Gejala PMS di antaranya kram, payudara mengeras, perubahan nafsu makan, kaki tangan membengkak, sakit kepala, hingga diare. Kondisi ini muncul sebelum menstruasi datang.
3.53
(36)
21 Mei 2019
Ditinjau oleh dr. Karlina Lestari
Gejala PMS adalah sederet kondisi yang muncul sebelum menstruasi tiba
Table of Content
Gejala PMS (premenstrual syndrome) adalah sekumpulan gejala fisik dan psikologis yang dirasakan oleh sebagian wanita menjelang menstruasi. Beberapa gejala yang sering muncul antara lain perubahan suasana hati (mood swings), kram di area perut, dan jerawat di permukaan kulit.
Advertisement
PMS biasanya muncul pada 1-2 minggu, sebelum datangnya menstruasi dan hilang pada saat menstruasi terjadi. Diperkirakan, tiga dari empat wanita akan mengalami gejala-gejala PMS pada masa suburnya.
Kondisi ini tidaklah berbahaya, namun seringkali membuat wanita yang sedang melaluinya merasa tidak nyaman. Sehingga, biasanya akan dilakukan beberapa langkah untuk mengatasinya mulai dari mengonsumsi obat pereda nyeri hingga melakukan teknik relaksasi.
Gejala PMS pada wanita umumnya adalah perubahan suasana hati (mood swings) dan menjadi mudah kesal. Namun, sebenarnya tanda-tanda PMS tidak hanya secara emosi atau psikologis saja, tetapi juga berpengaruh pada fisik atau tubuh.
Beberapa Gejala PMS secara fisik yang mungkin dirasakan adalah:
Sementara, tanda-tanda PMS secara psikologis dan perilaku dapat berupa:
Perlu diketahui bahwa terkadang gejala PMS yang dirasakan dapat menjadi parah dan sulit untuk ditanggulangi. Jika Anda merasa demikian, Anda dapat berkonsultasi dengan dokter dan ahli kesehatan mental.
Gejala PMS biasanya muncul mulai dari 11 hari menjelang menstruasi dan akan hilang saat menstruasi akhirnya tiba. Penyebab pasti PMS hingga kini masih belum diketahui, namun ada beberapa hal yang dinilai berhubungan dengan kondisi ini, salah satunya soal ketidakseimbangan hormon yang terjadi menjelang haid.
Pada siklus menstruasi, ada masa-masa dimana kadar hormon estrogen dan progesteron naik. Hal ini bisa memicu perubahan suasana hati, gangguan kecemasan, dan rasa kesal berlebih.
Bagi sebagian besar wanita, PMS hanyalah gejala ringan yang sedikit mengganggu. Namun bagi sebagian lainnya, gejala yang dirasakan bisa cukup parah hingga membuat sulit beraktivitas.
Berikut ini beberapa faktor yang akan meningkatkan risiko seseorang mengalami gejala PMS mengganggu:
Beberapa hal yang dapat Anda lakukan untuk mengatasi gejala PMS adalah:
Cobalah untuk menerapkan teknik-teknik relaksasi, seperti meditasi, pijat, yoga, tai chi, dan sebagainya, untuk mengatasi stres.
Terapkan pola makan sehat dengan mengonsumsi karbohidrat yang kompleks, buah-buahan, sayur-sayuran, biji-bijian utuh, dan makanan yang tinggi kalsium.
Mengurangi konsumsi garam atau makanan yang mengandung garam yang tinggi untuk mencegah kembung dan penyerapan air di tubuh.
Membatasi konsumsi kafein dan alkohol perlu dilakukan agar gejala PMS tidak semakin memburuk karena dapat meningkatkan kadar hormon estrogen.
Mengonsumsi makanan dalam porsi yang sedikit tapi sering (misalnya: makan 4-5 kali sehari dengan porsi kecil) dapat mencegah kembung.
Berolahraga setidaknya selama 30 menit sehari, olahraga dapat meningkatkan. kesehatan dan meringankan tanda-tanda PMS.
Beristirahatlah dengan cukup guna membantu meredakan rasa nyeri yang terjadi akibat PMS. Usahakan untuk tidur selama 7-9 jam setiap malam.
Menggunakan obat pereda nyeri, seperti ibuprofen atau paracetamol jika sakit yang dirasakan tidak tertahankan. Sebelumnya, Anda juga bisa meletakkan kompres hangat pada perut untuk mengurangi kram yang terjadi sebelum siklus menstruasi.
Baca Juga
Jika tanda-tanda PMS yang dirasakan tidak dapat diatasi, Anda dapat segera berkonsultasi dengan dokter. Dokter akan melakukan pemeriksaan sebab terkadang gejalanya mirip dengan tanda awal kehamilan.
Advertisement
Referensi
Terima kasih sudah membaca.
Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)
Artikel Terkait
Cara meredakan nyeri haid adalah dengan banyak minum air putih, mandi air hangat, pijat, yoga, melakukan teknik relaksasi, mengonsumsi makanan rendah lemak, menghindari kafein dan makanan asin, hingga minum obat pereda nyeri seperti ibuprofen dan paracetamol.
Kandungan tanin, oksalat, dan kafein dalam teh disebut bisa berdampak buruk bagi kesehatan selama menstruasi. Sebenarnya, bolehkah minum teh saat haid? Ini penjelasannya.
Gangguan menstruasi bisa dibagi menjadi lima jenis, yaitu menorrhagia, amenorrhea, dysmenorrhea, oligomenorrhea, dan metrorrhagia.
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. Farahdissa
Dijawab oleh dr. RH Rafsanjani
Dijawab oleh dr. Adhi Pasha Dwitama
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2022. All Rights Reserved