Savior complex adalah kecenderungan seseorang yang selalu ingin membantu orang lain hingga mengorbankan dirinya sendiri.
Ditinjau secara medis oleh dr. Karlina Lestari
29 Mar 2021
Savior complex bukanlah sebuah diagnosis, tetapi sebuah istilah psikologis
Table of Content
Sebagai makhluk sosial, sangat wajar jika Anda ingin membantu orang lain saat mengalami kesulitan. Tindakan tersebut bisa sangat positif untuk semua pihak, baik Anda yang memberikan bantuan maupun orang lain yang pasti terbantu. Sayangnya, pertolongan yang berlebihan malah membuat Anda mengalami savior complex yang kadang bisa sangat mengganggu untuk orang lain.
Advertisement
Savior complex bukanlah sebuah diagnosis, tetapi sebuah istilah psikologis. Secara umum, tidak ada yang pernah menyalahkan saat ada seseorang yang membantu orang lain. Malah, banyak ajaran dan kepercayaan yang meminta Anda untuk melakukan kebaikan untuk sesama. Namun, kecenderungan untuk selalu membantu orang lain hingga mengorbankan diri sendiri justru bukan pertanda baik.
Savior complex adalah sebuah masalah psikologis yang mengharuskan dirinya untuk menolong orang lain. Mereka yang memiliki savior complex pun cenderung mencari orang yang membutuhkan bantuan, lalu tanpa diminta akan langsung mengorbankan diri untuk membantu.
Kecenderungan ini memaksa pikiran mereka untuk beranggapan bahwa mereka lebih baik dari orang lain. Di sisi lain, orang yang mereka tolong sebenarnya belum tentu butuh atau meminta bantuannya. Lebih parahnya lagi, savior complex akan memaksakan bantuan mereka sehingga orang lain pun merasa sangat tidak nyaman.
Orang yang kecanduan menolong orang lain mungkin memiliki ciri-ciri yang berbeda dari orang yang memang tulus membantu. Berikut beberapa ciri yang bisa terlihat dari sifat savior complex:
Kesengsaraan atau kesulitan memiliki daya tarik tersendiri bagi para savior complex. Karena itulah, Anda yang memiliki sifat ini biasanya mencari-cari orang yang sedang kesusahan. Dengan begitu, savior complex akan ada untuk membantu.
Kesulitan yang dialami orang pun bisa sangat berbeda-beda. Bisa saja hanya hal kecil seperti saat orang lain terjatuh dan terluka. Mungkin juga kesulitan yang benar-benar besar seperti kehilangan harta benda.
Membantu dalam hal ini juga mengubah kehidupan orang lain. Namun, cara yang dilakukan lebih memaksa. Savior complex akan memaksa seseorang untuk mengubah profesi atau hobi seseorang tanpa dikehendaki oleh orang tersebut.
Lebih parahnya lagi, mereka yang punya sifat menolong yang berlebihan ingin mengubah kebiasaan orang lain. Biarpun sebenarnya ada kebiasaan buruk yang harus diubah, semua itu harus datang dari kesadaran diri sendiri. Orang lain hanya perlu menghargai dan mengingatkan, bukan memaksanya untuk berubah secara drastis.
Sindrom “penyelamat” percaya bahwa mereka harus mencari solusi dari semua masalah orang lain. Mereka pun akan sangat peduli untuk menyelesaikan masalah tanpa benar-benar melakukannya. Sayangnya, ada beberapa masalah yang tidak bisa diselesaikan dalam waktu yang singkat. Sebut saja penyakit atau trauma. Dua hal tersebut sebenarnya butuh waktu untuk proses penyembuhannya.
Hal negatif yang akan muncul dari sindrom “mau jadi pahlawan” adalah berpikir bahwa dialah satu-satunya jawaban. Hal ini merupakan bentuk superioritas lantaran dia sering membantu orang lain dan merasa selalu berhasil. Para “pahlawan” ini akan berkhayal bahwa mereka bisa melakukan banyak hal untuk orang lain.
Segala sesuatu milik pribadi kadang jadi tidak berharga saat melihat orang lain perlu ditolong. Savior complex bersedia mengorbankan waktu dan hartanya agar bisa membantu orang lain. Tak jarang bantuan yang diberikan pun sedikit memaksa, seperti harus mengorbankan uang maupun waktu istirahatnya.
Pengorbanan yang diberikan pun kadang sudah menyangkut emosinya sendiri. Hal-hal yang seharusnya bukan urusannya malah dibawa ke ranah pribadi dan terus-menerus dipikirkan.
Ada kalanya seseorang mau membantu orang lain karena dia tidak bisa membantu dirinya sendiri. Pada kasus lain, menolong orang lain didasari oleh trauma atau masalah yang menimpa diri sendiri di masa lalu. Pengalaman inilah yang mendorong seseorang harus menolong orang lain bahkan merasa wajib melakukannya.
Baca juga: Pertolongan Pertama Asma yang Wajib Anda Ketahui
Menolong orang lain tidak selalu akan berjalan baik. Hal inilah yang akan berdampak buruk dari savior complex. Berikut efek buruk yang mungkin terjadi:
Untuk mengatasi gangguan ini, perlu adanya kesadaran dari diri sendiri. Berikut hal-hal yang bisa dilakukan:
Jika tidak benar-benar diminta, Anda hanya bisa mendengarkan keluhan dari masalah orang lain. Menjadi pendengar yang baik sebenarnya sudah sangat membantu mereka. Hindari untuk memberikan solusi dan cobalah membangkitkan rasa empati.
Bantuan yang diberikan haruslah bersifat sukarela dan tidak memaksa. Tawaran ini hanya cukup memberitahukan mereka bahwa Anda ada dan siap untuk membantu. Namun, sebelum mereka mengiyakan, Anda tidak memiliki hak untuk ikut campur dalam masalah tersebut.
Seberapa dekat dengan orang yang butuh bantuan, Anda tetap orang lain baginya. Satu hal yang perlu Anda lakukan adalah menghormati apa pun langkah yang dia ambil.
Bisa saja rasa ingin membantu muncul karena Anda sendiri yang gagal dalam menjalani hidup. Untuk itu, cobalah introspeksi diri dan cari tahu apa yang benar-benar Anda rasakan. Cobalah luangkan waktu sejenak untuk menoleh ke belakang dan mencari tahu hal-hal yang menyebabkan Anda trauma atau tertekan.
Mencari bantuan ahli seperti psikolog merupakan cara terbaik yang bisa dilakukan. Mereka bisa membantu mengidentifikasi segala hal yang membuat Anda merasa harus menolong orang lain.
Baca juga: Langkah Pertolongan Pertama pada Gejala Stroke
Biarpun menolong orang lain sangatlah positif, hal tersebut bisa berubah menjadi sesuatu yang sangat menyakitkan jika sudah dilakukan untuk tujuan lain. Untuk itu, Anda perlu bertanya kepada diri sendiri apakah memiliki kecenderungan savior complex. Berkonsultasilah dengan para pakar jika masalah ini mulai mengganggu kehidupan sehari-hari.
Untuk berdiskusi lebih lanjut seputar savior complex, tanyakan langsung pada dokter di aplikasi kesehatan keluarga SehatQ. Download sekarang di App Store dan Google Play.
Advertisement
Ditulis oleh Ade Irawan
Referensi
Artikel Terkait
Kecerdasan spiritual dapat diartikan sebagai kemampuan seseorang untuk bertanya tentang makna hidup yang paling utama dan hubungannya dengan dunia tempatnya hidup. Memiliki kecerdasan ini akan membantu Anda untuk memiliki kualitas hidup yang lebih baik. Bagaimanakah cara melatihnya?
11 Apr 2023
Eustres adalah stres positif yang dirasakan ketika melakukan kegiatan positif yang memicu adrenalin atau meningkatkan detak jantung. Contoh kegiatan yang bisa memicu eustress antara lain bermain roller coaster, travelling ke tempat baru, atau mendapatkan proyek baru di tempat kerja.
3 Jul 2023
Cara menjadi pemimpin yang baik harus bisa menjadi contoh untuk banyak orang. Pemimpin pun harus mau mendengarkan aspirasi dari bawahannya untuk kemajuan bersama.
20 Jul 2022
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. Liliani Tjikoe
Dijawab oleh dr. Liliani Tjikoe
Dijawab oleh dr. Liliani Tjikoe
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved