Penyakit lupus adalah penyakit autoimun atau penyakit yang menyerang kekebalan tubuh manusia. Gejala penyakit lupus tidak jauh berbeda dengan penyakit lain dan dapat merusak organ-organ vital di tubuh. Perawatan untuk penanganan penyakit lupus tergantung dari seberapa parahnya.
16 Mei 2019
Ditinjau oleh dr. Reni Utari
Perawatan untuk penderita penyakit lupus dilakukan hanya untuk meredakan gejalanya.
Table of Content
Hingga saat ini, masih banyak masyarakat yang belum mengenali mengenai bahaya dari penyakit lupus. Padahal, kondisi yang satu ini bisa berkembang menjadi penyakit yang fatal, terutama bila terjadi pada anak-anak.
Advertisement
Penyakit lupus adalah penyakit yang belum ditemukan cara penyembuhannya sehingga perawatan yang dilakukan umumnya bertujuan untuk meredakan gejala yang dirasakan.
Baca Juga
Permasalahannya, gejala pada penyakit lupus sangatlah mirip dengan gejala dari penyakit lain yang umum. Hal tersebut membuat perawatan lupus umumnya baru dimulai, saat kondisi ini sudah berkembang dan merusak organ-organ vital di tubuh.
Penyakit lupus dapat dirasakan berbeda oleh anak dan orang dewasa, yang mengalaminya. Penyakit ini dapat berkembang dari keadaan yang ringan, menjadi sedang hingga fatal. Lupus pada anak umumnya terjadi saat anak berusia 15-18 tahun.
Pada usia tersebut, lupus yang dialami cenderung tidak terlalu berbeda dari yang dialami orang dewasa.
Sementara itu, jika lupus dialami oleh anak yang berusia di bawah 15 tahun, maka gejala yang dialami umumnya akan lebih parah, dan risiko terjadinya kerusakan di organ vital di tubuh pun menjadi lebih tinggi.
Meski jarang terjadi, lupus juga dapat menyerang anak berusia kurang dari lima tahun. Mereka adalah kelompok pengidap lupus yang kondisinya paling parah.
Sebab pada usia tersebut, kandungan protein tertentu di dalam darah yang berfungsi penting dalam sistem daya tahan tubuh tidak terbentuk sempurna.
Komplikasi dari penyakit lupus dapat beragam, tergantung dari organ yang terkena. Jika lupus menyerang hingga ke otak, maka akan terdapat risiko komplikasi seperti peradangan otak, gangguan daya ingat, dan peningkatan risiko terhadap stroke.
Lupus juga dapat menyebabkan terjadinya kerusakan ginjal. Sekitar 40% penderita lupus mengalami komplikasi ini. Gangguan pada ginjal juga menjadi salah satu penyebab kematian terbanyak pada penderita lupus.
Penderita penyakit lupus juga berisiko dua kali lebih besar menderita penyakit jantung. Tidak hanya itu, peradangan pembuluh darah (vaskulitis) juga dapat terjadi, serta risiko terjadinya infeksi juga lebih besar, sehingga penyakit seperti herpes, salmonela, dan infeksi saluran kencing, menjadi lebih mungkin terjadi.
Perawatan yang dilakukan untuk lupus dapat berbeda tergantung dari seberapa parah kondisi lupus yang dialami dan organ tubuh mana yang terkena.
Namun, sebagian besar penderitanya menjalani perawatan dengan mengonsumsi obat yang dapat mengontrol penyakit ini.
Jenis obat yang mungkin diresepkan oleh dokter untuk meredakan gejala lupus antara lain:
Selain dengan obat-obatan, Anda juga dapat menyertai perawatan penyakit lupus pada anak dengan perubahan gaya hidup menjadi lebih sehat, seperti:
Dukungan orangtua tentu sangatlah penting untuk membantu anak yang sakit lupus, dalam melawan gejala yang dirasakan. Pantau terus perkembangan kondisi kesehatan anak Anda dengan rutin kontrol ke dokter.
Advertisement
Referensi
Artikel Terkait
Ciri-ciri anak depresi dapat ditandai dengan tampak murung, mudah marah, menarik diri dari pergaulan, hingga nafsu makan berubah. Kondisi ini harus segera diatasi karena bisa mengganggu kehidupan anak sehari-hari.
Minyak ikan terbukti secara ilmiah dapat meningkatkan daya ingat, fokus saat belajar, mencegah penyakit neurodegeneratif pada anak, serta mencegah kerusakan sel otak akibat pola makan yang tidak baik.
Anak sering sakit dapat disebabkan oleh berbagai hal, meliputi sistem imun tubuh yang belum sempurna, paparan patogen di lingkungan sekitar, hingga sering berinteraksi dengan orang lain dalam jarak dekat.
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. Farahdissa
Dijawab oleh dr. Stasya Zephora
Dijawab oleh dr. Dwiana Ardianti
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved