Transfusi darah adalah pemberian darah dari satu orang ke orang lainnya yang sedang membutuhkan tambahan darah. Pada banyak kasus, transfusi darah dilakukan untuk menyelamatkan nyawa.
Ditinjau secara medis oleh dr. Reni Utari
22 Jan 2020
Transfusi darah perlu dilakukan pada orang yang mengalami perdarahan hebat
Table of Content
Transfusi darah adalah pemberian darah dari satu orang (donor) ke orang lain (resipien), yang kekekurangan satu atau lebih komponen darah. Prosedur transfusi darah dapat dilakukan di fasilitas kesehatan maupun pada kegiatan donor darah yang khusus diadakan untuk menambah jumlah tabungan di dalam bank darah.
Advertisement
Tidak hanya bermanfaat bagi penerima, transfusi darah juga dapat memberikan manfaat kesehatan bagi pemberinya. Meski begitu, Anda juga tidak bisa menutup mata dari risiko yang mungkin muncul. Agar lebih jelas, berikut ini penjelasan lengkap seputar transfusi darah untuk Anda.
Tidak semua orang yang mengalami perdarahan perlu diberikan transfusi darah. Ada kondisi tertentu, yang membuat orang tersebut patut menerima transfusi darah, di antaranya:
Transfusi darah merupakan salah satu prosedur dari penanganan dokter yang dapat menyelamatkan nyawa pasien saat kekurangan darah atau sedang menderita penyakit tertentu. Darah yang ditransfusikan dapat dalam bentuk komponen darah secara keseluruhan (whole blood), atau salah satu komponen darah saja, diantaranya:
Transfusi sel darah merah merupakan komponen darah yang paling sering dilakukan. Sel darah merah berperan untuk mengalirkan oksigen dari jantung ke seluruh tubuh, sekaligus membuang karbon dioksida dan zat-zat sisa tubuh.
Platelet atau trombosit adalah salah satu jenis sel yang terdapat di darah, dan berperan dalam proses pembekuan darah. Transfusi ini dilakukan apabila Anda kekurangan platelet. Kondisi ini banyak terjadi pada pasien kanker.
Transfusi plasma darah akan membantu menggantikan protein tertentu, yang berperan dalam proses pembekuan darah. Prosedur ini biasanya dilakukan pada orang yang mengalami perdarahan hebat atau gangguan hati.
Faktor pembekuan atau cryoprecipitate adalah protein yang diproduksi secara alami di plasma darah dan berperan penting dalam proses pembekuan darah. Saat perdarahan terjadi akibat kondisi kekurangan fibrinogen, tambahan fibrinogen dari luar akan diberikan.
Proses transfusi darah bisa berlangsung antara 1-4 jam. Prosedur ini bisa saja hanya dilakukan satu kali atau secara rutin, tergantung kebutuhan. Pemberian transfusi darah dibatasi maksimal 4 jam, untuk mencegah darah yang disimpan menjadi rusak, dan tidak aman diberikan.
Darah yang diberikan saat prosedur ini umumnya adalah darah orang lain, yang golongan dan rhesusnya sesuai dengan Anda. Namun pada beberapa kasus, transfusi darah juga bisa dilakukan dengan memakai darah sendiri, yang sebelumnya sudah pernah disimpan di bank darah.
Untuk mendapatkan darah yang sesuai, terkadang dibutuhkan waktu yang tidak sebentar. Namun hal ini tidak berlaku dalam kondisi darurat. Sebab, untuk kasus mendesak, darah harus segera diberikan. Jika tidak, nyawa bisa menjadi taruhannya.
Baca Juga
Transfusi darah umumnya akan berlangsung dalam waktu 4 jam atau lebih cepat. Hal ini tergantung dari jenis darah dan banyaknya darah yang diberikan. Berikut adalah tahapan prosedur transfusi darah, dari awal hingga selesai.
Sebelum prosedur transfusi dilakukan, dokter mungkin akan menginstruksikan Anda untuk terlebih dahulu menjalani tes darah lengkap. Hal ini dilakukan agar dokter dapat menentukan kebutuhan Anda terhadap transfusi darah, serta melihat kondisi penyakit kronis lain.
Namun, tes darah ini tidak dilakukan dalam kondisi darurat. Pada kondisi darurat, pemberian transfusi darah akan dilakukan saat itu juga.
Sesaat sebelum transfusi dilakukan, petugas medis akan melakukan tes lain untuk mengetahui golongan darah Anda. Langkah ini penting untuk memastikan kesesuaian donor dengan kebutuhan darah.
Jika sudah cocok, petugas akan mulai memasang selang infus untuk mengalirkan darah dari kantung darah ke dalam tubuh Anda.
Selama 15 menit pertama setelah dimulainya transfusi darah, perawat akan memantau kondisi Anda secara langsung. Sebab dalam jangka waktu inilah, respons tubuh terhadap prosedur ini biasanya muncul. Pada beberapa orang, transfusi darah bisa memicu reaksi berupa:
Petugas akan segera menghentikan transfusi apabila reaksi di atas terjadi. Sementara itu, apabila tidak ada reaksi negatif yang muncul dari tubuh, petugas akan mempercepat proses transfusi, dengan mengalirkan lebih banyak darah dalam waktu tertentu.
Selama proses transfusi berjalan, dokter ataupun perawat akan terus memantau tanda-tanda vital Anda, seperti tekanan darah, suhu tubuh, pernapasan, dan denyut nadi. Prosedur akan terus dilakukan sesuai instruksi dokter, yang disesuaikan dengan kondisi tubuh Anda saat itu.
Tergantung dari kondisi yang dialami, beberapa orang dapat langsung kembali pulang setelah prosedur ini selesai. Setelah transfusi darah, area bekas jarum suntik mungkin akan terlihat memar dan nyeri selama beberapa hari setelahnya.
Segera hubungi dokter apabila dalam 24 jam setelah menerima transfusi darah, Anda merasa tidak enak badan, sesak napas, dan nyeri dada atau sakit punggung.
Secara umum, transfusi darah adalah prosedur yang aman dilakukan. Hanya saja, sama seperti prosedur medis lainnya, tetap ada risiko yang mungkin terjadi. Reaksi ringan yang dapat terjadi di antaranya reaksi alergi seperti gatal, bentol-bentol, dan demam.
Penularan penyakit melalui darah donor, seperti HIV, hepatitis B atau hepatitis C hampir tidak pernah terjadi. Sementara itu, reaksi komplikasi yang parah sangat jarang terjadi. Berikut ini beberapa komplikasi parah yang mungkin muncul setelah transfusi darah.
Pada penyakit ini, sistem imun di tubuh justru menyerang sel darah merah baru yang masuk ke dalam tubuh, karena golongan darah yang diberikan tidak cocok dengan golongan darah di tubuh. Serangan ini akan menghasilkan suatu zat yang kemudian bisa merusak ginjal.
Gangguan ini hampir sama dengan kondisi reaksi imun hemolitik akut. Hanya saja, reaksi hemolitik tertunda, terjadi dalam waktu yang lebih lambat. Bahkan, reaksi ini bisa saja baru disadari kemunculannya empat minggu setelah proses transfusi darah.
Meskipun jarang terjadi, transfusi darah juga dapat merusak paru-paru. Kondisi ini umumnya akan terjadi 6 jam pasca prosedur dilakukan. Pada beberapa kasus, pasien akan sembuh dari kondisi ini. Namun, sebanyak 5-25 persen pasien yang menderita cedera paru-paru dapat kehilangan nyawanya. Belum diketahui penyebab spesifik mengenai transfusi darah bisa merusak paru-paru.
Infeksi serius seperti, HIV, hepatitis B, hepatitis C, atau hepatitis D, dapat tertular melalui darah pendonor. Namun kondisi ini sangat jarang terjadi di masa sekarang, sebab darah yang akan didonorkan sudah diperiksa terlebih dahulu ada tidaknya infeksi yang dapat ditularkan melalui darah.
Sel darah putih yang ditransfusikan dapat berbalik menyerang jaringan penerima. Kondisi ini tergolong fatal dan berisiko menyerang orang yang memiliki kekebalan tubuh rendah, seperti orang dengan penyakit autoimun, leukemia, dan juga limfoma.
Baca Juga
Dalam berbagai keadaan, transfusi darah merupakan penentu kelangsungan hidup seseorang. Sementara itu bagi orang yang sehat, melakukan donor darah bisa memberikan berbagai manfaat untuk kesehatan, seperti menurunkan tingkat kekentalan darah dan menekan kadar kolesterol.
Advertisement
Ditulis oleh Nina Hertiwi Putri
Referensi
Artikel Terkait
Pemeriksaan darah lengkap dilakukan untuk mengetahui kondisi kesehatan secara keseluruhan. Saat melakukan tes ini ini, hampir semua komponen darah dihitung untuk mengetahui penyakit pasien.
15 Mei 2020
Beberapa penyebab trombosit tinggi adalah perdarahan akut, anemia hemolitik, peradangan, infeksi, hingga kanker. Untuk mengetahui penyebabnya secara pasti, Anda umumnya diminta menjalani tes fisik seperti pemeriksaan limpa dan tes darah lengkap.
3 Mei 2023
Leukosit tinggi pada bayi bisa disebabkan oleh alergi, infeksi, hingga kondisi yang lebih serius seperti leukimia. Hal ini membuat cara menurunkannya pun beragam karena perlu disesuaikan dengan penyebabnya.
16 Agt 2023
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. Liliani Tjikoe
Dijawab oleh dr. Farahdissa
Dijawab oleh dr. Veranita
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved