Trombosis vena dalam (DVT) pada ibu hamil bisa memicu kondisi yang lebih serius seperti emboli paru. Wanita berisiko mengalami DVT 5 kali lipat lebih tinggi selama kehamilan dan 6 minggu setelah melahirkan.
13 Okt 2021
Ditinjau oleh dr. Karlina Lestari
Wanita memiliki risiko mengalami DVT saat kehamilan
Table of Content
Deep vein thrombosis (DVT) atau trombosis vena dalam adalah penggumpalan darah yang terbentuk di dalam pembuluh vena.
Advertisement
Trombosis vena dalam sebetulnya bukan termasuk penyakit pada ibu hamil yang umum terjadi. Namun, DVT pada ibu hamil bisa berakibat fatal jika tidak ditangani dengan cepat.
Pasalnya, penggumpalan darah tersebut bisa pecah dan berjalan ke paru-paru yang kemudian memicu emboli paru. Deep vein thrombosis pada ibu hamil juga dapat meningkatkan risiko komplikasi kehamilan lainnya.
Berikut adalah penjelasan lengkap mengenai penyebab hingga cara mengatasi deep vein thrombosis (DVT) pada ibu hamil.
Wanita 4-5 kali lebih rentan mengalami deep vein thrombosis (DVT) pada saat kehamilan dan beberapa minggu setelah melahirkan. Diperkirakan, thrombosis vena dalam terjadi pada sekitar 2 dari setiap 1000 kehamilan.
Risiko DVT pada kehamilan tinggi dikarenakan adanya perubahan hormon dan fisik pada tubuh Anda. Perubahan hormon menyebabkan kadar protein yang berperan dalam pembekuan darah meningkat, sementara kadar protein antipembekuan justru menjadi lebih rendah.
Hormon kehamilan juga melemaskan dinding pembuluh darah vena Anda sehingga membuatnya mengembang lebih dari biasanya. Di sisi lain, darah lebih mungkin mengalir balik karena katup yang rileks.
Mengutip dari Mayo Clinic, gumpalan atau bekuan darah basanya, terjadi di area kaki. Selama masa kehamilan, kemungkinan hampir 90% DVT terjadi di kaki kiri.
Secara umum, risiko Anda mengalami penggumpalan darah selama kehamilan dapat lebih besar jika memiliki kondisi berikut:
Baca Juga
Gejala atau tanda trombosis vena dalam yang paling jelas terlihat adalah kaki bengkak saat hamil. DVT juga dapat menimbulkan rasa nyeri yang hebat di salah satu kaki Anda.
Meski begitu, penting diingat bahwa pembengkakan dan nyeri/kram kaki adalah hal yang biasa selama kehamilan. Jadi, hal ini sendiri tidak selalu berarti ada masalah serius.
Namun, ada baiknya selalu mewaspadai beberapa tanda dan gejala penggumpalan darah yang umum seperti:
Jika pembekuan atau penggumpalan darah telah pecah dan berpindah ke paru-paru, berikut adalah gejala yang muncul:
Perlu Anda waspadai pula bahwa penggumpalan darah pada ibu hamil juga dapat terjadi tanpa adanya gejala.
Baca Juga
Penggumpalan darah (DVT) pada ibu hamil tidak memengaruhi bayi kecuali ada komplikasi serius.
Namun, trombosis vena dalam dapat menjadi tanda bahaya kehamilan karena berkaitan dengan komplikasi seperti preeklamsia dan sindrom antifosfolipid (APS).
Sindrom APS adalah gangguan autoimun yang meningkatkan risiko penggumpalan atau pembekuan darah.Penggumpalan atau pembekuan darah selama hamil juga berkaitan dengan peningkatan risiko dan komplikasi, seperti:
Sebaiknya beri tahu dokter jika Anda sebelum hamil pernah mengalami penggumpalan darah atau keguguran berulang. Namun, tak perlu khawatir karena penanganan yang tepat dapat meminimalisir risiko yang tidak diinginkan pada kehamilan dan kesehatan bayi dalam kandungan.
Baca Juga
Penanganan atau pengobatan trombosis vena dalam tergolong mudah selama kehamilan.
Salah satu cara mengatasi atau mengobati penggumpalan darah pada ibu hamil adalah dengan menyuntikkan pengencer darah heparin.
Penyuntikan heparin akan dilakukan selama sekali atau dua kali sehari, dengan tujuan:
Anda biasanya perlu mendapatkan suntikan selama sisa kehamilan Anda dan sampai setidaknya 6 minggu setelah kelahiran bayi. Heparin aman digunakan selama kehamilan dan tidak berisiko bagi bayi karena karena tidak masuk melalui plasenta.
Kemudian selain perawatan medis, ada juga hal-hal yang dapat Anda lakukan untuk membantu mempercepat pemulihan kondisi ini, yang termasuk:
Anda akan menjalani pemeriksaan dan tes darah secara rutin untuk memastikan gumpalan telah larut dan tidak ada gumpalan lainnya yang muncul.
Berikut adalah beberapa cara yang bisa Anda lakukan untuk mencegah penggumpalan darah serta emboli paru, yaitu:
Apabila Anda atau keluarga dekat Anda memiliki riwayat penggumpalan darah, dekat Anda mempunyai diganosa penggumpalan darah, jangan lupa untuk memberi tahu dokter kandungan Anda.
Dokter mungkin akan melakukan tes darah untuk melihat apakah Anda mempunyai kondisi trombofilia, yang meningkatkan risiko trombosis vena dalam pada ibu hamil.
Hubungi dokter kandungan Anda segera jika Anda mengalami:
Tiga gejala terakhir di atas bisa menjadi tanda-tanda bekuan darah di paru-paru (emboli paru).Kemungkinan, dokter akan merujuk Anda ke dokter spesialis seperti hematologi (spesialis darah) untuk mendapatkan perawatan yang sesuai.
Advertisement
Referensi
Artikel Terkait
Disinyalir terdapat beberapa buah yang dilarang untuk ibu hamil, seperti nanas, pepaya mentah, dan durian. Buah-buahan ini dianggap bisa memicu masalah pada ibu ataupun janin yang tengah dikandung.
Dokter sudah bisa mendeteksi kemungkinan down syndrome pada janin dalam kandungan lewat hasil USG di trimester pertama. Tes USG akan mengukur ketebalan cairan yang terletak di belakang leher bayi.
Kebutuhan kalori ibu hamil harus sesuai kebutuhan supaya nutrisi bagi tumbuh kembang janin dapat terpenuhi. Jumlah kalori yang dibutuhkan ibu hamil berbeda-beda di setiap trimesternya, yakni tidak perlu tambahan di trimester pertama, 300-350 kalori di trimester kedua, dan 550 di ketiga.
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. Liliani Tjikoe
Dijawab oleh dr. Liliani Tjikoe
Dijawab oleh dr. Liliani Tjikoe
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved