Artikel Bersponsor
PenyakitRadang usus besar dapat meningkatkan risiko mengalami kanker kolorektal. Ketahui gejala radang usus besar di sini.
Ditinjau secara medis oleh dr. Anandika Pawitri
19 Nov 2019
Segera konsultasi ke dokter jika perut sering mengalami sakit
Table of Content
Bagi sebagian besar orang, mengonsumsi makanan adalah hal yang sangat menyenangkan. Beberapa orang bahkan menjadikan kegiatan makan sebagai salah satu hobi. Bagaimana jika sewaktu-waktu kegiatan tersebut terhenti karena masalah pencernaan?
Advertisement
Sakit perut umumnya menjadi tanda adanya masalah di pencernaan, salah satunya adalah penyakit radang usus besar atau istilah medisnya, ulcerative colitis.
Baca Juga
Radang usus besar adalah kondisi di mana usus besar mengalami peradangan dan menimbulkan luka besar serta disertai nanah. Kondisi ini tidak terjadi secara instan, tetapi berkembang secara perlahan.
Sayangnya, sering kali banyak orang yang tidak menyadari telah terkena penyakit ini karena gejalanya bisa muncul dan hilang. Oleh karena itu penderitanya tidak menganggapnya sebagai sesuatu yang serius.
Sampai saat ini belum ada yang tahu penyebab radang usus besar, tetapi banyak dokter yang berpendapat bahwa penyebabnya adalah sistem imun tubuh yang berbalik menyerang sel-sel di saluran pencernaan. Di samping itu, stres dan diet diduga memiliki pengaruh terhadap munculnya penyakit radang usus besar
Radang usus besar atau inflammatory bowel disease adalah adanya gangguan yang ditandai dengan peradangan di area usus besar. Jenisnya sendiri ada kolitis ulserativa dan penyakit crohn. Seringnya gejala dari peradangan usus besar adalah:
Penyebabnya pastinya sendiri belum diketahui, tetapi bisa terjadi karena faktor genetika, sistem kekebalan tubuh atau imunitas tubuh yang tidak normal, stres dan juga asupan makanan serta diet.
Gejala lainnya adalah rasa sakit di dubur atau bahkan pendarahan di dubur. Peningkatan keinginan untuk buang air besar maupun kesulitan BAB.
Terkadang gejala dapat merambat ke area lain, seperti luka pada mulut, iritasi mata, mata merah, rasa sakit serta bengkak di persendian, dan sebagainya.
Untuk mengatasinya perlu dilakukan diagnosa olah dokter penyakit dalam dan memberikan obat untuk meredakan peradangan, memberikan antibiotik jika ada infeksi dan juga obat untuk mengatasi gejala yang timbul seperti nyeri perut dan juga diarenya.
Peradangan usus besar sendiri penting untuk di deteksi dini dan dilakukan penangana, karena peradangan usus besar sering kali menjadi faktor risiko terjadinya kanker usus besar
Cukup banyak pilihannya, berikut ini beberapa kelompok obat radang usus besar yang mungkin akan diberikan dokter:
Biasanya, golongan obat pertama untuk atasi radang usus besar adalah obat asam 5-aminosalisilat atau 5-aminosalicylic acid (5-ASA). Terdapat beberapa macam obat asam 5-aminosalisilat, misalnya:
Kortikosteroid sebagai golongan obat anti peradangan juga mungkin diberikan pada pasien radang usus besar. Biasanya, obat ini dikonsumsi oleh pasien dengan tingkat peradangan yang sedang atau parah. Namun, penting untuk diketahui bahwa kortikosteroid tidak diberikan untuk konsumsi jangka panjang karena efek samping yang ditimbulkannya.Beberapa kortikosteroid sebagai obat radang usus besar yaitu prednisone dan budesonide.
Obat-obatan imunomodulator dapat membantu mengurangi peradangan. Namun, mekanisme tersebut dilakukan dengan ‘melemahkan’ sistem imun, sistem yang memicu proses peradangan di tubuh.Beberapa imunomodulator yang mungkin diberikan dokter sebagai obat radang usus besar, yaitu:
Obat biologis adalah kelompok obat yang dibuat dari organisme hidup atau obat yang mengandung bahan berupa organisme hidup. Beberapa obat biologis yang bisa mengatasi radang usus besar, yaitu:
Biasanya, para penderita lebih memilih untuk mengangkat daerah usus besar yang mengalami peradangan. Sebelum memilih bedah, selalu konsultasikan dengan dokter terlebih dahulu.
Pada beberapa kasus yang parah, seperti jika pasien kehilangan darah dalam jumlah besar atau terhambatnya saluran pencernaan, dokter mungkin akan melakukan tindakan bedah. Tindakan bedah atau operasi dilakukan dengan menyingkirkan seluruh bagian usus besar. Kemudian, dokter akan membuat jalur baru untuk pembuangan kotoran. Setelah operasi, pasien tetap bisa melakukan buang air besar. Namun, frekuensinya akan lebih sering dengan feses yang lebih lunak.
Hidup dengan radang usus besar akan ‘memaksa’ Anda untuk melakukan perubahan gaya hidup tertentu, terutama terkait pola makan. Beberapa hal yang mungkin disarankan dokter, yaitu:
Tahukah Anda kalau penyakit radang usus besar bisa meningkatkan risiko terkena kanker kolorektal? Peradangan pada usus besar yang terus menerus dapat memicu perubahan sel-sel pada dinding pencernaan menjadi sel-sel kanker.
Meskipun jarang terjadi, tetapi tidak ada salahnya jika penderita radang usus besar lebih berhati-hati agar tidak terjangkit kanker kolorektal. Kemunculan kanker kolorektal atau kanker pada bagian usus besar atau dubur dapat diatasi dengan pemeriksaan dini.
Setidaknya lakukanlah pemeriksaan sebanyak satu kali setahun serta rutin mengontrol penyakit radang usus besar yang dimiliki. Penderita radang usus besar yang sudah mengalami gejala radang usus besar selama lebih dari delapan tahun sangat direkomendasikan untuk melakukan pemeriksaan kanker kolorektal.
Obat radang usus besar di atas bisa dikonsumsi untuk mengurangi inflamasi pada bagian tubuh ini. Beberapa kasus bisa diatasi dengan obat saja. Namun pada kasus radang usus besar lain, dokter mungkin akan melakukan operasi.
Advertisement
Ditulis oleh Anita Djie
Referensi
Artikel Terkait
Enzim adalah molekul biologis yang mempercepat laju reaksi kimia, di dalam sel tubuh Anda. Salah satunya yang cukup penting adalah fungsi enzim lipase di dalam tubuh.
22 Jan 2020
Kebutuhan serat per hari akan berbeda tergantung usia dan jenis kelamin. Untuk memenuhinya, Anda bisa mengonsumsi makanan tinggi serat setiap hari dari buah dan sayur.
18 Mar 2021
BAB berdarah menetes bisa terjadi karena berbagai sebab, termasuk masalah pada saluran pencernaan. Salah satu penyebab yang paling sering terjadi adalah hemoroid atau wasir. Jangan sepelekan apabila BAB berdarah menetes berlangsung terus menerus dan mengeluarkan volume darah cukup banyak.
28 Sep 2020
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. Farahdissa
Dijawab oleh dr. Liliani Tjikoe
Dijawab oleh dr. Liliani Tjikoe
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved