Self-blaming atau menyalahkan diri sendiri merupakan salah satu bentuk kekerasan emosional. Bila dilakukan terus-menerus, self-blaming justru menghambat kemampuan Anda untuk berkembang.
2023-03-29 04:47:45
Ditinjau oleh dr. Karlina Lestari
Self-blaming membuat Anda tidak termotivasi melakukan apa pun
Menyalahkan diri sendiri atau self-blaming biasanya dilakukan saat sesuatu tidak berjalan sebagaimana mestinya. Anda mungkin merasa bahwa kegagalan atau masalah yang muncul ini merupakan tanggung jawab Anda seorang diri.
Advertisement
Self-blaming merupakan salah satu kekerasan emosional yang bisa Anda lakukan. Kabar buruknya, kekerasan emosional ini termasuk dalam kategori berbahaya. Hal ini bisa disebabkan oleh kurang cakapnya seseorang dalam menyampaikan rasa maaf dan bersalah untuk diri sendiri.
Anda mungkin menjadi tidak termotivasi melakukan apa pun dan seolah-olah diam di tempat. Cara mengatasinya tentu harus dimulai dari diri sendiri. Simak penjelasannya di bawah ini.
Anda mungkin sudah tahu bahwa manusia adalah makhluk yang sempurna. Kita diberi akal dan perasaan untuk menyikapi semua keadaan yang terjadi. Di sisi lain, manusia juga merupakan makhluk yang jauh dari kata sempurna dalam beberapa hal.
Harus diakui bahwa manusia pasti melakukan kesalahan. Anda tidak bisa mengharapkan kesempurnaan dan terus-menerus mengemban sifat perfeksionisme. Saat seseorang gagal, hal tersebut yang akan memberi tahu bahwa tetap perlu ada keseimbangan dalam kehidupan.
Ada beberapa akibat self-blaming terhadap kesehatan mental Anda:
Menyalahkan diri sendiri bisa membuat tidak berdaya. Orang cenderung menghindari atau takut melakukan hal baru. Anda bisa menutup sebuah ide yang datang dalam diri atau bahkan pekerjaan yang lebih menarik karena takut masa lalu terulang lagi.
Menyalahkan diri tentunya sama seperti mempermalukan diri sendiri. Anda akan terus membandingkan diri dengan sebuah kesuksesan atau berandai-andai untuk bisa mencegah kegagalan itu datang. Saat merasa gagal, seharusnya ada yang diperbaiki dan bukan menyalahkan diri sendiri.
Sebuah penelitian menyatakan bahwa menyalahkan diri sendiri dapat menyebabkan seseorang merasa tidak berguna sehingga ia akan merasa sedih, murung, dan munculnya tanda-tanda depresi lainnya.
Saat lebih menyalahkan diri sendiri cenderung dilakukan, Anda butuh cara untuk mulai menghilangkan kebiasaan itu. Pasalnya, menyalahkan diri sendiri hanya akan membawa Anda pada masa-masa suram setelahnya. Ini langkah yang perlu dilakukan untuk mengatasi self-blaming:
Banyak orang selalu melihat sesuatu dengan persepsi “seharusnya”. Pengandaian ini hanya akan buat Anda terus merasa bersalah jika tidak melakukannya. Jadi, cobalah untuk mengubah cara pandang dengan berpikir bahwa Anda bisa melakukannya.
Berpikir bisa melakukan sesuatu akan menghilangkan pikiran negatif yang muncul. Anda pun akan dengan senang hati melakukannya.
Setiap peristiwa selalu datang sebagai sebuah pelajaran hidup. Ambil hikmah dari semua yang terjadi dibanding terus-menerus menyalahkan diri sendiri. Tanyakan pada diri sendiri tentang pelajaran apa yang bisa didapatkan saat mengalami masa sulit.
Langkah terbaik untuk berhenti self-blaming adalah percaya diri. Penyesalan bisa terjadi akibat kita tidak percaya pada kemampuan diri sendiri. Mungkin Anda pernah mengambil keputusan yang salah. Namun, jadikan hal itu cara untuk lebih berkembang dan percaya diri dalam pengambilan keputusan berikutnya.
Ada kalanya, Anda juga perlu sedikit menyalahkan diri sendiri atas perbuatan yang telah dilakukan. Namun, lakukan semuanya dengan tanggung jawab besar. Artinya, Anda perlu melakukan introspeksi diri setelah melakukannya.
Berikut manfaat melakukan self-blaming:
Baca Juga
Menyalahkan diri sendiri atas keputusan yang sudah diambil bisa jadi baik jika Anda menggunakannya sebagai penyemangat hidup. Namun, self-blaming yang terlalu berlebihan dan membuat Anda seperti mempermalukan diri hanya akan membawa pada keterpurukan.
Untuk berdiskusi lebih lanjut cara mencegah self-blaming yang berlebihan, tanyakan langsung pada dokter di aplikasi kesehatan keluarga SehatQ. Download sekarang di App Store dan Google Play.
Advertisement
Referensi
Artikel Terkait
Apa itu insecure? Insecure adalah perasaan tidak aman yang membuat seseorang merasa cemas, takut, dan tidak percaya diri.
Kepercayaan yang selama ini berakar kuat adalah bahwa mustahil kepribadian dapat diubah. Faktanya psikolog modern juga menganggap kepribadian sebagai hal yang pasti.
Rasa takut adalah emosi alami, kuat, dan memicu reaksi fight or flight dari tubuh. Ketika merasa ngeri, seseorang menjadi lebih waspada akan kemungkinan adanya ancaman atau bahaya. Ancaman yang bersifat fisik maupun fisiologis sama-sama bisa memicu rasa takut.
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. Liliani Tjikoe
Dijawab oleh dr. Dwiana Ardianti
Dijawab oleh dr. Lizsa Oktavyanti
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved