Anemia Pernisiosa adalah kekurangan sel darah merah akibat tubuh tidak dapat menyerap vitamin B12. Orang berusia di atas 60 tahun lebih rentan mengalami anemia pernisiosa.
2023-03-16 09:34:37
Ditinjau oleh dr. Anandika Pawitri
Sakit kepala dan tubuh terasa lemah merupakan gejala anemia pernisiosa
Table of Content
Saat sel darah merah dalam tubuh kurang, artinya seseorang menderita anemia. Apabila anemia terjadi karena kekurangan vitamin B-12, yang terjadi adalah anemia pernisiosa. Komplikasi yang paling berbahaya dari penyakit ini adalah kanker lambung.
Advertisement
Penderita anemia pernisiosa tidak bisa menyerap vitamin B-12 yang diperlukan untuk memproduksi sel darah merah sehat. Penyakit ini cukup langka, prevalensinya 0,1% pada populasi umum dan 1,9% pada orang berusia di atas 60 tahun.
Dalam istilah medis, anemia pernisiosa disebut pernicious anemia. Kata “pernicious” mengindikasikan bahwa anemia ini termasuk penyakit yang mematikan. Hingga kini, pengobatan untuk anemia pernisiosa masih terbatas.
Namun seiring dengan perkembangan dunia medis, anemia pernisiosa dapat diatasi dengan memberikan suplemen atau injeksi vitamin B-12.
Baca Juga
Sedikit sulit mendeteksi seseorang menderita anemia pernisiosa. Penyakit ini berkembang perlahan-perlahan. Itu sebabnya penderitanya tidak merasakan anemia pernisiosa karena terbiasa dengan rasa tidak enak badan yang dialaminya.
Beberapa gejala anemia pernisiosa yang umum dirasakan di antaranya:
Selain itu, ada beberapa gejala kekurangan vitamin B-12 yang juga kerap dialami penderita anemia pernisiosa, yaitu:
Meskipun penyebab utama anemia pernisiosa adalah ketidakmampuan seseorang dalam menyerap vitamin B-12, berikut ini penyebab anemia pernisiosa lainnya:
Vitamin B-12 sangat penting dalam membentuk sel darah merah yang sehat. Idealnya, vitamin B-12 dapat diperoleh dari asupan makanan kaya vitamin B-12 seperti daging, telur, olahan ayam, olahan susu, kedelai, kacang-kacangan, atau kerang.
Tubuh seseorang juga memerlukan protein yang disebut dengan intrinsic factor (IF) untuk bisa menyerap vitamin B-12. IF ini diproduksi oleh sel-sel tubuh di dalam perut. Ketika seseorang mengonsumsi vitamin B-12, IF akan mengikatnya di saluran cerna dan terserap tubuh.
Pada penderita anemia pernisiosa, sistem kekebalan tubuhnya justru menyerang sel yang menghasilkan IF di dalam perut. Ketika sel-sel ini hancur, tubuh tak bisa membuat IF dan tak bisa menyerap vitamin B-12 dengan optimal.
Tanpa asupan vitamin B-12 yang cukup, tubuh akan memproduksi sel darah merah berukuran lebih besar dari biasanya dengan kuantitas yang juga banyak. Mengingat ukurannya yang besar, sel darah merah ini tidak bisa keluar dari sumsum tulang dan masuk ke aliran darah.
Akibatnya, orang yang mengalaminya akan kekurangan sel darah merah kaya oksigen dan merasa lemah. Anemia pernisiosa termasuk dalam jenis anemia makrositik.
Beberapa orang tertentu lebih rentan mengalami anemia pernisiosa, di antaranya:
Untuk memastikan apakah seseorang menderita anemia pernisiosa atau tidak, dokter akan melakukan serangkaian tes seperti:
Apabila terdeteksi bahwa seseorang mengalami defisiensi vitamin B-12 dan zat besi, maka akan diambil tindakan untuk mengatasinya seperti:
Pemberian injeksi vitamin B-12 akan dilakukan setiap hari atau setiap minggu hingga level B-12 mendekati normal. Pada pekan pertama pengobatan, dokter akan menyarankan mengurangi aktivitas fisik.
Setelah kadar B-12 mendekati normal, pemberian injeksi bisa dilakukan satu kali dalam sebulan. Setelah itu, injeksi akan diganti dengan konsumsi suplemen dalam bentuk pil, spray, atau gel.
Tes darah perlu rutin dilakukan untuk mengetahui berapa kadar zat besi dan vitamin B-12 dalam darah seseorang. Selama proses menangani anemia pernisiosa, tes darah akan dilakukan secara berkala.
Umumnya penderita anemia pernisiosa akan menjalani pengobatan dan observasi jangka panjang. Tujuannya untuk mencegah kerusakan dan komplikasi berkelanjutan. Beberapa gejala kerusakan jangka panjang adalah rasa nyeri pada lambung, kesulitan menelan, hingga berat badan turun drastis.
Konsultasikan dengan dokter apabila merasakan gejala anemia pernisiosa. Observasi harus dilakukan terus menerus untuk mengantisipasi komplikasi dalam jangka panjang.
Advertisement
Referensi
Artikel Terkait
Otak lemot atau bradyphrenia adalah kondisi yang menyebabkan lambatnya kemampuan dalam berpikir. Penyebab kondisi ini antara lain gangguan aliran darah ke otak, kekurangan vitamin B-12, hingga gejala penyakit tertentu.
Donor plasma darah adalah prosedur donor darah yang nantinya, sel darah akan diolah dan hanya diambil bagian plasmanya. Donor plasma darah diperlukan untuk membantu beberapa penyakit seperti hemofilia A, angioedema herediter, penyakit imunodefisiensi primer, dan penyakit kawasaki.
Pemeriksaan darah lengkap dilakukan untuk mengetahui kondisi kesehatan secara keseluruhan. Saat melakukan tes ini ini, hampir semua komponen darah dihitung untuk mengetahui penyakit pasien.
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. Farahdissa
Dijawab oleh dr. Farahdissa
Dijawab oleh dr. Farahdissa
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved