Gangguan pencernaan menjadi penyebab utama sakit perut saat puasa. Memperhatikan pola makan dan makanan yang dikonsumsi jadi kunci untuk mengatasinya.
Ditinjau secara medis oleh dr. Reni Utari
19 Mar 2023
Penyebab utama sakit perut saat puasa adalah gangguan pencernaan
Table of Content
Manfaat puasa salah satunya untuk kesehatan tubuh. Namun, beberapa orang justru mengalami gangguan pencernaan, seperti sakit perut, saat puasa.
Advertisement
Gangguan pencernaan memang jadi salah satu keluhan yang muncul ketika puasa karena ada perubahan pola makan. Jadi, apa yang harus dilakukan jika terserang sakit perut ketika puasa?
Sakit perut adalah tanda ketika terjadi gangguan pada sistem pencernaan serta organ di sekitarnya. Ada berbagai kemungkinan penyebab sakit perut, termasuk saat puasa.
Mengutip Cleveland Clinic, gangguan pencernaan, seperti GERD atau maag saat berpuasa adalah penyebab paling umum sakit perut yang kamu alami.
Berikut ini adalah beberapa penyebab sakit perut saat puasa yang mungkin terjadi:
Umumnya, sakit perut setelah makan saat puasa terjadi saat awal-awal bulan Ramadan karena tubuh sedang menyesuaikan diri.
Namun, jika ini terus terjadi selama beberapa hari, bahkan disertai mual dan muntah, cobalah konsultasikan ke dokter untuk mengetahui penyebabnya agar kamu tetap lancar menjalani puasa di bulan Ramadan.
Baca Juga
Pengobatan dan perawatan sakit perut saat puasa akan menyesuaikan dengan penyebabnya.
Umumnya, kamu perlu memperhatikan pola makan, agar tidak menimbulkan gejala sakit perut.
Berikut adalah beberapa cara mengatasi sakit perut saat puasa yang bisa kamu lakukan:
Cara mengatasi sakit perut saat puasa yang pertama adalah makan dan minum secukupnya saat berbuka atau sahur.
Setelah seharian berpuasa, orang kadang langsung makan dan minum secara berlebihan. Kondisi ini bisa menyebabkan sakit perut.
Sebab, perut yang tadinya kosong selama seharian, langsung menerima makanan dalam jumlah banyak. Hal ini membuat lambung harus langsung bekerja dengan keras.
Untuk mencegah sakit perut saat puasa, cobalah minum satu gelas air putih terlebih dahulu. Sebelum makan besar, kamu bisa mengawali dengan makan kurma, buah, kue, atau roti.
Makan besar bisa kamu lakukan setelah salat Magrib atau tarawih.
Serat adalah salah satu nutrisi yang paling baik untuk sistem pencernaan. Sebagai cara mengatasi sakit perut saat puasa, jangan lupa mengonsumsi makanan atau minuman berserat.
Kamu bisa makan makanan mengandung serat saat sahur. Hal ini membuat kamu kenyang lebih lama, sehingga mencegah perut terasa perih saat berpuasa.
Selain itu, kandungan serat larut juga dapat membantu mencegah kembung dan sembelit.
Walaupun makan nasi putih, jangan lupa konsumsi sayur, buah atau kacang-kacangan.
Makan gorengan saat berbuka puasa memang terasa sangat nikmat. Namun, tahukah kamu, terlalu sering makan gorengan atau makanan berminyak lainnya saat puasa meningkatkan risiko sakit perut.
Selain itu, makanan tinggi lemak lebih lama dicerna dan bisa membuat mual.
Hindari juga makanan terlalu pedas. Makanan yang terlalu pedas bisa mengiritasi lambung dan menyebabkan sakit perut. Kalau hendak makan makanan pedas, hindari memakannya saat perut kosong.
Pastikan makanan yang kamu makan ketika puasa bergizi seimbang, seperti terdiri dari asupan karbohidrat, protein (telur, ikan, daging ayam), sayuran, buah, serta kacang-kacangan.
Baca Juga
Saking laparnya, kamu bisa jadi tidak mengunyah makanan dengan benar dan menelan terlalu cepat. Akibatnya, air liur dan enzim tidak dapat melumasi serta memecah makanan dengan baik.
Tak hanya itu, makan dengan cepat juga membuat udara yang masuk terlalu banyak ke dalam lambung, sehingga menyebabkan perut kembung dan terasa sakit.
Untuk itu, makanlah secara perlahan sebagai cara mengatasi sakit perut saat puasa.
Menjaga tubuh tetap terhidrasi penting saat berpuasa, termasuk dalam membantu mengatasi sakit perut. Pasalnya, air putih bermanfaat untuk melancarkan pencernaan.
Ikuti aturan jadwal minum air putih saat puasa, yaitu 2 gelas air putih saat waktu berbuka, 2 gelas setelah salat tarawih, 2 gelas sebelum tidur, dan 2 gelas pada saat sahur.
Hindari minuman yang mengandung tinggi gula, soda, atau terlalu banyak kafein karena bisa menyebabkan perut kembung, lebih sering buang air kecil, dan gangguan pencernaan lainnya.
Terakhir, kamu juga bisa mengonsumsi obat untuk mengatasi sakit perut sakit puasa.
Obat sakit perut melilit saat puasa disesuaikan dengan penyebabnya. Obat sakit perut bisa kamu dapatkan di apotek atau sesuai resep dokter dengan kondisi tertentu.
Mengutip Cleveland Clinic, coba redakan sakit perut yang disebabkan asam lambung naik dengan obat antasida yang dijual bebas di apotek. Ini bermanfaat untuk menetralkan asam lambung.
Apabila sakit perut tergolong ringan, coba redakan dengan mengompres air hangat, serta minum rebusan air jahe, teh jahe, teh peppermint, atau teh kamomil.
Baca Juga
Sakit perut ringan saat puasa bisa berubah menjadi serius. Segera konsultasikan dengan dokter apabila gejala sakit perut tidak dapat dijelaskan, terus menerus, dan semakin parah.
Contohnya, gejala disertai demam, mual, muntah, nyeri di bagian tubuh lainnya, dan lain-lain.
Ingin mengetahui lebih lanjut mengenai cara mengatasi sakit perut saat puasa?
Tanyakan langsung di Klinik Online Spesialis Penyakit Dalam melalui aplikasi kesehatan keluarga SehatQ.
Download sekarang di App store dan Google Play.
Advertisement
Ditulis oleh Atifa Adlina
Referensi
Artikel Terkait
Obat bau mulut yang alami, seperti teh hijau, susu, apel hingga jeruk bisa Anda dapatkan dengan mudah. Jika dibiarkan, kondisi ini dapat menyebabkan kepercayaan diri menurun.
20 Apr 2023
Flatus adalah proses pengeluaran gas pencernaan melalui anus. Kondisi yang juga dikenal sebagai kentut ini dialami semua orang. Penyebab flatus meliputi sejumlah jenis makanan dan penyakit pada pencernaan Anda.
17 Nov 2020
Kebutuhan serat per hari akan berbeda tergantung usia dan jenis kelamin. Untuk memenuhinya, Anda bisa mengonsumsi makanan tinggi serat setiap hari dari buah dan sayur.
18 Mar 2021
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. Farahdissa
Dijawab oleh dr. Farahdissa
Dijawab oleh dr. Farahdissa
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved