Penyebab kram perut pada wanita tidak hanya haid. Kondisi medis lain seperti ovulasi, gejala kehamilan, intoleransi laktosa, hingga radang panggul bisa jadi penyebabnya.
Ditinjau secara medis oleh dr. Karlina Lestari
11 Sep 2023
Intoleransi laktosa menjadi salah satu penyebab kram perut pada wanita
Table of Content
Pada umumnya, wanita merasakan kram perut sebelum atau ketika menstruasi. Masalah ini dapat membuat kebanyakan wanita merasa tak nyaman, lemas, hingga enggan untuk beraktivitas.
Advertisement
Akan tetapi, kram perut juga dapat terjadi di luar siklus datang bulan. Beberapa penyebabnya mungkin Anda tidak pernah sadari sebelumnya. Lantas, apa penyebab kram perut pada wanita selain haid?
Kram perut menjadi salah satu gejala menstruasi yang kerap merepotkan. Tidak hanya menstruasi saja, ternyata ada berbagai penyebab kram perut lainnya pada wanita, mulai dari kondisi ringan hingga serius. Adapun penyebab kram perut selain haid, di antaranya:
Jika Anda belum mengalami menopause, Anda mungkin saja mengalami kram perut pada masa ovulasi. Ovulasi terjadi ketika ovarium melepaskan sel telur untuk mempersiapkan terjadinya pembuahan sekitar 10-14 hari sebelum menstruasi.
Kram yang Anda rasakan akan terjadi di salah satu sisi perut bagian bawah, dan dapat berlangsung selama beberapa menit hingga jam.
Kram perut bisa menjadi salah satu tanda awal kehamilan. Ketika embrio ditanamkan di dalam rahim sekitar 6-12 hari setelah pembuahan, maka Anda bisa mengalami kram ringan dan mengeluarkan bercak pendarahan.
Selain itu, gejala kehamilan lain yang dapat Anda rasakan, yakni morning sickness, payudara membesar, ngidam, perubahan suasana hati, kelelahan, indera penciuman berubah, dan lainnya.
Masalah-masalah kehamilan, seperti kehamilan ektopik dan keguguran, juga dapat menyebabkan kram perut pada wanita. Kehamilan ektopik adalah kondisi di mana janin tumbuh di luar rahim yang bisa membuat Anda merasakan kram di sisi perut bagian bawah.
Sementara, keguguran bisa menyebabkan Anda mengalami kram yang berangsur parah dan pendarahan di vagina.
Intoleransi laktosa adalah kondisi di mana tubuh tidak mampu mencerna laktosa atau gula alami yang terdapat dalam susu atau produk susu. Ketika mengalami intoleransi laktosa, Anda akan merasakan kram perut, diare, mual, kembung, dan perut bergas. Gejala tersebut biasanya muncul 30 menit sampai 2 jam setelah mengonsumsi laktosa.
Wanita bisa mengalami kram perut karena penyakit radang panggul. Penyakit radang panggul adalah infeksi yang terjadi pada organ reproduksi wanita. Kondisi ini juga bisa menjadi komplikasi dari berbagai penyakit menular seksual, seperti gonore dan klamidia.
Selain kram perut, Anda juga dapat mengalami keputihan berbau busuk, demam, nyeri saat buang air kecil, dan lainnya.
Endometriosis juga dapat menjadi penyebab kram perut pada wanita. Endometriosis adalah suatu kondisi di mana jaringan yang mirip dengan lapisan rahim menempel dan mulai tumbuh pada organ lain dalam tubuh.
Kram perut akibat endometriosis mirip seperti kram menstruasi, namun bisa terjadi kapan saja dalam satu bulan. Selain kram, Anda juga mungkin merasakan sakit punggung, nyeri ketika berhubungan seks, dan buang air besar yang menyakitkan. Masalah ini bahkan juga bisa mempersulit kehamilan.
Baca Juga
Salah satu kondisi lain yang dapat menyebabkan kram perut di luar menstruasi adalah kista ovarium. Kista ovarium adalah kantong berisi cairan yang terbentuk pada ovarium. Ketika kista tumbuh besar, maka kista ini bisa pecah.
Kram perut dapat terjadi ketika kista masih ada di ovarium ataupun sudah pecah. Anda akan merasakan kram perut yang tajam di kedua sisi perut bagian bawah pusar. Selain itu, Anda juga mungkin mengeluarkan bercak-bercak pendarahan.
Sakit maag atau dispepsia juga dapat menyebabkan kram perut. Ini adalah istilah umum yang digunakan untuk menggambarkan sekelompok gejala yang memengaruhi sistem pencernaan, seperti nyeri, sensasi terbakar atau rasa tak nyaman di perut bagian atas, dan merasa terlalu cepat kenyang saat makan.
Irritable bowel syndrome (IBS) adalah gangguan pada usus besar yang dapat menyebabkan kram dan rasa sakit di sekitar perut serta panggul. Selain kram perut, gejala lain yang mungkin Anda rasakan ketika terkena IBS, yaitu perut tidak terasa kosong setelah BAB, mengalami sembelit dan diare secara bergantian, adanya lendir pada feses, perut bergas dan kembung, serta timbul rasa tidak nyaman.
Inflammatory bowel disease (IBD) adalah gangguan yang menyebabkan peradangan pada sistem pencernaan sehingga menghentikan penyerapan nutrisi penting. Jenis IBD yang paling umum terjadi, yaitu kolitis ulseratif dan penyakit Crohn.
IBD dapat menyebabkan kram dan nyeri parah di perut. Selain itu, Anda juga mungkin mengalami diare, hilang nafsu makan, kelelahan, demam, nyeri sendi, masalah kulit, dan lainnya.
Interstitial cystitis adalah penyakit yang memengaruhi kandung kemih sehingga menyebabkan tekanan dan rasa nyeri. Kram akan terasa di perut bagian bawah, dan berpotensi memburuk ketika kandung kemih Anda penuh atau ketika mendekati waktu haid. Gejala lain yang mungkin Anda rasakan, yaitu sering ingin buang air kencing dan sakit saat berhubungan seks.
Fibroid rahim adalah tumor kecil yang tumbuh di rahim dan bersifat nonkanker. Banyak wanita yang mengalami fibroid tidak menunjukkan gejala apa pun. Namun, pada sebagian kasus, masalah ini dapat menyebabkan kram perut dan pendarahan di luar menstruasi.
Kanker ovarium adalah kanker yang dimulai dari ovarium (organ yang menghasilkan sel telur). Kanker ini juga bisa membuat Anda merasakan kram dan nyeri di perut bagian bawah yang tak hilang dan penurunan berat badan secara drastis. Gejala lain yang mungkin terjadi, yaitu pembengkakan perut, sering ingin buang air kecil, dan cepat merasa kenyang.
Dalam meringankan kram perut, Anda dapat mengompresnya dengan air hangat atau mengonsumsi obat pereda nyeri. Namun, jika kram tak kunjung hilang, semakin memburuk, atau disertai gejala lain seperti dibawah ini, sebaiknya periksakan diri Anda pada dokter.
Dokter akan segera melakukan diagnosis dan memberikan penanganan yang tepat untuk mengatasi keluhan Anda.
Advertisement
Ditulis oleh Dina Rahmawati
Referensi
Artikel Terkait
Banyak sekali faktor yang membuat seorang perempuan memiliki siklus haid berantakan. Namun, haid tidak teratur gejala kanker rahim adalah hal yang sangat langka. Jika memang berkaitan pun, pasti disertai gejala lain seperti perdarahan, nyeri panggul, hingga cairan vagina dengan warna dan aroma tidak normal.
8 Agt 2020
Cewek berkumis seringkali dikaitkan dengan nafsu seksual yang tinggi. Padahal, kondisi ini disebabkan oleh faktor genetik, hormon testosteron, hingga penyakit serius.
6 Feb 2020
Gejala kanker rahim antara lain perdarahan di vagina, menstruasi tidak teratur, dan nyeri di bagian panggul serta saat buang air kecil. Pada wanita yang aktif secara seksual, kondisi ini juga bisa ditandai dengan nyeri saat berhubungan seksual.
31 Jul 2021
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. Farahdissa
Dijawab oleh dr. Farahdissa
Dijawab oleh dr. Liliani Tjikoe
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved