Dinatrium guanilat adalah zat aditif yang dicampurkan untuk menguatkan rasa makanan olahan, seperti mie instan maupun minuman energi. Zat ini dikategorikan aman untuk dikonsumsi.
Ditinjau secara medis oleh dr. Reni Utari
18 Des 2020
Makanan ringan biasanya mengandung dinatrium guanilat untuk menguatkan rasa
Table of Content
Bicara soal penguat rasa, Anda tentu sudah akrab dengan monosodium glutamat atau MSG. Namun ternyata, ada beberapa jenis penguat rasa lain yang terkandung dalam makanan. Salah satu penguat rasa selain MSG yaitu dinatrium guanilat. Kenali dinatrium lebih jauh.
Advertisement
Disodium guanylate atau dinatrium guanilat merupakan salah satu zat aditif yang umum dicampurkan dalam makanan, termasuk makanan olahan. Dinatrium guanilat bisa terkandung dalam berbagai kategori makanan, mulai dari sereal, mie instan, bahkan minuman energi.
Secara kimiawi, natrium guanilat diturunkan dari nukleotida yang disebut guanosin monofosfat atau GMP. Natrium guanilat biasanya diproduksi dari pati tapioka. Selain dari pati tapioka, penguat rasa ini juga bisa diolah dari jamur, khamir, dan rumput laut
Trivia menarik dari penggunaan dinatrium guanilat adalah kemampuannya untuk memberikan cita rasa “umami” ke dalam sajian. Umami, yang dianggap sebagai rasa dasar ke-5, dikaitkan dengan rasa gurih dan lezat yang berbeda dengan asin, manis, asam, dan pahit. Rasa umami tersebut bisa dikuatkan dengan kombinasi dinatrium guanilat dan MSG.
Dinatrium guanilat dapat digunakan bersama MSG atau mungkin untuk menggantikan MSG.
Monosodium glutamat atau MSG merupakan penyedap rasa yang sangat populer. Senyawa seperti glutamat dapat memperkuat bagaimana lidah merasakan garam dalam makanan. Bersama dengan MSG, dinatrium guanilat dapat memperkuat rasa makanan.
Kombinasi MSG dengan produk GMP (senyawa pendahulu dinatrium guanilat) bahkan dilaporkan delapan kali lebih kuat dibandingkan MSG tanpa GMP. Dengan kata lain, jika mengesmpingkan risiko kesehatannya, makanan yang dicampurkan kombinasi MSG dengan dinatrium guanilat cenderung lebih lezat.
Selain dikombinasikan bersama, dinatrium guanilat juga terkadang dicampurkan ke makanan sebagai pengganti MSG. Untuk menggantikan MSG, dinatrium guanilat biasanya dikombinasikan dengan dinatrium inosinat. Dinatrium inosinat sendiri merupakan penguat rasa yang diturunkan dari asam inosinat.
Ada banyak jenis makanan yang mengandung dinatrium guanilat. Makanan tersebut termasuk:
Menariknya, dinatrium guanilat juga muncul secara alami dalam makanan seperti ikan dan jamur. Jamur shitake yang dikeringkan bisa mengandung 150 miligram dinatrium guanilat untuk setiap 100 gramnya.
Menurut Food and Drugs Administration (FDA) di Amerika Serikat, dinatrium guanilat merupakan penguat rasa yang aman dikonsumsi. Pun begitu dengan pertimbangan European Food Safety Authority (EFSA) – bahwa zat aditif ini aman dikonsumsi.
Namun, belum jelas dosis aman dari penggunaan dinatrium guanilat sebagai penyedap dan penguat rasa. Pasalnya, tidak banyak riset terkait zat aditif ini yang sudah dilakukan. Anda tentu disarankan untuk membatasi konsumsi makanan olahan demi mengurangi asupan zat aditif.
Apabila memiliki sensitivitas terhadap MSG dan menemukan produk yang mengandung dinatrium guanilat, Anda harus memerhatikan dengan lebih detail apakah produk tersebut juga mengandung MSG. Seperti yang disampaikan di atas, dinatrium guanilat dan MSG seringkali dicampurkan bersama.
Gejala sensitivitas MSG termasuk sakit kepala, tegang otot, dan wajah kemerahan. MSG biasanya tercantum dalam label makanan dengan sebutan glutamat dan asam glutamat.
Apabila memiliki riwayat batu ginjal jenis asam urat, Anda juga harus menghindari makanan yang mengandung dinatrium guanilat. Pasalnya, guanilat seringkali dimetabolisme menjadi purin, jenis senyawa yang bisa meningkatkan kadar asam urat.
Baca Juga
Dinatrium guanilat adalah zat aditif yang dicampurkan untuk menguatkan rasa makanan. Institusi seperti FDA mengkategorikan dinatrium guanilat sebagai zat aditif yang aman – walau konsumsinya tentu harus dibatasi. Jika masih memiliki pertanyaan terkait dinatrium guanilat, Anda bisa menanyakan ke dokter di aplikasi kesehatan keluarga SehatQ. Aplikasi SehatQ tersedia gratis di Appstore dan Playstore yang berikan informasi kesehatan terpercaya.
Advertisement
Ditulis oleh Arif Putra
Referensi
Artikel Terkait
Akrilamida adalah senyawa yang terbentuk saat memasak makanan menggunakan suhu di atas 120 derajat Celcius. Akrilamida dalam jumlah berlebih dikaitkan dengan risiko kanker walau riset lanjutan masih diperlukan.
19 Okt 2020
Sayuran nightshades disebut dapat membahayakan kesehatan karena kandungan alkaloid, mulai dari peradangan hingga penyakit hati. Apa saja jenisnya?
24 Agt 2021
Ramen adalah mie yang bentuknya lebih tipis dan biasanya dimakan dengan guyuran kuah kaldu. Apa saja variasi yang bisa Anda nikmati?
11 Des 2020
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. Dwiana Ardianti
Dijawab oleh dr. R. H. Rafsanjani
Dijawab oleh dr. Veranita
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved