Bakteri Escherichia Coli alias E.Coli bisa memcu berbagai penyakit di tubuh, seperti keracunan makanan, diare, hingga gagal ginjal dan infeksi saluran kemih. Infeksi ini cukup sering terjadi sehingga Anda perlu lebih waspada.
Ditinjau secara medis oleh dr. Reni Utari
3 Jul 2020
Bakteri E. coli bisa picu berbagai penyakit
Table of Content
Escherichia Coli atau E. coli adalah bakteri yang biasanya hidup di usus manusia. Dalam kondisi normal, bakteri ini tidak akan menyebabkan gangguan dan justru berguna untuk kesehatan pencernaan. Namun, pada kondisi tertentu, bakteri ini bisa berubah menjadi berbahaya.
Advertisement
E. coli sendiri terdiri dari beberapa jenis, dan masing-masingnya bisa menyebabkan penyakit yang berbeda. Jenis yang bisa menyebabkan gangguan kesehatan biasanya ditemukan dari makanan dan minuman yang terkontaminasi.
Jadi saat Anda tidak sengaja mengonsumsinya, maka infeksi bakteri ini bisa terjadi di tubuh.
Infeksi bakteri E. coli umumnya bisa sembuh dengan sendirinya dalam waktu satu minggu. Namun pada kondisi yang parah, dibutuhkan lebih banyak waktu dan perawatan intensif untuk meredakannya.
Ada beberapa jenis bakteri E.coli yang bermanfaat untuk tubuh. Namun jenis lainnya berisiko memicu penyakit. Berikut ini beberapa gangguan kesehatan yang bisa muncul akibat kontaminasi bakteri ini.
Salah satu jenis bakteri E.coli bahkan dapat memproduksi racun yang disebut Shiga. Racun ini akan merusak dinding usus Anda, sehingga memicu berbagai penyakit pencernaan. Jenis bakteri ini disebut juga sebagai STEC atau Shiga toxin-producing E.coli.
Jenis bakteri Escherichia Coli lainnya, O157:H7, bahkan bisa memicu timbulnya gangguan kesehatan yang cukup parah. Bakteri ini dikenal dapat menyebabkan orang yang terinfeksi mengalami BAB berdarah, muntah-muntah, dan kram perut.
Bahkan, bakteri jenis tersebut adalah bakteri yang paling sering menyebabkan gagal ginjal akut pada anak. Selain itu, gejala seperti kejang, demam, perdarahan, linglung dan gagal ginjal pada orang dewasa juga bisa disebabkan oleh E. coli jenis O157:H7.
Umumnya, kontaminasi bakteri ini bisa terjadi pada orang-orang yang kurang menjaga kebersihan makanan dan minuman yang dikonsumsi. Berikut ini beberapa alur penyebaran bakteri E. coli yang perlu Anda waspadai.
Apabila makanan mentah diolah dengan cara yang tidak bersih, maka kontaminasi bakteri E. coli sangat mungkin terjadi. Berikut ini beberapa kebiasaan yang bisa membuat Anda terinfeksi bakteri ini.
Jika metode pemotongan hewan yang dilakukan di peternakan maupun rumah pemotongan kurang tepat, bakteri yang ada di usus hewan bisa mengontaminasi daging maupun bagian lain yang akan dikonsumsi.
Pada daerah yang kesulitan untuk menjangkau sumber air bersih dan pengaturan sanitasinya buruk, infeksi bakteri E. coli rentan terjadi. Sebab, air yang ada rentan mengalami kontaminasi oleh bakteri dari kotoran manusia dan hewan di sekitar daerah tersebut.
Bakteri E. coli bisa menyebar antar manusia jika orang yang terinfeksi tidak mencuci tangan setelah buang air besar, dan langsung menyentuh atau menyalami orang lain.
Panti jompo, sekolah, dan tempat penitipan anak adalah tempat yang berpotensi menyebarkan E. coli antarmanusia.
Orang yang pekerjaan sehari-harinya harus melakukan kontak langsung dengan sapi, kambing, dan domba, berisiko lebih besar terinfeksi E. coli. Bakteri bisa masuk ke tubuh apabila orang tersebut tidak langsung cuci tangan setelah menyentuh hewan secara langsung.
Gejala infeksi bakteri E. coli yang menyerang usus biasanya akan muncul 1-10 hari setelah paparan terjadi. Lalu, setelah muncul, gangguan ini umumnya akan terjadi antara 5-10 hari. Sedangkan gejala yang disebabkan oleh bakteri dari jenis E. coli O157 rata-rata akan muncul 3-4 hari setelah infeksi terjadi.
Berikut ini beberapa kondisi yang sering muncul saat seseorang terinfeksi E. coli.
Sementara itu pada kondisi infeksi yang parah, gejala yang timbul bisa berupa:
Apabila Anda merasakan gejala E.coli yang parah, segera hubungi dokter. Sebab jika dibiarkan, bakteri ini bisa terus merusak berbagai organ di tubuh dan menimbulkan komplikasi seperti kerusakan sel darah merah hingga gagal ginjal.
Perawatan infeksi bakteri E. coli
Hingga saat ini belum ada intruksi khusus yang dapat dilakukan untuk memusnahkan bakteri penyebab infeksi tersebut dari tubuh. Seringkali, infeksi ini bisa reda dengan sendirinya selama Anda banyak minum air putih dan istirahat yang cukup.
Namun yang perlu diperhatikan, saat Anda mengalami mencret atau BAB cair karena bakteri ini, jangan mengonsumi obat diare. Sebab, obat-obatan ini akan memperlambat kerja sistem pencernaan sehingga bakteri akan bertahan lebih lama di usus.
Biarkan tinja keluar saat memang harus keluar, sambil Anda memastikan terus mengonsumsi cairan yang cukup agar tidak dehidrasi. Pada infeksi E.coli, penggunaan antibiotik juga tidak disarankan karena bisa meningkatkan risiko komplikasi.
Apabila infeksi yang Anda alami sudah sangat parah seperti sindrom uremik hemolitik, maka dokter akan memenuhi kebutuhan cairan melalui infus. Perawatan lain seperti transfusi darah dan prosedur cuci darah atau dialisis juga mungkin dilakukan.
Agar bisa terhindar dari bakteri E. coli, selalu lakukan langkah berikut ini:
Baca Juga
Infeksi bakteri Escherichia Coli terhitung sangat mungkin untuk dihindari selama Anda menjaga kebersihan diri dengan baik. Selain itu, langkah pencegahan di atas juga akan membantu Anda terhindar dari berbagai penyakit lain, seperti hepatitis A dan tifus.
Advertisement
Ditulis oleh Nina Hertiwi Putri
Referensi
Artikel Terkait
Infeksi saluran kemih (ISK) pada ibu hamil rentan terjadi karena perubahan kondisi fisik dan hormon. Kondisi ini bisa terjadi karena beberapa faktor, salah satunya kekurangan asupan cairan.
3 Mei 2023
Bronkopneumonia pada anak adalah jenis pneumonia yang menyebabkan peradangan pada alveoli. Kondisi ini dapat ditandai dengan demam tinggi, sesak napas, batuk , keringat berlebih, dan muntah.
27 Des 2021
Kenapa antibiotik harus dihabiskan? Antibiotik adalah obat yang digunakan untuk membasmi bakteri. Jika tidak dihabiskan, bakteri penyebab penyakit jadi tidak hilang tuntas. Hal ini membuat bakteri yang bertahan akan mempelajari mekanisme obat hingga lama kelamaan kebal dari obat sehingga penyakit sulit sembuh.
1 Agt 2023
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. Liliani Tjikoe
Dijawab oleh dr. Dwiana Ardianti
Dijawab oleh dr. Liliani Tjikoe
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved