Kanker kolorektal adalah kanker yang menyerang kolon (usus besar) maupun rektum. Kanker ini bisa sembuh dengan perawatan seperti operasi, kemoterapi, hingga radioterapi.
2023-03-21 19:19:17
Ditinjau oleh dr. Reni Utari
Kanker kolorektal bisa terjadi di usus besar (kolon) maupun rektum
Table of Content
Kanker kolorektal adalah kanker dengan sel yang tumbuh di area kolon (usus besar) maupun rektum (organ pencernaan di dekat anus). Kanker ini juga bisa disebut sebagai kanker kolon ataupun kanker rektum, tergantung dari lokasi awal kemunculannya.
Advertisement
Keduanya dikelompokkan ke dalam satu jenis penyakit karena memiliki penyebab, gejala, serta cara pengobatan yang hampir sama.
Jika dibandingkan dengan jenis kanker lain, kanker ini mungkin belum banyak dikenal. Namun berdasarkan data, kanker kolorektal adalah jenis kanker nomor tiga yang paling sering diderita oleh orang-orang di seluruh dunia. Kanker ini juga menjadi urutan keempat jenis kanker yang paling sering menyebabkan kematian.
Hingga saat ini, belum ada satu penyebab spesifik kanker kolorektal. Namun, beberapa hal bisa menjadi faktor risikonya. Faktor risiko adalah hal yang dapat meningkatkan potenti seseorang terkena penyakit.
Berikut ini adalah beberapa hal yang dapat menjadi risiko kanker kolorektal.
Pada kebanyakan kasus, kanker kolorektal biasanya tumbuh pertama kali di dinding bagian dalam dari usus besar maupun rektum. Pertumbuhan sel berlebih ini, dinamakan sebagai polip.
Tidak semua polip akan berkembang menjadi kanker. Hanya polip jenis adenoma lah yang terkadang tumbuh menjadi kanker. Sementara itu jenis polip lainnya, yaitu polip hiperplastik dan polip inflamasi biasanya tidak akan berkembang menjadi kanker.
Ciri-ciri polip yang akan berkembang menjadi kanker adalah:
Seiring berjalannya waktu, polip tersebut akan terus tumbuh dan semakin menutup dinding dari usus besar dan rektum. Sel kanker yang ada di dinding itu juga bisa menyeruak ke pembuluh darah terdekat.
Saat sel tersebut masuk ke pembuluh darah itulah kanker kemudian bisa menyebar ke bagian tubuh lain yang lokasinya jauh dari kolon maupun rektum. Akibatnya, penderitanya mengalami metastasis atau penyebaran sel kanker ke organ lain yang bukan organ asalnya.
Kanker yang sudah mengalami metastasis adalah kanker yang sudah masuk dalam stadium tiga atau empat.
Di awal kemunculannya, kanker kolorektal tidak selalu menyebabkan gejala. Namun seiring dengan berjalannya waktu, gejala kanker kolorektal bisa mulai terlihat. Berikut ini gejala yang mungkin muncul.
Gejala-gejala di atas juga bisa menandakan penyakit selain kanker kolorektal. Oleh karena itu, Anda disarankan untuk memeriksakan diri ke dokter apabila kondisi-kondisi tersebut tidak kunjung membaik dalam waktu empat minggu.
Apabila mencurigai bahwa gejala-gejala di atas mengarah pada kanker kolorektal, maka dokter akan mengarahkan Anda untuk menjalani serangkaian tes atau pemeriksaan, seperti:
Tes darah seperti hitung darah lengkap, tumor marker, serta enzim hati biasanya akan diperiksa oleh dokter untuk membantu mendiagnosis kanker kolorektal.
Pada pemeriksaan ini, sampel tinja Anda akan diambil dan kemudian diperiksa di laboratorium. Metode pengambilan sampel tinja ada beragam, tergantung dari instruksi dokter dan laboratorium yang memeriksa.
Dalam prosedur sigmoidoscopy, dokter memasukkan semacam selang berukuran kecil yang fleksibel ke dalam rektum. Selang tersebut dilengkapi dengan kamera kecil dan lampu, sehingga dokter bisa memeriksa tampakan dinding kolon dan rektum dengan cermat, untuk melihat pertumbuhan polip di atasnya.
Perosedur colonoscopy sebenarnya tidak jauh berbeda dari sigmoidoscopy. Hanya saja pada prosedur ini, dokter akan memeriksa seluruh bagian kolon.
Colonography adalah pengambilan gambar kolon menggunakan teknologi CT Scan untuk melihat potensi kondisi mencurigakan di organ tersebut.
Tingkat keparahan kanker kolorektal bisa dibagi menjadi enam tingkatan, sebagai berikut ini:
Ini merupakan tahap paling awal, sel kanker sudah ada tapi belum bertumbuh. Tingkat ini disebut juga sebagai carcinoma in situ.
Sel kanker sudah mulai tumbuh ke di lapisan dalam dinding kolon atau rektum, tapi tidak menyebar ke bagian lainnya.
Sel kanker sudah mulai tumbuh ke lapisan luar dinding kolon atau rektum, tapi belum menyebar hingga ke kelenjar getah bening terdekat.
Sel kanker sudah menyebar ke kelenjar getah bening terdekat, tapi belum menyebar ke bagian lain di tubuh.
Sel kanker sudah menyebar ke bagian tubuh lain yang jauh dari kolon maupun rektum, seperti hati, paru-paru, dan ovarium atau indung telur.
Kanker pernah dirawat dan sembuh, tapi kembali muncul dan menyasar ke kolon dan rektum maupun bagian tubuh lainnya.
Kanker kolorektal bisa diobati, dan pengidapnya berpotensi mendapatkan hasil yang baik apabila kanker masih pada stadium awal. Berikut pilihan pengobatan untuk penyakit ini.
Operasi adalah langkah pengobatan kanker kolorektal yang paling umum. Apabila kanker sudah menyebar ke kelenjar getah bening yang berada di dekat situ, maka kelenjar tersebut juga sekaligus akan diangkat bersama dengan area lain yang terdampak kanker.
Pada kanker stadium awal, operasi dapat menghilangkan semua sel kanker yang ada di tubuh. Namun pada stadium lanjut, operasi bertujuan untuk meredakan gejala.
Kemoterapi bisa dilakukan sebelum maupun sesudah operasi. Apabila dilakukan sebelum operasi, perawatan ini dapat membantu mengecilkan ukuran tumor atau benjolan kanker di dalam kolon maupun rektum.
Terapi radiasi dilakukan dengan menggunakan energi radiasi yang ditembakkan langsung pada sel kanker untuk mencegah sel tersebut berkembang biak. Biasanya, prosedur ini dipilih untuk mengatasi kanker yang terjadi di area rektum.
Bersama dengan kemoterapi, terapi ini juga dapat dilakukan setelah operasi untuk menurunkan kemungkinan kambuhnya kanker.
Ablasi adalah prosedur penghancuran sel kanker tanpa perlu mengangkatnya. Pada ablasi, dokter akan menggunakan frekuensi radio khusus, alkohol, ataupun nitrogen cair.
Dengan alat khusus, dokter akan memasukkan bahan ablasi tersebut ke area kanker dan menghancurkannya.
Kanker kolorektal memang tidak selalu bisa dicegah. Namun, menjalani gaya hidup yang sehat bisa membantu mengurangi kemungkinan Anda terkena penyakit ini. Berikut ini caranya.
Kanker kolorektal hanyalah satu dari sekian banyak penyakit yang tidak menimbulkan gejala spesifik. Maka dari itu, pemeriksaan kesehatan diperlukan untuk mencegah penyakit ini berkembang di tubuh.
Pemeriksaan kesehatan, terutama penting untuk orang-orang dengan keluarga yang memiliki riwayat kanker kolorektal dan sudah berusia di atas 50 tahun.
Untuk memenuhi kebutuhan nutrisi, pastikan Anda mengonsumsi makanan yang sehat dengan memperbanyak asupan serat, sayur serta buah. Selain itu, hindari juga makanan yang tidak sehat seperti makanan cepat saji.
Olahraga teratur bisa mengurangi risiko seseorang terkena kanker kolorektal, dan berbagai penyakit berbahaya lainnya.
Memiliki berat badan berlebih, akan meningkatkan risiko seseorang terkena kanker kolorektal. Maka dari itu, pastikan Anda selalu melakukan usaha-usaha untuk menjaga berat badan tetap ideal.
Baca Juga
Kanker kolorektal merupakan penyakit berbahaya yang perlu diwaspadai. Jika Anda masih memiliki pertanyaan lanjutan seputar kondisi ini, jangan ragu untuk konsultasi langsung ke dokter sekaligus menjalani screening sebagai langkah deteksi dini.
Advertisement
Referensi
Artikel Terkait
Cara mengobati usus buntu tanpa operasi adalah dengan penggunaan antibiotik. Namun, tidak semua kasus usus buntu bisa diobati dengan antibiotik. Hanya kasus ringanlah yang memungkinkan.
Radang usus besar dapat meningkatkan risiko mengalami kanker kolorektal. Oleh karenanya, ketahui gejala radang usus besar dan lakukan pemeriksaan rutin.
Pencegahan kanker serviks atau kanker leher rahim bisa dilakukan dengan vaksin HPV, rutin pap smear, serta tes HPV, berhenti merokok, dan melakukan hubungan seksual dengan aman. Kanker ini paling sering disebabkan oleh infeksi virus HPV akibat perilaku seks risiko tinggi.
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. Liliani Tjikoe
Dijawab oleh dr. R. H. Rafsanjani
Dijawab oleh dr. Liliani Tjikoe
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved