Cabut gigi adalah prosedur pencabutan menggunakan alat oleh dokter gigi. Tindakan ini dapat dilakukan jika gigi berlubang, berantakan, atau sarafnya mati. Setelah pencabutan gigi ada beberapa hal yang perlu diikuti untuk menghindari terjadinya dry socket atau infeksi.
2023-03-30 14:31:22
Ditinjau oleh dr. Reni Utari
Cabut gigi merupakan pilihan perawatan terakhir apabila perawatan lainnya sudah tidak mungkin dilakukan
Table of Content
Cabut gigi adalah tindakan mengeluarkan gigi dari gusi. Prosedur ini biasanya dilakukan saat gigi sudah rusak parah akibat berlubang atau terbentur, maupun untuk keperluan perawatan behel. Cabut gigi dilakukan oleh dokter gigi dan untuk mengurangi rasa sakit yang mungkin muncul, dokter akan memberikan bius lokal.
Advertisement
Sebelum cabut gigi, akan ada beberapa pemeriksaan yang perlu dilakukan. Apabila hasil pemeriksaan tersebut baik, maka Anda boleh menjalani pencabutan gigi.
Tidak berhenti di situ, perawatan rongga mulut setelah pencabutan gigi, juga tidak kalah penting diperhatikan untuk menghindari komplikasi yang mungkin terjadi.
Baca Juga
Gigi memiliki berbagai fungsi yang sangat penting untuk tubuh. Gigi berperan dalam tahap awal pencernaan makanan, yaitu pengunyahan. Sehingga, saat gigi rusak, segala cara harus dilakukan untuk mempertahankannya.
Sayangnya, ada beberapa kondisi yang membuat gigi tidak lagi dapat dipertahankan. Akibatnya, cabut gigi menjadi pilihan.
Berikut ini kondisi yang membuat seseorang perlu menjalani tindakan cabut gigi:
Gigi berlubang disebabkan oleh infeksi bakteri. Jika tidak segera dirawat, maka infeksi akan terus meluas hingga ke lapisan gigi yang paling dalam, yaitu saraf. Infeksi bakteri di saraf gigi dapat menyebabkan kematian saraf gigi.
Jika kerusakan yang terjadi pada gigi berlubang sudah sangat parah dan gigi tidak lagi bisa dirawat dengan perawatan saluran akar, maka cabut gigi adalah pilihan terakhir yang bisa dilakukan.
Susunan gigi yang berantakan, salah satunya disebabkan oleh keterbatasan ruang dalam rahang, untuk menampung semua gigi. Sehingga tidak jarang, dokter gigi akan merekomendasikan pencabutan gigi sebagai pendamping perawatan kawat gigi.
Pencabutan ini bertujuan agar rahang memiliki cukup ruang untuk bergeser, saat dipasangi kawat nantinya.
Ada beberapa kondisi yang membuat seseorang sangat rentan terkena infeksi. Misalnya, saat sedang menjalani kemoterapi atau setelah transplantasi organ. Sehingga, untuk menghindari risiko infeksi dari gigi yang berlubang, pencabutan dapat dilakukan sebagai langkah pencegahan penyebaran infeksi.
Radang jaringan pendukung gigi atau periodontitis, dapat menyebabkan terjadinya kerusakan pada jaringan di sekitar gigi serta tulang penunjangnya. Kondisi ini bisa menyebabkan gigi menjadi goyang, sehingga tidak dapat berfungsi dengan optimal. Jika sudah begitu, maka cabut gigi dapat menjadi solusi yang tepat.
Selain keempat alasan di atas, cabut gigi juga bisa menjadi pilihan perawatan pada kondisi:
Baca juga: Memahami Prosedur Cabut Gigi Geraham dan Risikonya
Biaya cabut gigi, dapat berbeda pada setiap fasilitas kesehatan. Selain itu, biaya cabut gigi juga akan dipengaruhi oleh tingkat kesulitan pencabutan maupun spesialisasi dokter gigi yang melakukannya.
Biaya cabut gigi di area DKI Jakarta dan sekitarnya, umumnya dimulai dari Rp 300.000 - Rp 500.000 untuk pencabutan satu gigi dengan kasus yang sederhana.
Sementara jika pencabutan gigi disertai faktor penyulit seperti posisi gigi yang miring, ada penyakit bawaan seperti diabetes atau jantung, dan adanya abses atau kista di gusi, biaya cabut gigi biasanya akan naik hingga dapat mencapai jutaan rupiah.
Anda juga bisa memanfaatkan BPJS Kesehatan agar bisa cabut gigi tanpa dipungut biaya. Namun, hanya cabut gigi tanpa penyulit yang masuk ke dalam cakupan pelayanan BPJS Kesehatan. Prosedur ini hanya bisa dilakukan di fasilitas kesehatan tingkat I yang telah Anda daftarkan.
Sebelum prosedur cabut gigi dimulai, dokter gigi akan memeriksa riwayat kesehatan Anda secara keseluruhan. Dokter akan mengevaluasi tanda vital tubuh, mulai dari tekanan darah, detak jantung, laju pernapasan, hingga suhu tubuh.
Selain itu, dokter juga akan menanyakan mengenai riwayat penyakit yang pernah atau sedang Anda derita. Beritahukan pada dokter apabila Anda memiliki riwayat penyakit seperti:
Sampaikan juga pada dokter apabila Anda dalam keadaan hamil. Ibu hamil trimester pertama sebaiknya menunda cabut gigi hingga kandungan memasuki trimester kedua. Sementara itu untuk ibu hamil trimester ketiga, cabut gigi sebaiknya ditunda hingga setelah melahirkan.
Apabila kondisi tubuh Anda dianggap sehat secara medis untuk menjalani pencabutan gigi, maka dokter gigi akan memulai prosedur ini dengan memberikan bius lokal di area gigi yang akan dicabut. Setelah lidah, gusi, serta bibir pada satu area dengan gigi yang akan dicabut mulai kebas atau mati rasa, maka dokter akan mulai mencabut gigi secara perlahan.
Pertama-tama, dokter akan menggoyangkan gigi dengan alat tertentu agar gigi lebih mudah dicabut. Setelah gigi dirasa cukup mudah untuk dicabut, dokter akan mulai mencabut gigi secara perlahan dengan gerakan memutar, agar gigi bisa terlepas dari gusi.
Apabila gigi yang hendak dicabut dalam posisi miring atau menyulitkan, maka dokter akan membuat sedikit sayatan di gusi, untuk memperluas akses pencabutan gigi. Dokter gigi juga dapat mengurangi sedikit tulang di dekat gigi yang dicabut, untuk mempermudah pencabutan.
Setelah gigi berhasil dicabut, maka dokter akan meminta Anda menggigit kasa steril untuk membantu mengurangi perdarahan, dan hingga gumpalan darah terbentuk.
Apabila luka yang terbentuk di area pencabutan cukup besar, maka dokter dapat menjahit area tersebut agar penyembuhan dapat terjadi dengan lebih baik, sekaligus mempercepat berhentinya perdarahan.
Setelah gigi berhasil dicabut, maka Anda perlu mengikuti beberapa instruksi yang diberikan dokter gigi agar penyembuhan dapat berlangsung baik, dan mengurangi risiko terjadinya komplikasi.
Dikutip dari NHS UK, berikut ini instruksi setelah cabut gigi yang perlu Anda ikuti.
Baca juga: Jenis Makanan Setelah Cabut Gigi yang Aman Dikonsumsi dan Pantangannya
Sama seperti prosedur medis lainnya, pencabutan gigi juga memiliki risiko komplikasi yang mungkin timbul, seperti:
Pembengkakan sebenarnya adalah hal yang wajar terjadi setelah cabut gigi. Sebab jaringan di sekitar gigi yang dicabut, ikut mengalami inflamasi atau peradangan akibat gesekan atau gaya tarik selama prosedur cabut gigi berlangsung. Pembengkakan umumnya akan reda dalam waktu satu minggu setelah pencabutan.
Setelah cabut gigi, soket atau area bekas pencabutan pasti akan mengalami perdarahan. Pada orang yang tidak memiliki gangguan pembekuan darah, darah akan berhenti dengan keluar dengan sendirinya dalam waktu beberapa jam.
Namun, apabila setelah beberapa jam gumpalan darah tidak juga terbentuk di area bekas pencabutan dan darah masih terus mengalir, maka sebaiknya Anda segera menghubungi dokter gigi yang melakukan perawatan.
Dokter dapat membantu mengurangi perdarahan dengan beberapa cara, seperti menjahit area bekas pencabutan, pemberian obat-obatan, maupun bahan tertentu yang bisa merangsang pembekuan darah.
Setelah gigi dicabut, maka akan terjadi perdarahan di area bekas pencabutan. Darah tersebut dapat berhenti dengan sendirinya karena mekanisme pembekuan darah yang dilakukan tubuh. Saat mekanisme tersebut terjadi, akan terbentuk gumpalan darah pada lubang di gusi bekas pencabutan.
Gumpalan darah tersebut berfungsi untuk melindungi tulang dan saraf yang berada di lubang gusi bekas pencabutan. Gumpalan ini juga berfungsi sebagai fondasi pembentukan tulang dan jaringan lunak di area tersebut.
Saat gumpalan tersebut tidak terbentuk dengan baik atau terlepas, maka saraf dan tulang yang belum sembuh benar bisa terbuka, serta menimbulkan rasa nyeri yang hebat. Kondisi inilah yang dinamakan dry socket. Dry socket hanya bisa ditangani oleh dokter gigi. Sehingga jika Anda merasakan kondisi yang serupa, segera periksakan ke dokter gigi.
Infeksi setelah pencabutan gigi sebenarnya jarang terjadi. Namun, kondisi ini tetap perlu diwaspadai. Apabila setelah cabut gigi, Anda merasa demam yang disertai munculnya nanah di area bekas pencabutan, segera periksakan diri ke dokter gigi. Sebab, hal tersebut bisa jadi adalah tanda infeksi.
Setelah cabut gigi, dokter gigi akan menyarankan Anda untuk memasang gigi palsu di area bekas pencabutan. Hal ini dilakukan agar fungsi gigi bisa kembali seperti semula, dan gigi di sebelah serta di atas atau bawahnya tidak bergeser ke area yang kosong, sehingga susunan gigi terlihat berantakan.
Jika ingin berkonsultasi langsung pada dokter seputar proses pencabutan gigi dan risikonya, Anda bisa chat dokter di aplikasi kesehatan keluarga SehatQ.
Download aplikasinya sekarang di Google Play dan Apple Store.
Advertisement
Referensi
Artikel Terkait
Ulat gigi bukanlah penyebab gigi berlubang. Penyebab gigi berlubang yang sebenarnya adalah bakteri. Kepercayaan ini perlu diubah agar masyarakat memiliki kesadaran lebih untuk menjaga kesehatan gigi dan mulutnya
Cara mengatasi gigi goyang bisa dilakukan dengan scaling gigi, obat kumur, splinting gigi, hingga operasi. Semua itu tergantung dari penyebabnya.
Natrium diklofenak ampuh untuk mengobati sakit gigi. Obat ini masuk ke dalam golongan NSAID. Selain bisa meredakan nyeri, kondisi lain seperti bengkak maupun gejala peradangan lainnya juga dapat teratasi.
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. Lizsa Oktavyanti
Dijawab oleh dr. Stasya Zephora
Dijawab oleh dr. Liliani Tjikoe
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved