logo-sehatq
logo-kementerian-kesehatan
Forum
Penyakit

Penyebab Disentri pada Bayi dan Cara Mengatasinya

open-summary

Disentri pada bayi bisa berbahaya, terutama jika terjadi pada anak yang kurang gizi, mengalami dehidrasi, serta tidak pernah diberi ASI. Karena itu, orangtua perlu waspada terhadap penyakit ini.


close-summary

Ditinjau secara medis oleh dr. Reni Utari

7 Apr 2023

Disentri pada bayi lebih berbahaya pada anak yang tidak diberi ASI

Disentri pada bayi gejalanya mirip diare

Table of Content

  • Penyebab disentri pada bayi
  • Gejala disentri pada bayi
  • Penanganan disentri pada bayi
  • Mencegah penyebaran disentri

Disentri adalah infeksi pada saluran pencernaan yang menyebabkan penderitanya mengalami diare parah disertai keluarnya darah, lendir, atau keduanya. Kondisi ini dapat terjadi pada siapapun, tapi anak-anak berisiko lebih tinggi dibandingkan orang dewasa.

Advertisement

Disentri biasanya terjadi pada individu yang tinggal di area kotor dan kumuh. Sebab, penyakit ini mudah tersebar apabila lingkungan tersebut tidak menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) yang baik.

Penyebab disentri pada bayi

Inti permasalahan dari disentri adalah sanitasi yang kurang baik. Hal ini menyebabkan bakteri yang terdapat pada kotoran manusia jadi mudah tersebar. Disentri bisa menular apabila seseorang mengonsumsi makanan atau minuman yang sudah terkontaminasi bakteri tersebut.

Penularan juga dapat terjadi apabila pengidap disentri tidak mencuci tangannya setelah buang air dan kemudian menyentuh berbagai barang yang digunakan bersama atau bahkan makanan yang dikonsumsi bersama.

Bakteri bernama Shigella merupakan penyebab disentri akut paling umum. Sementara itu dalam kasus disentri pada bayi, bakteri Campylobacter jejuni juga kerap menjadi penyebabnya.

Selain itu, bakteri salmonella dan amoeba berjenis Entamoeba histolytica juga dapat menyebabkan disentri. Namun, keduanya jarang terjadi dan biasanya tidak menyebabkan kelainan yang parah.

Meski mirip dengan diare, disentri merupakan penyakit yang lebih berbahaya, terutama untuk anak. Bahkan, disentri pada bayi juga bisa menyebabkan kematian, terutama pada bayi yang kekurangan nutrisi, mengalami dehidrasi berat, serta tidak menerima asupan ASI. Risiko disentri juga akan meningkat pada anak yang sebelumnya punya riwayat menderita campak.

Gejala disentri pada bayi

Gejala bisanya akan muncul 1-3 hari setelah infeksi terjadi. Infeksi disentri yang disebabkan oleh bakteri umumnya akan menimbulkan gejala berupa:

  • Diare disertai kram perut
  • Demam
  • Mual dan muntah
  • Terlihat ada darah atau lendir di tinja

Sementara itu, disentri yang disebabkan oleh amoeba biasanya tidak menimbulkan gejala yang berarti. Namun pada beberapa kasus, penyakit ini juga bisa menyebabkan penurunan berat badan yang cukup signifikan.

Segera bawa bayi ke dokter apabila mengalami gejala-gejala di atas. Semakin cepat dilakukan, maka risiko bayi mengalami dehidrasi hingga membahayakan nyawa bisa diminimalisir.

Penanganan disentri pada bayi

Penderita disentri yang berusia di bawah dua bulan atau anak dengan status gizi yang buruk, harus segera mendapatkan perawatan di rumah sakit. Selain kedua kelompok tersebut, anak yang menderita disentri sekaligus keracunan, lemas, kembung, kejang, dan berisiko tinggi mengalami sepsis, juga harus dirawat di rumah sakit.

Karena penyakit ini disebabkan oleh bakteri, maka pemberian antibiotik dianggap efektif untuk menyembuhkannya. Jenis antibiotik yang diberikan biasanya adalah siprofloxasin dan sefiksim. Dokter juga mungkin meresepkan zinc apabila anak mengalami diare cair, tapi tanpa disertai dehidrasi.

Selama masa penyembuhan, anak juga tetap harus menerima ASI. Jika memungkinkan, beri lebih banyak ASI dibanding biasanya. Sedangkan bayi yang sudah berusia enam bulan ke atas, harus tetap diberikan makanan seperti biasa tanpa modifikasi.

Saat sudah didiagnosis mengalami disentri, jangan menambahkan sendiri obat untuk meredakan gejala, seperti obat sakit perut. Sebab, hal ini justru akan memperparah kondisi anak.

Baca Juga

  • Jangan Panik, Ini Cara Mengatasi Diare pada Anak Usia 3 Tahun
  • Penyakit Disentri Amoeba, Ini Gejala Hingga Pengobatannya
  • 10 Penyebab Perut Bayi Sakit dan Cara Mengatasinya

Mencegah penyebaran disentri

Disentri bisa dicegah selama kebersihan sanitasi terjaga dengan baik. Karena bayi masih bergantung sepenuhnya pada orangtua, maka untuk mencegah disentri pada bayi, orangtua perlu menjalani perilaku hidup bersih dan sehat, seperti:

  • Senantiasa mencuci tangan dengan sabun dan cara yang benar
  • Berhati-hati saat mengganti popok bayi yang sedang sakit
  • Berikan anak makanan yang bersih dan sehat
  • Pastikan sumber air di rumah bersih
  • Jangan jajan sembarangan
  • Rebus air hingga matang sebelum digunakan untuk memasak atau membuat susu bayi
  • Jangan membuat olahan buah bagi bayi dari buah yang sudah dikupas sebelumnya. Sebaiknya, kupas buah sendiri di rumah agar lebih higienis

Disentri sangat mungkin dicegah. Jadi, jangan sampai buah hati Anda menjadi korbannya, hanya karena Anda malas cuci tangan atau membuatkannya susu dengan air yang sudah terkontaminasi.

Menjaga kebersihan lingkungan tempat tinggal juga akan menjauhkan diri Anda dari berbagai penyakit lain selain disentri. Karena itu, jangan tunda lagi untuk mulai ubah gaya hidup menjadi lebih sehat.

Advertisement

diare pada bayibayi sembelitkotoran bayidisentri

Ditulis oleh Nina Hertiwi Putri

Referensi

Bagikan

Artikel Terkait

Diskusi Terkait di Forum

Advertisement

logo-sehatq
    FacebookTwitterInstagramYoutubeLinkedin

Langganan Newsletter

Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.

Perusahaan

Dukungan

Butuh Bantuan?

Jam operasional:
07:00 - 20:00 WIB

Hubungi Kami+6221-27899827

© SehatQ, 2023. All Rights Reserved