Bisa terjadi tanpa sengaja atau justru disengaja, keracunan obat adalah konsekuensi ketika seseorang mengonsumsi terlalu banyak obat. Entah itu obat yang diresepkan dokter, dibeli sendiri, legal, hingga yang ilegal. Keracunan obat bisa menyebabkan fungsi tubuh terganggu.
5 Agt 2020
Ditinjau oleh dr. Anandika Pawitri
Penggunaan obat melenbihi dosis dapat sebabkan keracunan obat
Table of Content
Bisa terjadi tanpa sengaja atau justru disengaja, keracunan obat adalah konsekuensi ketika seseorang mengonsumsi terlalu banyak obat. Entah itu obat yang diresepkan dokter, dibeli sendiri, legal, hingga yang ilegal. Keracunan obat bisa menyebabkan fungsi tubuh terganggu.
Advertisement
Tak hanya itu, keracunan obat juga memicu komplikasi medis hingga kematian. Seberapa parah kondisinya bergantung pada jenis obat, dosis yang dikonsumsi, juga riwayat medis orang yang bersangkutan.
Mengingat keracunan obat bisa terjadi tanpa disengaja, ada beberapa hal yang meningkatkan risikonya, seperti:
Obat yang disimpan sembarangan bisa dikonsumsi oleh anak-anak yang masih dalam fase oral atau ingin memasukkan segala benda ke dalam mulutnya. Itulah sebabnya anak-anak termasuk yang paling rentan mengalami keracunan obat jika menemukannya dalam kondisi tidak tersimpan dengan baik.
Keracunan obat juga bisa terjadi ketika seseorang tidak mengonsumsinya sesuai dengan dosis. Tak hanya anak-anak, hal ini bisa juga terjadi pada orang dewasa. Bukannya menyembuhkan, mengonsumsi obat dengan dosis berlebih akan membuat tubuh dalam bahaya.
Orang yang pernah memiliki riwayat kecanduan atau penyalahgunaan obat bisa mengalami keracunan obat. Terlebih ketika seseorang mengonsumsi lebih dari satu jenis obat yang bersifat psikedelik atau menggabungkannya dengan alkohol.
Risiko faktor lain dari keracunan obat adalah masalah mental. Orang yang mengalami depresi atau kerap memikirkan suicidal thoughts rentan mengalami hal ini. Terlebih, jika masalah mental dibiarkan begitu saja tanpa ditangani.
Baca Juga
Bergantung pada tiap individu hingga obat yang dikonsumsinya, berikut ini beberapa gejala keracunan obat yang umum terjadi:
Orang yang mengalami keracunan obat harus segera mendapatkan penanganan medis darurat. Semakin cepat penanganan medis diberikan, akan semakin efektif hasilnya.
Berbeda jenis keracunan obat, akan berbeda pula cara penanganan medisnya. Kunci dari penanganan adalah tahu seberapa banyak dan apa jenis obat yang telah dikonsumsi berlebihan. Namun, tidak selamanya informasi krusial ini diketahui.
Untuk itu, biasanya tim medis akan melakukan langkah penanganan awal untuk mengatasi keracunan obat dengan cara:
Ada banyak cara mencegah keracunan obat, utamanya yang terjadi tanpa disengaja. Metode terbaik adalah dengan menghilangkan peluang terjadinya keracunan atau hal yang memicu seseorang mengonsumsi obat berlebihan.
Apabila ada anak kecil di rumah, pastikan seluruh obat baik yang dari dokter maupun dibeli sendiri tersimpan dengan baik. Jauhkan dari jangkauan anak-anak.
Baca Juga
Ketika mengonsumsi obat dari dokter, ikuti benar-benar instruksi dosisnya. Jangan menggabungkan jenis obat tertentu tanpa sepengetahuan dokter karena bisa bereaksi menyebabkan keracunan obat.
Sementara jika keracunan obat terjadi karena penyalahgunaan dengan sengaja, cara terbaik untuk menghindari overdosis adalah dengan mengakhirinya. Tenaga medis atau profesional selalu siap membantu orang yang ingin mengakhiri penyalahgunaan obat.
Advertisement
Referensi
Artikel Terkait
Putus alkohol atau alcohol withdrawal syndrome adalah gejala ketika seorang pecandu alkohol tiba-tiba berhenti atau mengurangi asupan alkoholnya secara signifikan. Kerap disebut sakau alkohol, orangnya akan mengalami kombinasi gejala fisik dan emosi mulai dari cemas berlebih, lelah, hingga mual.
Sayuran yang mengandung asam folat dan mudah didapat contohnya adalah bayam dan brokoli. Asam folat penting untuk mencegah anemia dan menguatkan memori.
Manfaat daging domba untuk kesehatan cukup beragam, seperti menjaga sistem imun tubuh, meningkatkan performa fisik, dan mencegah anemia. Rasanya juga lezat dan teksturnya empuk.
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. Lizsa Oktavyanti
Dijawab oleh dr. Stasya Zephora
Dijawab oleh dr. Stasya Zephora
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved