logo-sehatq
logo-kementerian-kesehatan
Forum
Parenting

Apa Saja Gejala Tetanus pada Bayi?

open-summary

Tetanus pada bayi umumnya terjadi akibat proses persalinan yang kurang steril dan ibu yang tidak mendapat vaksin tetanus saat proses kehamilan. Toksin bakteri tetanus banyak ditemukan di tanah dan dapat bertahan selama kurang lebih 40 tahun.


close-summary

Ditinjau secara medis oleh dr. Reni Utari

16 Mei 2019

Tetanus neonatorum sering terjadi di negara berkembang akibat persalinan yang kurang steril.

Tetanus neonatorum adalah infeksi tetanus yang terjadi pada bayi berusia kurang dari 1 bulan.

Table of Content

  • Berbagai gejala tetanus pada bayi
  • Inkubasi tetanus berlangsung hingga 21 hari
  • Rekomendasi pencegahan tetanus dari IDAI

Tetanus adalah penyakit infeksi akibat toksin bakteri Clostridium tetani yang menyerang sistem saraf. Toksin yang menyerang saraf ini dapat menyebabkan kontraksi otot yang sangat nyeri, terutama pada otot rahang dan leher.

Advertisement

Hal yang paling membahayakan dari tetanus adalah penyebaran bakteri ke sistem pernapasan, dan menyerang otot-otot pernapasan. Jika hal ini terjadi, bisa menyebabkan kesulitan bernapas, dan berisiko mengalami kondisi fatal.

Baca Juga

  • Omega 3, Nutrisi Penting untuk Perkembangan Otak Anak
  • Tak Perlu Bingung, Ini Tips Memilih Botol Minum Anak yang Tepat dan Aman
  • Gejala Kanker pada Anak yang Perlu Dikenali Orangtua

Berbagai gejala tetanus pada bayi

Tetanus neonatorum adalah infeksi tetanus yang terjadi pada bayi baru lahir kurang dari 1 bulan dan umumnya bersifat fatal. Bukan hanya orang dewasa, bayi juga ternyata bisa terkena tetanus.

Tetanus neonatorum sebagian besar terjadi di negara berkembang, akibat kontaminasi alat tidak steril yang digunakan untuk persalinan atau merawat tali pusar.

Selain itu, tetanus neonatorum juga dapat disebabkan oleh ibu yang tidak mendapat vaksin tetanus pada saat kehamilan. Akibatnya, daya tahan tubuh bayi rentan terinfeksi. Berikut ini gejala infeksi tetanus neonatorum pada bayi, yang dapat Anda amati.

  • Bayi gelisah dan sering merengek
  • Mulut bayi sulit terbuka (trismus), sehingga sudah menerima asupan makanan dan ASI
  • Kakunya otot wajah dan alis yang tertarik (risus sardonicus)
  • Badan bayi kaku dan melengkung ke belakang (opistotonus)
  • Bayi mengalami kejang
  • Demam, berkeringat, tekanan darah tinggi, dan denyut nadi yang cepat
  • Gangguan otot-otot pernapasan yang dapat menyebabkan kematian

BACA JUGA: 7 Ciri-ciri Tetanus yang Tak Boleh Disepelekan

Inkubasi tetanus berlangsung hingga 21 hari

Toksin bakteri tetanus dapat banyak ditemukan di tanah dan dapat bertahan selama kurang lebih 40 tahun. Bakteri dan toksin tersebut masuk melalui luka yang terbuka dan menyebar ke aliran darah. Membersihkan luka dengan kurang baik bisa meningkatkan risiko tetanus.

Dalam kurang lebih selama delapan hari (masa inkubasi mulai dari 3-21 hari), toksin tetanus mulai menyerang sistem saraf dan menimbulkan gejala. Bila toksin tetanus telah menyebar, angka kematian pasien yang terinfeksi dapat mencapai 30%.

Meskipun terlihat sangat berbahaya, tetanus dapat dicegah dengan pemberian vaksin tetanus, bersamaan imunisasi difteri dan pertusis.

Perlu diingat, efek vaksin tetanus tidak dapat bertahan selamanya. Oleh karena itu, dosis booster tetanus perlu diberikan tiap 10 tahun, untuk memastikan infeksi tetanus dapat dicegah.

Rekomendasi pencegahan tetanus dari IDAI

Mengikuti rekomendasi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) tahun 2017, vaksin tetanus pertama diberikan bersama dengan vaksin difteri dan pertusis (DTP), paling cepat pada usia 6 minggu.

Kemudian, vaksin diberikan dua kali dengan interval selang 1 bulan, dan dapat diberikan bersamaan dengan vaksin polio, hepatitis B, dan HiB (Haemophilus influenza tipe B), pada usia 3 dan 4 bulan.

Booster pertama tetanus diberikan pada saat usia 18 bulan dan booster kedua, pada saat masuk sekolah (5 tahun). Booster selanjutnya dapat diberikan setiap 10 tahun sekali.

Kemudian, untuk mencegah terjadinya tetanus neonatorum, para wanita usia subur dan calon pengantin memiliki jadwal vaksin tetanus tambahan, yaitu untuk TT1-TT5. Berikut jadwal pemberian vaksin TT1 hingga TT5.

1. TT1:

Diberikan 2 minggu sebelum menikah, untuk mempersiapkan pembentukan antibodi atau kekebalan terhadap tetanus

2. TT2:

Diberikan 4 minggu setelah TT1 diberikan

3. TT3:

Diberikan 6 bulan setelah TT2

4. TT4:

Diberikan 12 bulan setelah TT3

5. TT5:

Diberikan 12 bulan setelah TT 4

Jika kelima imunisasi TT telah diterima wanita usia subur dan ibu hamil, tingkat perlindungan tetanus dapat mencapai 99%, dengan masa perlindungan 30 tahun. Ini merupakan salah satu upaya pencegahan tetanus yang sangat dianjurkan untuk dilakukan.

Advertisement

penyakit anakvaksin bayi dan anakkesehatan anakimunisasi anaktetanus

Ditulis oleh dr. M. Helmi A.

Referensi

Bagikan

Artikel Terkait

Diskusi Terkait di Forum

Advertisement

logo-sehatq
    FacebookTwitterInstagramYoutubeLinkedin

Langganan Newsletter

Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.

Perusahaan

Dukungan

Butuh Bantuan?

Jam operasional:
07:00 - 20:00 WIB

Hubungi Kami+6221-27899827

© SehatQ, 2023. All Rights Reserved