Bayi sungsang dapat terjadi pada sebagian kecil kehamilan. Kondisi ini umumnya baru diketahui pada trimester tiga kehamilan. Bayi yang sungsang memiliki posisi di mana kaki atau bokongnya berada dekat jalan lahir.
3.56
(36)
3 Okt 2019
Ditinjau oleh dr. Karlina Lestari
Bayi sungsang dapat dideteksi dengan USG
Istilah bayi sungsang mungkin sudah tidak asing lagi di telinga Anda. Kondisi ini merupakan salah satu masalah yang dapat terjadi pada kehamilan. Posisi sungsang dipengaruh oleh banyak hal, seperti pernah mengalami kelahiran prematur, kehamilan kembar, dan sebagainya.
Advertisement
Sekitar 3-4 persen kehamilan mengalami bayi sungsang. Sungsang adalah kondisi yang terjadi ketika kaki atau bokong bayi berada dekat jalan lahir atau di bawah rahim, sementara kepala bayi berada di atas rahim.
Padahal normalnya, kepala bayi harus dekat dengan jalan lahir untuk persiapan kelahiran. Kapan bayi dikatakan sungsang umumnya baru bisa dipastikan saat usia kehamilan mencapai minggu ke-35 atau ke-36 minggu.
Pada minggu tersebut atau bahkan sebelumnya, bayi biasanya mengobah posisi secara otomatis menjadi kepala di bawah.
Akan tetapi jika tidak berubah, maka bayi Anda dianggap sungsang. Dokter dapat mengetahui letak sungsang dengan merasakan posisi bayi melalui perut Anda, dan memastikannya dengan melakukan USG.
Perlu Anda ketahui bahwa terdapat tiga jenis posisi bayi sungsang, yaitu:
Lantas apakah kondisi bayi sungsang berbahaya? Ya, kondisi sungsang ini bisa berbahaya untuk ibu dan janin. Sejumlah risiko bahaya yang perlu diwaspadai adalah tersangkutnya janin di saluran rahim. Kondisi ini bisa menyebabkan putusnya suplai oksigen dari tali pusar yang dapat menyebabkan kematian.
Bukan hanya itu, jika bayi dengan posisi sungsang dipaksakan untuk melahirkan secara normal maka ada kemungkinan terjadinya cedera yang menyebabkan cacat permanen pada bayi.
Baca Juga
Adapun ciri-ciri bayi sungsang, yaitu ibu mungkin akan merasa tidak nyaman di bawah tulang rusuk, terengah-engah ketika kepala bayi menekan di bawah diafragma, dan merasakan beberapa tendangan pada kandung kemih.
Selain itu, melahirkan janin sungsang juga memiliki risiko bahaya, seperti bayi terjebak di jalan lahir, dan pasokan oksigen melalui tali pusat terputus. Meski masih dapat melakukan persalinan normal, namun dokter biasanya menyarankan proses persalinan melalui operasi caesar untuk mengurangi risiko yang ada.
Mengenai penyebab bayi sungsang, sebenarnya, tidak diketahui secara pasti. Namun, menurut American Pregnancy Association terdapat banyak kemungkinan risiko ibu hamil memiliki bayi dengan posisi sungsang.
Adapun risiko penyebab bayi sungsang, di antaranya:
Jika Anda memiliki faktor risiko tersebut, sebaiknya Anda mulai berhati-hati. Selalu lakukan pemeriksaan kandungan rutin ke dokter untuk memastikan kondisi bayi Anda. Dengan melakukan pemeriksaan rutin, Anda dapat mengetahui masalah yang ada sedini mungkin.
Baca Juga
Ketika posisi sungsang diketahui sesegera mungkin, ibu hamil bisa melakukan berbagai cara untuk mengubah posisi bayi. Tak hanya ke dokter, ibu juga melakukan cara alami yang biasanya dipercaya turun-temurun.
Cara agar bayi tidak sungsang dan kembali ke posisi normal adalah di antaranya:
External Version (EV) merupakan suatu prosedur di mana dokter akan mencoba mengubah posisi sungsang menjadi posisi yang benar dengan melakukan penekanan pada permukaan perut Anda untuk memutar posisi bayi. Sebagian besar dokter menyarankan melakukan EV pada usia kehamilan 36-38 minggu.
Prosedur ini tentu dilakukan dengan sangat hati-hati, dan sejauh ini hanya setengah kasus yang berhasil. Ini tidak direkomendasikan untuk semua wanita, terutama jika Anda baru mengalami pendarahan atau menginginkan bayi kembar.
Sebagian ibu menyatakan bahwa ia menggunakan minyak esensial, seperti peppermint di perut untuk merangsang bayi berubah posisi secara normal. Namun, sebelum menggunakannya pastikan Anda telah berkonsultasi pada dokter.
Anda dapat melakukan breech tilt, di mana Anda berbaring dengan pinggul yang sedikit terangkat. Letakkan bantal di bawah pinggul dan tekuk lutut Anda sehingga Anda tidak telentang.
Lakukan dua kali sehari selama 10-15 menit, terutama saat bayi Anda aktif. Cara ini bisa mendorong bayi untuk bergerak dan berubah posisi.
Anda dapat melakukan gerakan lutut dada dengan cara berlutut di lantai, lalu posisikan diri Anda seperti sujud, di mana kepala dan bahu berada di bawah sementara bokong dan panggul berada di atas.
Jangan biarkan paha menempel pada dada, dan lakukan selama 15-20 menit setiap hari. Ini dapat memberi bayi lebih banyak ruang untuk membalik posisinya.
Pastikan bahwa Anda diperbolehkan oleh dokter untuk melakukan berbagai cara mengatasi kondisi sungsang tersebut. Selain itu, jangan lupa pula untuk selalu berkonsultasi dengan dokter kandungan mengenai perubahan yang terjadi dalam kandungan Anda.
Jika Anda ingin berkonsultasi secara langsung, Anda bisa chat dokter di aplikasi kesehatan keluarga SehatQ.
Download aplikasinya sekarang di Google Play dan Apple Store.
Advertisement
Referensi
Terima kasih sudah membaca.
Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)
Artikel Terkait
Kontraksi setelah berhubungan intim saat hamil tua bisa menimbulkan kekhawatiran. Kondisi dapat dikatakan darurat apabila terjadi pecah air ketuban sebelum waktu persalinan.
Jamu yang dilarang untuk ibu hamil sebagian besar memicu kontraksi. Beberapa jamu yang tidak boleh untuk ibu hamil di antaranya adalah kunyit asam dan ginseng.
Keputihan berwarna hijau saat hamil merupakan hal yang perlu diwaspadai karena dapat menunjukkan adanya infeksi menular seksual seperti gonorrhae dan trikomoniasis.
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. Pany
Dijawab oleh dr. Pany
Dijawab oleh dr. Andre Zaini
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2022. All Rights Reserved