Baru-baru ini, sebuah riset menyatakan bahwa ruam kulit bisa dianggap sebagai gejala virus corona Covid-19 terbaru.
Ditinjau secara medis oleh dr. Reni Utari
16 Jul 2020
Para peneliti percaya, ruam kulit bisa menjadi gejala awal virus corona Covid-19.
Table of Content
Sebuah penelitian dari King's College London, Inggris menemukan bukti bahwa ruam kulit dapat dianggap sebagai gejala terbaru virus corona Covid-19.
Advertisement
Para peneliti yang bekerja dalam studi tersebut juga merupakan orang-orang yang pertama kali menyebutkan kalau hilangnya fungsi indra penciuman dan perasa adalah gejala Covid-19.
Sebelumnya, gejala utama virus corona terbagi menjadi tiga, yaitu demam, batuk terus-menerus, dan kehilangan kehampuan indra perasa atau penciuman.
Kini, para ahli tersebut meyakini bahwa munculnya ruam kulit juga bisa menjadi gejala utama virus corona Covid-19 terbaru yang harus diwaspadai.
Riset yang dirilis secara online di medRxiv itu didasari oleh data dari 336 ribu pengguna aplikasi COVID Symptom Study di Inggris.
Melalui data tersebut, para peneliti dari King’s College London menemukan bahwa 8,8% orang yang positif mengidap Covid-19 mengalami kemunculan ruam pada kulitnya, dibandingkan dengan 5,4% orang yang tidak terjangkit virus corona.
Hasil yang sama juga dirasakan oleh 8,2% pengguna yang belum melakukan tes virus corona, tapi telah memiliki gejala Covid-19 lainnya (batuk, demam tinggi, dan hilangnya fungsi indra penciuman).
Untuk memperkuat klaim ruam kulit sebagai gejala Covid-19, para peneliti tersebut juga melakukan survei online dan berhasil mengumpulkan 12 ribu foto dari penderita ruam kulit, maupun orang-orang yang dicurigai atau terkonfirmasi mengidap Covid-19.
Sekitar 17% dari responden tersebut mengaku bahwa ruam kulit adalah gejala Covid-19 pertama yang mereka rasakan. Tidak hanya itu, 1 dari 5 orang (21%) responden yang mengaku mengidap ruam kulit ataupun telah terkonfirmasi Covid-19, menyatakan bahwa ruam kulit adalah satu-satunya gejala Covid-19 yang mereka alami.
Menurut para ahli, terdapat tiga jenis ruam kulit yang dapat diasosiasikan dengan Covid-19:
Urtikaria adalah jenis ruam kulit berwarna merah dan terasa gatal. Ukuran ruam kulitnya juga bervariasi.
Urtikaria dapat terjadi di sseluruh tubuh, namun biasanya dimulai dengan gejala rasa gatal di telapak tangan dan kaki, kemudian pembengkakan pada bibir dan kelopak mata terjadi.
Menurut para ahli, ruam kulit urtikaria dapat muncul di awal infeksi. Namun kondisi ini juga bisa bertahan lama setelahnya.
Biang keringat juga termasuk dalam kategori ruam kulit yang diasosiasikan dengan Covid-19. Umumnya, biang keringat akan muncul di bagian siku, lutut, hingga bagian belakang tangan dan kaki.
Ruam biang keringat ini dapat bertahan selama berhari-hari atau bahkan berminggu-minggu.
Chilblains sebenarnya adalah kondisi bengkak akibat udara dingin. Namun ternyata, ruam kulit ini dianggap yang paling spesifik menyerang pasien Covid-19.
Chilblains akan menyebabkan munculnya benjolan berwarna merah atau ungu pada jari tangan dan kaki. Jika disentuh akan terasa nyeri, namun tidak gatal.
Chilblains biasanya menyerang pasien Covid-19 yang lebih muda. Umumnya, chilblains tidak langsung muncul sesaat pasien terjangkit virus corona.
Salah satu peneliti utama dari riset tersebut menegaskan, banyak infeksi virus yang berdampak pada kulit. Jadi tidak heran kalau virus corona Covid-19 juga bisa mengakibatkan ruam kulit.
Ia juga menegaskan kepada masyarakat untuk tidak meremehkan ruam kulit yang muncul. Sebab, ruam kulit bisa menjadi gejala awal atau gejala satu-satunya Covid-19.
Presiden Asosiasi Dermatologi Inggris mengatakan, mendokumentasikan gejala pada kulit sangatlah penting untuk mendeteksi virus corona pada orang tanpa gejala.
Baca Juga
Penelitian dari pihak King’s College London menjadi pengingat agar kita terus waspada terhadap setiap perubahan yang terjadi di tubuh. Tidak hanya batuk, sesak napas, demam tinggi, atau hilangnya fungsi indra penciuman saja. Perubahan pada kulit juga harus diwaspadai, karena bisa menjadi gejala Covid-19.
Dengan kata lain, tetaplah menjaga protokol kesehatan dengan membatasi aktivitas di luar rumah, rajin mencuci tangan, menggunakan masker, hingga melakukan physical distancing, untuk menghindarkan Anda dari virus corona.
Advertisement
Ditulis oleh Fadli Adzani
Referensi
Artikel Terkait
Isolasi adalah karantina tanpa keluar sama sekali atau minimal tidak berkontak dengan orang lain selama minimal 14 hari. Protokol isolasi diri perlu dilakukan untuk mengantisipasi keterbatasan kapasitas rumah sakit.
23 Mar 2020
Daun laban mendadak populer dan banyak dicari karena unggahan video seorang kakek yang memberi kesaksian bahwa pohon leben atau daun laban adalah obat corona. Benarkah daun laban dapat menyembuhkan virus?
17 Apr 2020
Ciri-ciri flu Singapura pada bayi dan balita adalah demam, muncul ruam atau bintik merah di tangan dan telapak kaki, muncul benjolan berarir berwarna merah yang terasa sakit di mulut, air liur lebih banyak menetes, sakit tenggorokan, sakit kepala, nafsu makan hilang, dan tidak enak badan.
5 Apr 2023
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. Liliani Tjikoe
Dijawab oleh dr. Liliani Tjikoe
Dijawab oleh dr. Dwiana Ardianti
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved