Perkataan orang tua yang menyakitkan bagi anak, akan berpengaruh pada jangka panjang. Memanggil anak dengan sebutan bodoh atau nakal, akan membuatnya merasa memiliki sifat tersebut dan tumbuh menjadi anak dengan masalah perilaku.
3.72
(18)
22 Jan 2021
Ditinjau oleh dr. Reni Utari
Perkataan orang tua yang menyakitkan bisa membekas pada anak hingga dewasa
Table of Content
Anak-anak mengerti lebih banyak dari yang banyak orang kira dan mereka bisa merasakan sakit hati karena perkataan orang tua. Oleh karena itu, jenis ucapan yang Anda berikan ke anak, perlu sangat diperhatikan. Ini juga akan sangat berpengaruh kepada proses tumbuh kembangnya.
Advertisement
Tidak seperti makhluk hidup lainnya, otak manusia baru berkembang dengan pesat setelah lahir. Kita butuh beberapa bulan untuk akhirnya bisa berjalan, beberapa tahun untuk bisa berbicara lancar, dan bahkan puluhan tahun untuk membangun kemampuan sosial yang baik.
Otak manusia yang baru lahir, bisa diibaratkan seperti kertas putih yang seiring bertambahnya usia, akan semakin banyak warnanya. Hal yang memberi warna pada otak itu adalah lingkungan, terutama orang tua dan orang terdekat lainnya.
Perkataan yang diucapkan oleh orang tua, akan diserap oleh anak dan hal itu lah yang akan terpatri di dalam pikirannya bahkan hingga dewasa.
Jadi, jika sebagai orang tua Anda sering mengucapkan kata-kata berkonotasi negatif kepada anak, seperti,“Dasar anak bandel,” atau “Kamu tuh bodoh sekali,” maka kedua sifat itulah yang akan melekat di pikirannya. Dia akan menganggap bahwa dirinya nakal dan bodoh.
Selain kata-kata yang memberikan suatu predikat buruk seperti di atas, perkataan yang membuat anak merasa disalahkan sepihak juga dapat memberikan pengaruh buruk untuk perkembangannya.
Kata-kata tersebut antara lain, “Ini pasti kamu yang berantakin, adik kamu nggak mungkin sebandel itu,” atau bahkan, “Gara-gara kamu Mama jadi dimarahin sama Papa.”
Jenis perkataan yang harus dihindari lainnya adalah ucapan yang seolah memberikan bukti Anda menarik diri darinya, seperti, “Seandainya aja kamu nggak pernah lahir ke dunia.” Ini tentu akan membuat anak merasa sakit hati dan tidak dicintai.
Baca Juga: Parenting Stress Membuat Orang Tua Tak Sabar Menghadapi Anak, Ini Akibatnya
Setelah menerima perkataan menyakitkan dari orang tua, anak bisa saja menangis, merenung, atau bahkan terlihat biasa saja. Namun, penelitian membuktikan bahwa kata-kata negatif yang diterima anak dapat meningkatkan risiko gejala depresi yang parah.
Selain itu, anak yang sering menerima perkataan kasar saat masih kecil juga lebih mungkin tumbuh menjadi orang yang berperilaku buruk seperti gemar melakukan vandalisme, serta bersifat antisosial dan agresif.
Mungkin banyak orang tua yang menganggap bahwa mereka mengeluarkan kata-kata kasar pada anak sebagai cara untuk mendisiplinkan atau sebagai tanda peduli dan tanda sayang. Namun lagi-lagi, alasan di baliknya tidak membuat hal tersebut jadi lebih baik.
Alasan yang mulia, tidak membuat efek yang dirasakan anak dari perkataan-perkataan kasar orang tua jadi berkurang.
Tidak hanya isinya, cara pengucapan dengan berteriak juga bisa berdampak buruk
Saat anak berperilaku tidak semestinya, orang tua mungkin sulit untuk mengontrol emosi. Bentakan atau kata-kata kasar mungkin beberapa kali terselip keluar. Namun, Anda perlu ingat bahwa ini bukanlah solusi.
Justru dengan membentak, perilaku buruk anak akan semakin parah. Berikut ini dampak bentakan orang tua terhadap perkembangan anak.
Membentak anak mungkin akan membuatnya diam untuk sementara waktu. Namun untuk jangka panjang, pola didik ini justru akan membuat perilaku anak semakin buruk, dan berujung membuat Anda semakin sering ingin membentak.
Ini adalah siklus tak berkesudahan yang akan terus berlangsung, jika Anda tidak segera mengubah cara mendidik anak ketika dia melakukan suatu kesalahan.
Bentakan, kata-kata yang membuat anak sakit hati kepada orang tua, ataupun cara mendidik lain yang cenderung kasar, bisa memengaruhi perkembangan otak anak. Ini karena otak manusia secara biologis, bisa memproses informasi negatif lebih cepat daripada informasi yang sifatnya positif.
Kata-kata kasar dan bentakan tidak hanya akan membuat anak sedih, takut, dan sakit hati. Dalam jangka panjang, ini akan menjadi salah satu faktor yang membuatnya depresi dan mengalami gangguan kecemasan.
Gejala-gejala gangguan mental ini juga akan membuat anak lebih mudah tercebur ke perilaku-perilaku negatif seperti menyakiti diri sendiri, menyalahgunakan obat-obatan terlarang, hingga melakukan hubungan seksual berisiko tinggi.
Perlakuan yang diterima saat masa anak-anak, memengaruhi diri kita hingga dewasa, jauh lebih banyak dari yang kita sadari. Begitupun stres yang muncul pada masa anak-anak apabila orang tua kerap mengeluarkan kata-kata kasar.
Perlakuan ini bisa berujung memperburuk tidak hanya kesehatan mental, tapi juga fisik.
Orang yang semasa kecilnya sering mengalami kekerasan secara verbal, akan tumbuh menjadi orang dewasa yang lebih berisiko mengamalami penyakit kronis, seperti radang sendi, sakit kepala yang parah, dan gangguan leher serta punggung.
Baca Juga
Cara mendidik setiap orang tua memang bisa berbeda. Satu hal yang pasti, usahakan untuk tidak mengeluarkan kata-kata yang dapat membuat anak merasa kurang dihargai dan sakit hati.
Mengubah cara didik agar menjadi lebih baik bisa Anda lakukan dengan rutin berkonsultasi dengan pakar parenting ataupun psikolog anak. Anda juga bisa lebih sering membaca buku-buku yang membahas seputar perkembangan anak dan cara paling baik untuk mendukungnya.
Advertisement
Referensi
Terima kasih sudah membaca.
Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)
Artikel Terkait
Cara menabung anak sekolah dapat dilakukan dengan mudah. Cobalah untuk menentukan tujuan dan rencana, sisihkan uang jajan, hindari terlalu sering nongkrong, dan bawa bekal ke sekolah.
Setiap orang tua pasti ingin anaknya berkelakuan baik di sekolah. Namun, kasus bullying masih sering terjadi. Jika Anda sebagai orangtua bingung menangani anak yang kerap melakukan tindakan bullying, ada baiknya pahami cara mendidik anak berikut ini.
Cara mengatasi anak susah makan adalah menciptakan jadwal makan teratur, berkreasi dengan makanan, menghindari distraksi, hingga menyesuaikan porsinya. Kira-kira, apa saja penyebab anak susah makan?
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. Adhi Pasha Dwitama
Dijawab oleh dr. Pany
Dijawab oleh dr. Lidya Hapsari
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2022. All Rights Reserved