Efek samping menstrual cup adalah toxic shock syndrome, iritasi, infeksi, hingga rasa jijik. Untuk mengurangi risiko efek samping, pastikan Anda membersihkannya dengan benar dan selalu mencuci tangan sebelum dan setelah menyentuh menstrual cup.
3.5
(12)
18 Mei 2022
Ditinjau oleh dr. Anandika Pawitri
Efek samping menstrual cup salah satunya iritasi vagina
Table of Content
Setidaknya ada lebih dari 45 juta perempuan Indonesia punya tamu bulanan yang secara tidak disadari akan berkontribusi ‘menambah’ sampah pembalut dan tampon di bumi ini. Itu sebabnya, beralih ke menstrual cup kian gencar diserukan. Pertanyaannya, adakah bahaya menstrual cup?
Advertisement
Selama Anda mengerti cara menggunakan menstrual cup yang benar, maka produk ini aman digunakan. Penggunaanya pun tak menimbulkan efek samping. Bahan plastik yang digunakan pun sudah lolos tes alergi. Meski begitu, sama halnya dengan produk kesehatan lainnya, tetap ada risiko munculnya efek samping yang perlu diwaspadai.
Berikut 3 efek samping menstrual cup yang mungkin muncul:
Toxic shock syndrome biasanya dikaitkan dengan pengguna tampon. Meski demikian, jika Anda tidak membersihkan menstrual cup dengan baik, bakteri Staphylococcus aureus bisa berkembang biak.
Selain itu, peneliti di Lyon Prancis menemukan risiko lain berkembangnya bakteri ini karena udara yang terperangkap di vagina saat proses memasangnya. Tapi ini masih uji laboratorium, belum pada responden.
Jika terinfeksi, gejalanya adalah demam, ruam di tangan dan kaki, hingga diare. Meski demikian, sindrom ini tidak akan terjadi selama Anda rutin membilas menstrual cup dalam waktu 12 jam sekali.
Bisa jadi, orang lupa membilas menstrual cup karena setelah terbiasa menggunakannya, rasanya seperti tidak memakai apa-apa.
Iritasi mungkin saja terjadi apabila Anda tidak mencuci tangan sebelum menyentuh menstrual cup. Kebersihan adalah inti dari penggunaan menstrual cup.
Ketika mengganti dan membilas, pastikan tangan Anda bersih. Gunakan sabun lembut tanpa pewangi untuk membersihkan, baru kemudian pasang lagi ke vagina.
Ketika periode menstruasi selesai, Anda bisa melakukan sterilisasi menstrual cup dengan cara merebus dan menyimpannya di tempat yang tidak kedap udara.
Meski jarang terjadi, namun infeksi juga merupakan salah satu efek samping menstrual cup yang perlu diwaspadai. Saat infeksi terjadi, biasanya disebabkan karena bakteri yang ada di tangan berpindah ke menstrual cup saat Anda memasang atau melepasnya. Saat keseimbangan bakteri di vagina berubah, maka infeksi bakteri dan jamur akan lebih rentan terjadi.
Masih banyak stigma yang menganggap menstruasi sebagai hal yang menjijikkan. Nyatanya, ini adalah siklus alami wanita yang tak perlu membuat malu.
Efek samping menstrual cup yang satu ini lebih ke rasa psikologis jika tidak terbiasa melihat darah atau seakan-akan menyentuh langsung darah di dalam menstrual cup. Apalagi, jika darah di dalamnya berceceran karena Anda melepasnya dengan cara yang kurang tepat.
Namun setelah terbiasa, rasa jijik ini justru akan berganti 180 derajat. Tidak ada lagi sampah pembalut yang kadang menimbulkan aroma kurang sedap, tak perlu mencuci pembalut sekali pakai, dan menstruasi Anda akan terasa jauh lebih bersih.
Penggunaan menstrual cup semakin populer di kalangan wanita Indonesia belakangan ini. Jika Anda memilih untuk menggunakannya, jangan hanya memperhatikan kelebihan dan kekurangan menstrual cup, tetapi juga cara memakai dan melepasnya dengan benar. Pasalnya, hal ini sangat krusial untuk mengurangi risiko terjadinya efek samping.
Berikut ini beberapa tips yang bisa Anda terapkan untuk mengurangi kemungkinan munculnya efek samping menstrual cup:
BACA JUGA: Kenali Perbedaan dan Kelebihan Menstrual Cup, Pembalut, dan Tampon
Di Indonesia, perempuan yang belum menikah dianggap masih perawan karena masih memiliki selaput dara yang utuh. Padahal selaput dara bisa rusak tak hanya karena berhubungan seks saja, tetapi karena olahraga berat, naik sepeda, atau bahkan karena kecelakaan.
Selaput dara sendiri merupakan jaringan tipis di vagina yang memiliki lubang sehingga darah menstruasi dari rahim bisa keluar. Bentuk, ukuran lubang selaput dara dan elastisitasnya pada setiap wanita berbeda-beda.
Secara teori, perempuan yang belum menikah bisa menggunakan menstrual cup. Cara memasukkannya adalah dengan melipat dan menguncupkan menstrual cup kemudian diselipkan melewati selaput dara.
Anda yang belum menikah dapat memilih ukuran menstrual cup yang lebih kecil. Dengan teknik yang benar, menstrual cup dapat digunakan oleh perempuan yang belum menikah tanpa merobek selaput dara.
Namun, bila Anda merasa tidak nyaman menggunakan menstrual cup, Anda bisa memilih tetap menggunakan pembalut saja.
Baca Juga
Seperti yang telah disebutkan, pembalut berkontribusi terhadap masalah sampah. Sampah pembalut di Indonesia mencapai 26 ton setiap harinya. Faktanya, perlu waktu 200-800 tahun untuk mendegradasi sampah pembalut.
Waktu ini jauh lebih lama dibandingkan dengan proses degradasi botol plastik yang perlu waktu 70-450 tahun. Tentunya, sangat berbahaya bagi ekosistem dan hewan laut di sekitar kita.
Selain itu, bukan rahasia lagi bahwa pembalut sekali pakai juga mengandung zat kimia seperti klorin dan dioxin yang digunakan dalam proses bleaching. Belum lagi, ada zat kimia lain yang kadang membuat kulit iritasi.
WHO saja sudah menegaskan bahwa zat-zat beracun seperti dioxin bisa memicu beragam penyakit seperti kanker serviks, malfungsi tiroid, kemandulan, hingga mengganggu kekebalan tubuh.
Meski ada bahaya menstrual cup tetapi semua itu sangatlah tidak signifikan dibandingkan dengan manfaat yang diperoleh. Jadi, tidak ada salahnya memberanikan – dan menyamankan – diri untuk beralih ke menstrual cup.
Demi kesehatan dan demi lingkungan, mengapa tidak? Tapi jangan melakukannya karena tekanan mengikuti tren, ya. Tetaplah sesuaikan dengan rasa nyaman setiap individu.
Jika Anda masih memiliki pertanyaan seputar menstrual cup maupun keluhan kesehatan lainnya, konsultasikan langsung dengan dokter lewat aplikasi kesehatan SehatQ. Unduh gratis di App Store dan Google Play.
Advertisement
Referensi
Terima kasih sudah membaca.
Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)
Artikel Terkait
Penyebab darah menstruasi mengalir lebih deras dari normal antara lain hormon yang tidak seimbang, tumor jinak, KB IUD, hingga PCOS.
Cara mengatasi darah haid yang keluar terlalu banyak atau menorrhagia bisa menggunakan pil KB, obat penambah hormon, prosedur kuret, dan histerektomi.
Olahraga saat haid dapat membantu meredakan nyeri kram perut hingga meningkatkan suasana hati. Jenis olahraga yang dapat dilakukan antara lain jalan kaki, yoga, pilates, zumba, hingga menari.
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. Sylvia V
Dijawab oleh dr. Farahdissa
Dijawab oleh dr. Pany
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2022. All Rights Reserved