Kapan vaksin corona tersedia di Indonesia tentu menjadi pertanyaan besar bagi masyarakat di Tanah Air. Isunya, vaksin corona mulai diedarkan pada Februari 2021 mendatang. Bagaimana rincian dan penjelasannya?
Ditinjau secara medis oleh dr. Reni Utari
16 Okt 2020
Berbagai jenis vaksin corona di Indonesia sedang diuji klinis untuk membuktikan khasiatnya.
Table of Content
Kapan vaksin corona mulai bisa diedarkan di Indonesia? Pertanyaan ini mungkin Anda di benak banyak orang di Tanah Air. Keberadaan vaksin corona tentunya akan sangat membantu, mengingat kasus virus corona di Indonesia terus bertambah setiap harinya.
Advertisement
Dilansir dari CNN Indonesia, pemerintah memprediksi vaksin corona akan mulai diedarkan di Indonesia pada Februari 2021 mendatang. Prediksi ini dilontarkan oleh Direktur Standarisasi Obat Narkotika, Psikotropika, Prekursor, dan Zat Adiktif Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Togi Junice Hutadjulu.
Update: Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Indonesia melaporkan, pemberian vaksin corona di Indonesia harus ditunda.
Vaksin corona yang tadinya dijadwalkan akan diedar mulai Desember 2020, kini harus mundur hingga minggu ke-3 atau ke-4 bulan Januari 2021. Hal ini terjadi akibat emergency use of authorization (UEA) belum bisa diberikan pada akhir tahun 2020.
Di dalam UEA, terdapat tiga data yang harus dipenuhi sebelum vaksin corona diedarkan,seperti laporan tentang uji klinik vaksin corona fase 1 dan 2, analisis interima fase 3, serta data efektivitas vaksin corona minimum 50 persen.
Saat ini, vaksin corona Sinovac belum bisa memenuhi ketiga data yang menjadi syarat dalam EUA tersebut.
Ada sejumlah vaksin corona yang menjadi kandidat untuk diedarkan di Indonesia. Masing-masing memiliki jadwal edar yang berbeda-beda. Kebanyakan vaksin corona ini juga sedang menjalani tahapan uji klinis.
Berikut adalah beberapa vaksin corona yang menjadi kandidat untuk diedarkan di Tanah Air.
Vaksin Merah Putih adalah vaksin untuk corona yang dikembangkan oleh Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Lembaga Biologi Molekuler Eijkman, Universitas Indonesia, Institut Teknologi Bandung, dan Universitas Airlangga.
Menurut penuturan salah satu peneliti dari Pusat Penelitian Bioteknologi LIPI, Wien Kusharyoto, vaksin Merah Putih rencananya dapat diberikan kepada masyarakat dengan metode spray atau disemprot.
Menurutnya, metode penyemprotan vaksin ini dianggap lebih baik karena langsung menyasar jaringan mukosa (hidung dan mulut).
Selain itu, Menteri BUMN Republik Indonesia Erick Thohir berharap vaksin Merah Putih dapat diproduksi pada 2022 mendatang.
Vaksin Sinovac adalah vaksin corona yang diciptakan oleh perusahaan farmasi asal Tiongkok, Sinovac. Sejauh ini, lebih dari 24 ribu orang di Brasil, Turki, dan Indonesia sedang berpartisipasi dalam uji klinis vaksin CoronaVac.
Pada 9 September silam, Sinovac melaporkan bahwa uji klinis fase 1 dan 2 dari CoronaVac menunjukkan hasil yang baik. Pada 421 partisipan (berusia 60-89 tahun) yang mengikuti uji klinis tidak mengalami efek samping yang serius dan dapat ditoleransi dengan baik. Mereka bahkan mengalami peningkatan antibodi yang sebanding dengan orang berusia 18-59 tahun.
Vaksin CoronaVac ini sudah diimpor ke PT Bio Farma ke Indonesia sejak Juli silam. Vaksin ini juga tengah memasuki uji klinis ketiga di Jawa Barat.
Nantinya, PT Bio Farma akan mengajukan izin edar pada BPOM di bulan Januari mendatang, dengan harapan vaksin CoronaVac sudah bisa diedarkan mulai Februari 2021 di Indonesia.
Vaksin GX-19 adalah vaksin corona yang dikembangkan oleh PT Kalbe Farma dengan perusahaan asal Korea Selatan bernama Genexine Inc.
Vaksin ini merupakan vaksin DNA yang diharapkan bisa membuat vaksin lebih stabil dan tentunya spesifik sehingga bisa mencegah kemunculan kontaminan lain yang bisa menyebabkan penyakit.
Vaksin GX-19 diharapkan sudah bisa mendapat izin edar dari BPOM pada bulan Agustus 2021.
Vaksin Sinopharm adalah vaksin corona yang dikembangkan oleh China National Biotec Group. Menurut Live Science, uji klinis vaksin fase ketiga sedang dilaksanakan di Uni Emirat Arab dan Argentina.
Dalam fase uji klinis pertama, para peneliti menemukan bahwa tubuh para partisipan memproduksi antibodi penetral setelah menerima vaksin Sinopharm dengan dosis ringan, sedang, dan tinggi. Para peneliti juga melaporkan, para peserta uji klinis mengalami efek samping yang relatif ringan.
Dalam uji klinis kedua, partisipan diberikan vaksin Sinopharm dengan dosis sedang. Hasilnya sama, tubuh partisipan memproduksi antibodi penetral dan merasakan efek samping ringan (nyeri di kulit yang menjadi tempat injeksi vaksin dan juga demam).
Menteri Luar Negeri Republik Indonesia Retno Marsudi menyatakan, sekitar 10 juta vaksin Sinopharm akan tersedia di Indonesia pada 2020.
Selain mengembangkan berbagai jenis vaksin corona, pemerintah pun telah menetapkan kriteria penerima vaksin corona.
Kriteria pertama yang akan menerima vaksin corona adalah mereka yang berada di garda terdepan dalam menangani virus corona alias Covid-19.
Kriteria kedua merupakan mereka yang pernah memiliki kontak erat dengan pasien Covid-19. Kriteria ketiga adalah orang-orang yang bekerja di bidang pelayanan publik. Kriteria keempat adalah masyarakat umum.
Untuk pengedaran vaksin corona kepada masyarakat umum, lima tahap akan dilakukan dilakukan. Tahap pertama diberikan pada 10 ribu orang, tahap kedua pada 3 ribu orang, kemudian tahapan ketiga dibagikan pada 3,03 juta orang, tahap keempat diberikan pada 2,57 juta orang, dan tahap kelima 86,66 juta orang. Ikuti terus perkembangan terbaru tentang virus corona dan vaksin Covid-19 di SehatQ.
Untuk Anda yang ingin berkonsultasi atau sekadar bertanya tentang virus corona, jangan sungkan untuk berkonsultasi dengan dokter di aplikasi kesehatan keluarga SehatQ secara gratis. Unduh di App Store atau Google Play sekarang juga!
Advertisement
Ditulis oleh Fadli Adzani
Referensi
Artikel Terkait
Indurasi adalah pengerasan kulit akibat peradangan, edema, atau infiltrasi seperti yang terjadi pada penderita kanker. Jadi indurasi bukanlah sebuah penyakit tertentu, melainkan hanya sebuah gejala
25 Apr 2021
Lianhua Qingwen merupakan salah satu dari enam obat herbal Cina atau Traditional Chinese Medicines (TCM) yang dilaporkan efektif untuk melawan virus corona.
19 Apr 2020
Asidosis metabolik bisa disebabkan oleh beberapa kondisi kesehatan, salah satunya diabetes. Hal ini menyebabkan terjadinya penumpukan asam di dalam tubuh.
6 Des 2022
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. Farahdissa
Dijawab oleh dr. Farahdissa
Dijawab oleh dr. Reni Utari
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved