Menggunakan donor ASI haruslah mempertimbangkan banyak hal, mulai dari syarat kondisi bayi yang tepat untuk donor, manfaat hingga risiko yang bisa ditimbulkan.
Ditinjau secara medis oleh dr. Karlina Lestari
9 Mei 2020
Susu dari donor ASI perlu ditempatkan pada botol atau wadah untuk dipanaskan sebelum dikonsumsi
Table of Content
Air susu ibu (ASI) adalah nutrisi paling penting bagi tumbuh kembang bayi, terutama di 6 bulan pertama kehidupannya. Sayangnya, tidak semua ibu beruntung dapat memberikan ASI sehingga membutuhkan donor ASI untuk memenuhi kebutuhan nutrisi Si Kecil.
Advertisement
Pendonor ASI adalah ibu menyusui yang memerah ASI, kemudian memberikannya kepada ibu lain yang membutuhkan. Di negara-negara maju, donor ASI dilakukan secara sistematis melalui bank ASI dengan screening ketat sebelum ibu menyusui tersebut dapat mendonorkan ASI-nya. Sementara di Indonesia, kegiatan ini masih dilakukan secara individu.
Pemberian susu dari donor ASI harus dilakukan dengan bijak dan bertujuan memenuhi nutrisi bayi. Oleh karena itu, Anda sangat disarankan berkonsultasi dengan dokter maupun konselor laktasi sebelum memutuskan untuk menggunakan pendonor.
Beberapa kondisi bayi yang biasanya disarankan untuk menggunakan donor ASI adalah:
Penelitian yang dilakukan oleh Akademi Kedokteran Anak Amerika Serikat (AAP) menunjukkan bahwa ASI dari donor sangat bermanfaat bagi bayi yang lahir dengan berat badan rendah, yakni kurang dari 1,5 kg. Konsumsi ASI perah dari donor terbukti menurunkan risiko terjadinya infeksi usus yang kerap terjadi pada bayi prematur. Meski demikian, pemberian ASI langsung dari ibu kandung tetap yang paling utama.
Mengingat donor untuk ASI di Indonesia kebanyakan masih bersifat individual, ibu yang hendak meminumkan ASI perah milik orang lain ke bayinya harus melakukan screening sendiri atas kondisi donor tersebut. Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) sendiri sudah mengeluarkan panduan mengenai syarat donor ASI yang aman, yakni:
Anda berhak meminta calon pendonor ASI untuk menjalani skrining tes tertentu untuk memastikan kondisi kesehatannya secara keseluruhan. Tes yang dapat diambil, antara lain tes HIV, HTLV, sifilis, hepatitis B, hepatitis C, dan cytomegalovirus alias CMV (bila akan diberikan pada bayi prematur).
Setelah ASI diterima, Anda masih harus memastikan higienitas dan tidak adanya kandungan virus maupun bakteri pada ASI tersebut. IDAI merekomendasikan agar ASI hasil donor untuk dipasteurisasi atau dipanaskan terlebih dahulu.
Berbeda dengan banyak negara maju yang telah memiliki Bank ASI, di Indonesia sendiri praktik pemberian donor masih dilakukan secara mandiri. Anda yang ingin mendapatkan pendonor ASI untuk si Kecil biasanya akan memilih sendiri siapa ibu menyusui yang tepat dijadikan sebagai pendonor.
Adapun hal yang harus diperhatikan saat memilih pendonor ASI adalah pastikan bahwa berasal dari unit donor ASI yang mempermudah akses pendonor dan penerima yang menjamin keamanan, etik dan kesehatan pendonor. Donor yang dilakukan juga harus sesuai prosedur atau protokol standar internasional.
Pastikan Anda terlebih dulu berkonsultasi pada konselor laktasi atau konsultan ASI maupun tenaga kesehatan terlatih, sebelum memutuskan untuk mancari pendonor ASI bagi si Kecil.
Menggunakan pendonor ASI relatif aman bila Anda memastikan kondisi kesehatan donor terlebih dahulu. Meski demikian, tetap ada risiko kesehatan yang mengincar bayi ketika mengonsumsi ASI perah yang bukan hasil produksi payudara ibu kandungnya, seperti:
Baca Juga
Penggunaan donor susu juga bisa merugikan bagi ibu menyusui itu sendiri. Dengan senangnya bayi menyusu lewat ASI perah pemberian donor, ia akan lebih cepat kenyang sehingga frekuensi menyusu langsung pada ibunya akan berkurang.
Jika siklus ini terjadi terus-menerus, produksi ASI ibu akan menjadi semakin sedikit. Hal ini mengacu pada hukum permintaan ASI yang justru akan semakin meningkat mengikuti kebutuhan dan keinginan bayi.
Selain itu, bagi ibu yang tertarik mendonorkan ASI-nya, pastikan melakukan penyimpanan ASI perah dengan benar. Anda juga perlu mencatat makanan dan minuman apa yang telah dikonsumsi sehingga bila terjadi alergi pada bayi yang menerima donor dapat diidentifikasi penyebabnya.
Advertisement
Ditulis oleh Asni Harismi
Referensi
Artikel Terkait
Kandungan ASI berupa protein, vitamin, dan mineral mempunyai segudang manfaat bagi Si Kecil. Selain membantu melindungi bayi dari penyakit, ASI juga mempunyai banyak manfaat untuk tumbuh kembang bayi.
19 Jun 2020
Laktoferin adalah sejenis protein yang terdapat pada ASI maupun susu sapi, dan berperan dalam proses penyerapan zat besi di usus. Protein ini juga bermanfaat untuk meningkatkan daya tahan tubuh bayi.
8 Agt 2022
Kolostrum adalah ASI yang keluar pertama kali setelah melahirkan. Beberapa manfaat bayi yang mengonsumsi kolostrum, seperti membangun sistem imun, melancarkan BAB, hingga mencegah risiko penyakit kuning.
18 Apr 2022
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. R. H. Rafsanjani
Dijawab oleh dr. R. H. Rafsanjani
Dijawab oleh dr. R Hakbar Rafsanjani
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved