Cemas itu wajar terjadi, tapi waspadai kalau perasaan cemas yang Anda alami sudah berlebihan. Sebab, cemas berlebihan bisa mengindikasikan Anda mengalami gangguan kecemasan.
15 Jul 2020
Ditinjau oleh dr. Reni Utari
Ilustrasi seorang wanita yang sedang mengalami kecemasan
Table of Content
Dampak pandemi Covid-19 tidak hanya sebatas kesehatan fisik saja bagi masyarakat, kesehatan mental pun dapat terganggu secara tidak langsung. Salah satu bentuknya adalah perasaan cemas berlebihan.
Advertisement
Kondisi ini bisa diperparah dengan keadaan yang serba tidak menentu saat ini dan berbagai berita buruk yang menghujani setiap harinya sehingga membuat seseorang menjadi semakin takut dan cemas.
Rasa cemas sebenarnya adalah hal yang wajar, tapi Anda perlu waspada jika perasaan cemas yang dialami menjadi berlebihan dan berlangsung dalam waktu yang lama. Sebab, perasaan cemas berlebihan dikaitkan dengan gangguan kecemasan yang bisa menimbulkan sejumlah efek buruk pada kesehatan fisik dan mental Anda.
Salah satu gejala gangguan kecemasan yang paling umum adalah perasaan cemas berlebih. Perasaan cemas yang berkaitan dengan gangguan ini biasanya terjadi tidak hanya pada situasi buruk seperti pandemi ini saja, namun juga sebagai respons terhadap situasi sehari-hari yang cenderung normal.
Perasaan cemas berlebihan dapat dikategorikan sebagai gejala gangguan kecemasan umum apabila kondisi ini sering terjadi setidaknya selama enam bulan dan sulit dikontrol.
Perasaan cemas yang dirasakan dalam gangguan kecemasan juga sifatnya parah dan mengganggu sehingga membuat penderitanya kesulitan untuk konsentrasi dan menjalankan aktivitas sehari-hari.
Selain cemas berlebih, gejala gangguan kecemasan lainnya meliputi:
Jika beberapa gejala di atas sering Anda alami dan telah terjadi selama lebih dari enam bulan, sebaiknya konsultasikan masalah ini dengan psikolog atau psikiater untuk segera mendapatkan penangangan.
Mungkin butuh waktu bagi Anda untuk merasa lebih baik. Meski demikian, bantuan dari ahli akan membantu Anda dalam mengelola kecemasan dan mengurangi efeknya pada kehidupan dan kesejahteraan Anda.
Penyebab gangguan kecemasan dapat berasal dari kombinasi berbagai hal, seperti stres, gangguan pada otak, tekanan lingkungan, dan bahkan dapat disebabkan oleh faktor genetik.
Berikut adalah beberapa faktor penyebab gangguan kecemasan.
Berbagai penelitian menunjukkan bahwa gangguan kecemasan merupakan kondisi yang dapat diwariskan, yang berarti bisa diturunkan dalam keluarga.
Sebuah studi melaporkan bahwa anak-anak memiliki kemungkinan lebih besar didiagnosis mengalami gangguan kecemasan jika salah satu dari orangtua mereka memilikinya.
Paparan peristiwa kehidupan yang traumatis dan penuh tekanan, seperti pelecehan terhadap anak-anak dan bullying, dapat meningkatkan sensitivitas otak terhadap stres sehingga dapat melemahkan sistem respons kendali stres. Hal ini secara tak langsung juga bisa meningkatkan risiko sesorang mengalami gangguan kecemasan.
Perasaan cemas berlebihan terhadap kondisi pandemi yang berkelanjutan seperti saat ini juga dapat menjadi pemicu stres yang menjadi penyebab gangguan kecemasan. Apalagi jika perasaan cemas tersebut sering dirasakan dan berlangsung lama.
Gangguan kecemasan umum sering terjadi bersamaan dengan masalah kesehatan mental lainnya, seperti depresi, PTSD, dan gangguan panik.
Suatu studi menemukan bahwa 56 persen orang yang menderita gangguan kecemasan ternyata juga mengalami depresi.
Beberapa penelitian melaporkan bahwa gangguan kecemasan terjadi pada sekitar 40 persen penderita diabetes.
Hal ini disebabkan karena episode hipoglikemik berulang dapat memicu perubahan kimia dan metabolik sehingga dapat memengaruhi bagian otak yang memainkan peran dalam memproses kecemasan.
Seseorang yang menderita gangguan kecemasan dapat melakukan beberapa hal berikut untuk menangani kondisi yang dialaminya.
Ketika merasakan adanya gejala gangguan kecemasan, seperti cemas berlebihan, segera konsultasikan dengan dokter untuk mendapatkan pemeriksaan secara menyeluruh. Hal itu dilakukan untuk memastikan masalah kesehatan lainnya tidak memicu gangguan kecemasan yang Anda alami.
Dokter mungkin akan meresepkan obat-obatan, seperti obat anticemas atau antidepresan, untuk membantu Anda mengelola kekhawatiran dan perasan cemas berlebihan.
Dengan persetujuan dari dokter, mulailah untuk melakukan olahraga dengan teratur. Senam aerobik dan latihan untuk menguatkan otot merupakan cara yang efektif untuk melatih tubuh Anda menghadapi cemas berlebihan dalam keadaan yang terkontrol. Olahraga secara teratur juga dapat meningkatkan fungsi sistem kekebalan tubuh.
Sering kali rasa cemas berlebihan membuat sebagian orang untuk mengonsumsi makanan dengan porsi yang terlalu sedikit dan tidak sehat.
Ingatkan diri Anda tentang pentingnya kesehatan saat memikirkan masalah ini. Dengan menjadikan kesehatan sebagai prioritas, mengonsumsi makanan akan menjadi lebih mudah.
Kafein akan merangsang sistem saraf yang dapat memicu adrenalin dan membuat Anda merasa gugup dan cemas.
Oleh karena itu, sebaiknya batasi atau hindari konsumsi kafein selama Anda mengalami masalah cemas berlebihan.
Teknik-teknik relaksasi, seperti yoga atau meditasi, dapat membuat perasaan menjadi lebih tenang dan terbukti dapat meredakan perasaan cemas berlebihan.
Dengan melakukan relaksasi, aliran darah ke otak meningkat dan gelombang otak bergeser dari ritme beta ke ritme alfa yang rileks. Apabila dipraktikkan secara teratur, teknik relaksasi dapat menangkal efek-efek buruk dari stres.
Baca Juga
Itulah penjelasan seputar cemas berlebihan dan gangguan kecemasan. Apabila Anda merasa mengalami cemas berlebihan yang berlangsung lama dan sering terjadi, segera konsultasikan masalah ini dengan dokter atau psikolog untuk segera mendapatkan penanganan.
Advertisement
Referensi
Artikel Terkait
Gangguan kepribadian ambang adalah gangguan mental yang membuat penderitanya merasa kesepian dan berperilaku impulsif. Penderita gangguan mental ini kerap memiliki cara memuaskan diri sendiri yang merugikan. Apa saja?
Di penjuru dunia, teknik storytelling yang tepat sangat bisa memikat semua pendengarnya. Bukan hanya sebagai media edukasi atau hiburan, menariknya manfaat storytelling juga berdampak pada kesehatan kognitif manusia.
Ada banyak faktor yang dapat menjadi penyebab anxiety disorder atau gangguan kecemasan. Beberapa faktor tersebut di antaranya genetik, kondisi medis tertentu, efek samping dari konsumsi obat-obatan, stres, hingga trauma.
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. Farahdissa
Dijawab oleh dr. Stasya Zephora
Dijawab oleh dr. Stasya Zephora
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved