarankan untuk tidur terpisah dari pasangan atau orang lain, dan tidur dengan posisi kamar terkunci.
Mengonsumsi alkohol dan obat-obatan terarang bisa menyebabkan sexsomnia. Maka dari itu, segera hentikan dan hindari pengonsumsiannya, agar Anda terhindar dari sexsomnia.
Menangani faktor yang menyebabkannya, seringkali bisa menghilangkan sexsomnia dan segala gejalanya. Selain itu, jangan malu untuk berbicara kepada keluarga atau orang terdekat, mengenai gejala-gejala yang Anda rasakan. Sebab, mereka bisa membantu mengatasi beban psikologis Anda, yang mungkin malu atau rendah diri, akibat sexsomnia.
Baca Juga
Segera kunjungi dokter untuk meminta pertolongan medis. Dokter akan mencari tahu penyebab sexsomnia yang terjadi pada diri Anda, dan merekomendasikan perawatan yang paling sesuai.
Advertisement
Referensi
Artikel Terkait
Penyakit von Willebrand mengganggu proses pembekuan darah. Apakah jumlah trombosit normal mengindikasikan Anda bebas dari penyakit von Willebrand?
Virus corona diketahui dapat menjadi penyebab pneumonia jika tidak segera ditangani. Namun, tahukah Anda kalau virus SARS dan MERS juga dapat memicu pneumonia? Komplikasi berupa pneumonia dapat muncul ketika penderita SARS dan MERS tidak segera ditangani.
Saat merasa terlalu lelah atau usai berolahraga, wajar jika badan terasa dingin dan pegal. Ketika melakukan olahraga berintensitas tinggi, DOMS (delayed onset muscle soreness) bisa jadi konsekuensinya. Selain itu, badan dingin dan pegal bisa merupakan indikasi kondisi medis lainnya.
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. Lizsa Oktavyanti
Dijawab oleh dr. Liliani Tjikoe
Dijawab oleh dr. Stasya Zephora
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved