Self-harm adalah tindakan menyakiti diri sendiri yang bisa terjadi karena masalah emosi. Self-harm pun dilakukan ‘pelakunya’ dalam beberapa bentuk, seperti menyayat, membuat goresan, hingga membakar bagian tubuh tertentu. Empati sangat diperlukan dalam membantu orang yang menyakiti dirinya sendiri.
Ditinjau secara medis oleh dr. Reni Utari
22 Mei 2020
Self-harm atau menyakiti diri sendiri bisa terjadi karena masalah emosi
Table of Content
Setiap jiwa memiliki toleransi yang berbeda dalam memahami dan menangani masalah emosinya. Beberapa orang pun mungkin terjebak dalam tindakan yang tidak sehat, seperti self-harm atau menyakiti diri sendiri, saat ia merasa tak ada cara lain yang bisa membantunya. Bagaimana membantu orang yang menyakiti dirinya sendiri?
Advertisement
Sesuai namanya, self-harm adalah tindakan dengan sadar menyakiti diri sendiri pada bagian tubuh tertentu. Self-harm, atau kadang juga disebut dengan self-injury, biasanya bukanlah tindakan untuk bunuh diri. Tindakan-tindakan self-harm lebih merujuk pada cara seseorang untuk bergumul dengan emosi dan rasa frustasinya, yang tentu amat berbahaya.
Bagi orang yang menyakiti dirinya sendiri, ia mungkin akan merasakan sensasi ketenangan dan kepuasan yang sifatnya sementara. Namun kemudian, perasaan bersalah akan muncul diikuti dengan kambuhnya rasa amarah dan frustasi yang membekap perasaannya.
Self-harm atau self-injury tentunya adalah tindakan yang membahayakan diri sendiri. Pelaku self-harm berisiko mengalami cedera yang parah pada bagian tubuhnya, serta bukan tak mungkin melakukan tindakan yang lebih fatal.
Ada beberapa bentuk self-harm atau tindakan menyakiti diri sendiri, misalnya:
Tindakan self-harm cenderung akan meninggalkan ‘pola’ pada kulit bagian tubuh tertentu. Bagian tubuh yang kerap menjadi sasaran self-injury yaitu lengan, kaki, atau bagian depan torso. Namun, bukan tak mungkin ada area lain yang menjadi sasaran tindakan menyakiti diri sendiri.
Tindakan self-harm biasanya dilakukan di tempat privat. Penderitanya juga mungkin saja melakukan tindakan menyakiti diri sendiri dengan lebih dari satu metode di atas.
Tidak ada jawaban mudah untuk menjawab apa penyebab orang menyakiti dirinya sendiri. Biasanya, orang yang melakukan self-harm memiliki kecenderungan sebagai berikut:
Pada beberapa kasus, perilaku self-injury juga bisa berkaitan dengan beragam masalah psikologis, seperti:
Ada pula beberapa faktor risiko self-harm yang mungkin bisa berkontribusi. Beberapa faktor risiko tersebut, yaitu:
Empati sangat diperlukan dalam membantu orang terdekat yang melakukan self-harm dan menyakiti diri sendiri. Beberapa kemungkinan skenario self-harm yang dilakukan orang terdekat, yaitu:
Apabila anak ketahuan melakukan self-injury, menghukum mereka bukanlah solusi dan tak akan menyelesaikan masalah. Sebagai langkah awal, sampaikan dengan penuh kasih sayang bahwa ia sangat berarti bagi Anda, dan Anda selalu mengasihinya.
Kemudian, Anda bisa dengan segera membuat janji dengan dokter anak atau dokter keluarga. Anda juga mungkin memerlukan rujukan agar anak bisa dibantu oleh psikiater. Apabila dokter memberikan penanganan dalam menyelesaikan masalah Si Kecil, Anda harus selalu mendukungnya untuk ‘bebas’ dari jerat self-harm.
Apabila Anda mengetahui teman menyakiti dirinya sendiri, Anda bisa menyarankannya untuk menemui ahli kejiwaan, walau beberapa orang mungkin tak mau awalnya untuk mencari bantuan profesional. Sampaikan bahwa Anda siap jika ada hal yang ingin ia ceritakan dan selalu mendukungnya untuk menjalani terapi dari dokter.
Apabila Anda terjebak dalam perilaku self-harm, ketahuilah bahwa Anda merupakan orang yang sangat berharga. Memang terkadang sulit untuk memercayai betapa Anda sangat berarti. Namun ketahuilah, Anda dikelilingi oleh orang-orang yang mencintai Anda seutuhnya.
Karena self-harm adalah tindakan yang bisa membahayakan diri, tips berikut ini bisa Anda coba agar tak lagi melakukan self-harm:
Baca Juga
Self-harm adalah tindakan menyakiti diri sendiri yang berbahaya. Membantu orang yang terjebak self-harm harus diiringi dengan empati dan tanpa penghakiman. Apabila Anda yang melakukan tindakan ini, segera menemui ahli kejiwaan sangat dianjurkan.
Advertisement
Ditulis oleh Arif Putra
Referensi
Artikel Terkait
Pasif-agresif adalah perilaku penyingkapan perasaan negatif secara tersirat dan bukannya menyampaikan langsung dengan terbuka. Perilaku pasif-agresif sering membuat orang lain bingung dan berisiko merusak hubungan personal.
12 Okt 2020
Cara mengatasi depresi yang aman bisa dilakukan dengan membuat diri Anda lebih aktif sekaligus mulai menjalani hidup sehat.
3 Mei 2019
Eksibisionis adalah gangguan mental yang membuat penderitanya memiliki keinginan atau pemikiran untuk melakukan tindakan memperlihatkan alat vitalnya kepada orang asing guna mendapatkan reaksi tertentu yang diinginkan.
5 Nov 2019
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. Liliani Tjikoe
Dijawab oleh dr. Liliani Tjikoe
Dijawab oleh dr. Liliani Tjikoe
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved