Flek paru pada anak disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis. Kondisi ini dapat menyebabkan anak mengalami batuk berkepanjangan, demam, berat badan turun, dan pembesaran kelenjar getah bening.
2023-03-29 21:59:48
Ditinjau oleh dr. Karlina Lestari
Flek paru pada anak dapat ditandai dengan batuk terus-menerus
Table of Content
Flek paru atau tuberkulosis (TBC) bisa menimpa orang dewasa maupun anak-anak. Flek paru pada anak merupakan salah satu penyakit menular yang berbahaya, bahkan dapat mengancam jiwa jika tidak ditangani dengan tepat.
Advertisement
Dalam jurnal The Lancet Public Health volume 4 tahun 2019, disebutkan bahwa pada tahun 2018, secara global diperkirakan ada 1 juta kasus penyakit tuberkulosis dan 233 ribu kematian terkait penyakit tersebut terjadi pada anak-anak berusia di bawah 15 tahun. Supaya Anda bisa mewaspadainya, kenali penyebab, gejala, dan cara mengobati flek paru pada anak berikut ini.
Flek paru-paru pada anak merupakan infeksi bakteri yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis. Bakteri ini dapat menular dan menyebar melalui udara ketika penderita TBC memercikan lendir atau dahak saat batuk maupun bersin.
Anak-anak umumnya terinfeksi setelah berulang kali tidak sengaja menghirup bakteri tersebut. Ada pula beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko TBC atau flek paru pada anak, di antaranya:
Namun, tidak semua anak yang terinfeksi akan langsung menderita TBC. Bakteri ini bisa berdiam di paru-paru tanpa menimbulkan penyakit atau menginfeksi orang lain karena sistem kekebalan tubuhnya menyerang dan mencegah penyebaran lebih lanjut.
Selain itu, lebih kecil kemungkinannya bagi anak-anak untuk menyebarkan bakteri TBC ke orang lain. Sebab, sebagian besar penyakit TB pada anak tingkat penularannya lebih rendah daripada yang terjadi pada orang dewasa.
Anak berusia kurang dari 10 tahun yang menderita flek paru-paru cenderung tidak batuk terlalu keras dan memiliki sedikit bakteri dalam sekresi lendirnya. Alhasil, penyebaran bakteri pun lebih jarang terjadi.
Setelah infeksi bakteri TBC berkembang, anak bisa menunjukkan berbagai gejala. Berikut gejala flek paru pada anak yang harus diwaspadai orangtua.
Jika Anda merasa khawatir gejala tersebut mengindikasikan penyakit flek paru pada anak, segera bawa ke dokter untuk menjalani pemeriksaan lebih lanjut. Dalam mendiagnosis flek paru pada anak, dokter dapat melakukan tes kulit dan rontgen dada.
Anak yang positif TB tapi tidak menunjukkan gejala flek paru, dianjurkan melakukan pengobatan untuk mencegah penyakit TB berkembang.
Anak berusia di atas 2 tahun dapat mengonsumsi obat isoniazid-rifapentin sekali seminggu selama 12 minggu atau obat rifampisin yang dikonsumsi setiap hari selama 4 bulan.
Sementara itu, jika flek paru-paru pada anak aktif, ia harus mengonsumsi beberapa obat antibiotik selama 6-9 bulan. Walaupun telah membaik, jangan sampai berhenti minum obat sebelum waktu yang telah diinstruksikan oleh dokter karena bisa membuat penyakitnya kambuh lagi.
Selain itu, jika obat tidak dikonsumsi dengan tepat, bakteri yang masih hidup di paru-paru bisa menjadi resisten terhadap obat tersebut. TB yang resisten terhadap obat akan lebih sulit dan lama untuk diobati, bahkan bisa berlangsung selama 18-24 bulan. Jadi, pastikan obat TBC dikonsumsi sesuai resep dokter.
Baca Juga
Selain pengobatan medis, terdapat beberapa pantangan flek paru pada anak yang harus dihindari. Berikut adalah berbagai pantangan tersebut.
Salah satu pantangan flek paru pada anak adalah terpapar asap rokok. Sebab, paparan asap rokok pada anak yang terinfeksi bisa meningkatkan risiko TB paru berkembang dengan segera. Jadi, jika ada anggota keluarga dalam rumah yang merokok, segera jauhkan anak darinya.
Hindari memberikan makanan tidak sehat ketika anak mengalami flek paru, seperti makanan pedas dan berminyak, atau makanan cepat saji.
Untuk meningkatkan imunitas anak, Anda dapat memberinya makanan tinggi protein, seperti kedelai, produk susu, telur, dan daging. Selain itu, perbanyak konsumsi sayur-mayur dan buah-buahan.
Seperti telah disebutkan sebelumnya, tidak mengonsumsi obat TB secara teratur bisa menyebabkan bakteri menjadi kebal terhadap obat, bahkan membuat kondisi anak semakin memburuk.
Walaupun mungkin anak bosan minum obat, demi kesembuhannya berikan ia obat sesuai dengan instruksi dokter sampai pengobatannya selesai.
Ketika mengalami flek paru, sebaiknya anak tidak pergi ke sekolah dulu. Beristirahatlah dengan cukup agar kondisinya bisa segera pulih. Hal ini juga dilakukan untuk mencegah penularan kepada anak lain. Anak dapat bersekolah kembali setelah dokter menyatakan jika TBC-nya tidak menular.
Pantangan flek paru pada anak selanjutnya adalah tidak menutup mulut ketika batuk atau bersin. Apabila anak sering melakukan hal tersebut, bakteri TBC dapat menyebar di udara dan menularkan orang di dekatnya.
Ajari anak untuk menutup mulutnya dengan siku bagian dalam atau tutup menggunakan tisu saat batuk maupun bersin. Jika perlu, pakaikan masker pada anak ketika melakukan kontak dekat dengan orang lain.
Bakteri TBC dapat berkembang di lingkungan yang lembap. Sehingga, jika anak berada dalam ruangan yang berventilasi buruk maka dapat memicu penularan.
Maka dari itu, pastikan ada akses cahaya dan ventilasi pada ruangan agar sinar matahari dan udara bisa masuk, misalnya dengan membuka jendela.
Jika ingin berdiskusi lebih lanjut seputar flek paru pada anak, tanyakan langsung pada dokter di aplikasi kesehatan keluarga SehatQ. Download sekarang di App Store dan Google Play.
Advertisement
Referensi
Artikel Terkait
Cara mengatasi batuk kering tidak harus selalu menggunakan obat di apotek. Menggunakan bahan-bahan alami seperti berkumur menggunakan air garam juga bisa Anda jadikan alternatif untuk mengatasi batuk kering.
Internis adalah dokter spesialis yang menangani penyakit dalam. Kunjungi internis saat mengalami keluhan pada bagian perut dan dada, atau yang berhubungan dengan organ dalam.
Fungsi tulang dada cukup berperan saat melindungi organ vital tubuh Anda. Mulai dari jantung, paru-paru, hingga tulang rawan, juga dilindungi oleh tulang dada.
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. Lizsa Oktavyanti
Dijawab oleh dr. Lizsa Oktavyanti
Dijawab oleh dr. Liliani Tjikoe
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved