Selama masa mudik Lebaran lalu, Kementerian Kesehatan mencatat, penyakit yang paling banyak diderita oleh para pemudik adalah Infeksi Saluran Pernapasan Atas (ISPA) seperti pilek.
17 Jun 2019
Ditinjau oleh dr. Reni Utari
ISPA atau infeksi saluran pernapasan atas, menjadi penyakit yang paling banyak diderita pemudik.
Berdasarkan data yang dikeluarkan oleh Kementerian Kesehatan RI, dari 923 pos kesehatan mudik tahun 2019 di 34 provinsi, penyakit infeksi saluran pernapasan atas (ISPA) menjadi salah satu penyakit yang paling banyak diderita pemudik.
Advertisement
Nama ISPA mungkin belum terlalu akrab di telinga Anda. Namun sebenarnya, kondisi ini memanglah gangguan yang cukup sering dialami. Contoh paling umum dari ISPA adalah pilek. Penyakit lain yang termasuk dalam ISPA di antaranya sinusitis, faringitis, dan epiglotitis.
Penyakit ISPA merupakan infeksi yang terjadi pada organ saluran pernapasan bagian atas. Kondisi ini hampir selalu disebabkan oleh virus, dari air liur penderita ISPA yang bersin atau batuk.
Ada banyak kondisi yang bisa menjadi faktor risiko terjadinya ISPA, di antaranya:
Melihat beberapa faktor risiko di atas, tidak heran rasanya jika penyakit ini paling banyak diderita pemudik. Kondisi bandara, stasiun, maupun terminal yang teramat padat saat Lebaran, menjadi salah satu faktor risiko penyakit ISPA.
Belum lagi, durasi perjalanan yang teramat panjang, terkadang membuat para pemudik kesulitan untuk tetap menjaga kebersihan serta melindungi diri dari virus-virus yang mungkin dibawa oleh orang lain.
Periode mudik telah usai. Namun, bukan berarti perlindungan diri dari penyakit ISPA bisa berhenti. Berikut ini beberapa cara yang bisa Anda lakukan, untuk mencegah penularan penyakit ISPA, selama melakukan perjalanan.
Pada bayi, jika memungkinkan, berikan ASI. Sebab, ASI dapat membantu meningkatkan daya tahan tubuh Si Kecil. Selain itu, selalu konsumsi makanan yang bergizi seimbang, berolahraga secara teratur, dan menghentikan kebiasaan merokok. Jadi, tubuh menjadi lebih kuat untuk melawan infeksi yang menyerang.
Advertisement
Referensi
Artikel Terkait
Bahaya kipas angin perlu diketahui mitos dan faktanya agar tidak berbahaya bagi kesehatan. Jika digunakan terlalu lama, kipas angin bisa menyebabkan alergi.
Keracunan karbon monoksida tak boleh Anda sepelekan. Saat seseorang menghirup gas CO terlalu banyak, dampaknya bisa membahayakan kesehatan, hingga memicu kematian.
Teknik batuk efektif adalah cara batuk yang paling tepat untuk mengeluarkan dahak yang menumpuk di paru-paru dan tenggorokan. Dengan begitu, gangguan pernapasan bisa lebih cepat reda.
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. Lizsa Oktavyanti
Dijawab oleh dr. Liliani Tjikoe
Dijawab oleh dr. Veranita
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved