Terdapat berbagai macam contoh kebiasaan buruk anak di rumah yang perlu diatasi sejak dini agar tidak terbawa hingga dewasa, mulai dari mengupil hingga menjilat benda-benda kotor. Sebagai orangtua, Anda punya peran penting untuk membantu anak dalam menghilangkan kebiasaan ini.
17 Mar 2022
Ditinjau oleh dr. Anandika Pawitri
Setiap anak-anak pasti memiliki kebiasaan buruk yang membuat orangtua keheranan
Table of Content
Penting bagi orangtua untuk membantu anak menghilangkan kebiasaan buruknya di rumah. Sekecil apa pun itu, kebiasaan buruk anak tidak boleh diabaikan supaya tidak terbawa hingga dewasa kelak. Oleh karena itu, cobalah pahami berbagai contoh kebiasaan buruk anak di rumah berikut ini.
Advertisement
Mulai dari mengupil hingga kentut sembarangan, berikut adalah contoh perilaku buruk anak yang sering dianggap sepele.
Anak-anak dan upil seperti dua hal yang tidak dapat dipisahkan. Tidak hanya sekadar mengupil, mereka terkadang bisa lebih jorok dengan menempelkan upilnya di permukaan terdekat atau bahkan memakannya.
Kebiasaan ini tentunya perlu segera dihentikan. Mengupil juga bisa menyebabkan mimisan sehingga bicaralah dengan anak Anda untuk menghentikan kebiasaan buruk tersebut.
Anak-anak terkadang bisa menemukan tempat dan benda yang kelihatan jorok, lalu menjilatnya tanpa basa-basi.
Contohnya, makanan yang sudah jatuh di lantai, mainannya yang telah berdebu, hingga barang-barang di tempat umum.
Anda tentunya harus bertindak tegas dalam menghilangkan kebiasaan buruk ini karena bakteri dan virus bisa saja menghinggapi benda-benda tersebut.
Faktanya, anak-anak tidak selalu membersihkan area bokong mereka dengan baik setelah buang air besar. Bokong yang kotor bisa menyebabkan rasa gatal.
Sebagai solusinya, Anda bisa mengajarkan mereka cara yang tepat untuk membersihkan diri setelah dari kamar mandi, serta membiasakan untuk mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir.
Namun, jika anak tidak bisa berhenti menggaruk, mungkin itu bisa menjadi tanda adanya cacing kremi.
Jika ada pilihan antara menggunakan tisu atau pakaian saat hendak membersihkan hidung di kala flu, anak-anak hampir selalu menggunakan lengan bajunya.
Meski demikian, kebiasaan buruk anak ini masih lebih dibandingkan membersihkan hidung dengan tangannya secara langsung. Kondisi tangan yang kotor bisa menyebarkan kuman dengan cepat.
Memang tergolong sulit untuk membuat anak buang air kecil di kamar mandi saat sedang asyik berenang.
Padahal, campuran klorin/urine dapat membentuk senyawa kimia yang dapat membuat mata iritasi dan merusak bagian kolam renang.
Ajari anak untuk selalu menyempatkan diri ke kamar mandi jika hendak buang air kecil saat sedang berenang supaya kebiasaan buruk ini bisa dihilangkan.
Salah satu kebiasaan buruk anak lainnya adalah mengunyah segala hal, mulai dari rambut, pensil, kerah kemeja, kuku, kunci, hingga mainan hewan.
Bahkan, mereka sering kali tidak menyadari saat melakukannya. Namun, Anda tidak perlu khawatir dengan kebiasaan ini karena ini masih bagian normal dari perkembangan anak dan biasanya segera berlalu.
Jika anak tidak mau menghentikannya, Anda bisa mengambil langkah tegas untuk melarang dan mendisiplinkan mereka.
Anak-anak umumnya rentan terluka saat bermain, terutama di luar rumah. Tidak jarang juga mereka iseng mengupasi lukanya, sampai-sampai luka yang sudah kering menjadi berdarah lagi.
Padahal bekas luka tersebut merupakan perban alami bagi tubuhnya. Maka dari itu, ingatkan anak Anda untuk tidak mengupasnya terlalu cepat untuk menghindari infeksi dan tidak kunjung sembuh.
Anak-anak selalu menganggap bahwa kentut sebagai hal yang lucu. Semakin bau kentutnya, semakin senanglah mereka karena banyak orang akan memberikan reaksi.
Ajarkan kepada anak bahwa kebiasaan buruk ini tidak boleh dilakukan karena tidak sopan, apalagi jika di depan banyak orang.
Namun, jika anak Anda terus-terusan kentut, cobalah periksa pola makannya. Kacang, makanan yang digoreng, atau susu bisa menjadi penyebabnya.
Mengisap ibu jari adalah refleks normal yang umumnya dilakukan oleh bayi. Kebiasaan ini dipercaya bisa membuat mereka merasa aman. Namun, jangan sampai kebiasaan mengisap jempol terbawa hingga dewasa.
Salah satu contoh kebiasaan buruk sehari-hari ini dinilai memberikan dampak buruk pada susunan gigi anak dan berpotensi mengundang masalah gigi lainnya.
Contoh kebiasaan buruk anak di rumah yang tak boleh diremehkan adalah menggigit kuku. Jika tidak segera ditangani, kebiasaan ini bisa terbawa hingga si kecil beranjak dewasa.
Ada banyak cara mengubah kebiasaan buruk ini, salah satunya menjelaskan bahwa menggigit kuku yang kotor dan dipenuhi dengan kuman dapat membuat dirinya jatuh sakit.
Selain itu, jika kebiasaan mengigit kuku pada anak disebabkan oleh stres, maka bantulah ia untuk mengatasi perasaan stresnya itu.
Contoh kebiasaan buruk anak di rumah yang patut diwaspadai adalah memainkan gawai atau gadget berlebihan. Dikutip dari Mom Junction, kesehatan fisik dan mental anak dapat terancam jika ia terlalu sering bermain gawai.
Perlu diketahui, 90 persen perkembangan otak anak terjadi sebelum anak mencapai usia 5 tahun. Jika si kecil terus-terusan bermain gawai dan tidak mengeksplorasi dunia di sekelilingnya, bagaimana perkembangan otaknya dapat optimal?
Cara menghilangkan kebiasaan buruk anak ini dapat dilakukan dengan mengajaknya pergi jalan-jalan ke luar rumah untuk melihat alam di sekitarnya. Selain itu, orangtua juga jangan sibuk sendiri sehingga membiarkan anak memainkan gawainya sesuka hati.
Baca Juga
Itulah tadi berbagai contoh kebiasaan buruk anak di rumah yang perlu segera diatasi. Hal ini dilakukan supaya anak dapat belajar sopan santun dan menjadi individu yang lebih baik lagi ketika ia beranjak dewasa.
Jika Anda memiliki pertanyaan seputar kesehatan anak, jangan ragu untuk bertanya dengan dokter di aplikasi kesehatan keluarga SehatQ secara gratis. Unduh di App Store atau Google Play sekarang juga.
Advertisement
Referensi
Artikel Terkait
Pada awal kehadirannya di dunia, si kecil bisa sangat penasaran akan banyak hal di sekitarnya. Terkadang, mata bayi sering melihat ke atas dan ini merupakan bagian dari perkembangan kemampuan kognitifnya.
Banyak faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan manusia lekat dengan kita. Bisa saja faktor tersebut penting namun tidak kita sadari atau kita anggap angin lalu.
Jika kebiasaan mengisap jempol jika dibiarkan akan berdampak buruk bagi perkembangan psikis dan gigi anak. Para ahli di bidang psikologi, pediatrik, dan kedokteran gigi anak menjelaskan bahwa ada beberapa cara menghilangkan kebiasaan mengisap jempol pada anak.
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. R. H. Rafsanjani
Dijawab oleh dr. Stasya Zephora
Dijawab oleh dr. Stasya Zephora
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved