Artikel Bersponsor
PenyakitDengan mengetahui klasifikasi umur menurut WHO, Anda dapat mengetahui faktor risiko kesehatan dan menyusun langkah pencegahannya. Apa saja yang bisa dilakukan?
8 Mei 2020
Ditinjau oleh dr. Karlina Lestari
Ilustrasi orang dari berbagai kalangan usia
Table of Content
Beda usia, maka beda pula tantangan dan masalah kesehatan yang dihadapi. Untuk itulah, Anda perlu mengetahui klasifikasi umur menurut World Health Organization (WHO) demi mengetahui hal yang dapat Anda lakukan dalam menjalani pola hidup sehat sesuai golongan tersebut.
Advertisement
Klasifikasi umur mungkin berbeda di setiap negara. Banyak faktor yang memengaruhi hal ini, mulai dari kesenjangan sosial yang terdapat di negara tersebut, tuntutan pekerjaan, hingga iklim politik dan ekonomi di negara tersebut.
Untuk mengatakan bahwa seseorang sudah berusia lanjut usia, misalnya, bahkan bisa didasarkan atas gender. Mayoritas pria dikatakan tua ketika usianya berada pada rentang 55-75 tahun, namun wanita bisa dikatakan tua bahkan ketika ia masih berusia 45-55 tahun.
Meski kategori yang digunakan bisa berbeda-beda, menentukan standar usia yang dapat digunakan oleh semua negara sangat diperlukan. Untuk itulah dibuat klasifikasi umur menurut WHO dengan menggunakan sebuah proses standardisasi usia baku atau penyesuaian usia tertentu.
Dengan adanya klasifikasi baku ini, epidemiologi dan demografi kesehatan internasional akan terlihat dengan jelas. Pada akhirnya akan ada standar bagi dunia internasional dalam menyusun kebijakan kesehatannya masing-masing.
Klasifikasi umur menurut WHO sendiri adalah sebagai berikut:
Masalah kesehatan yang paling sering terjadi pada bayi adalah batuk, pilek, demam, dan muntah. Tidak jarang, bayi juga mengalami masalah kulit, seperti ruam popok dan cradle cap.
Meskipun demikian, masalah kesehatan pada bayi biasanya tidak serius, apalagi jika Anda melindunginya dengan imunisasi dasar dan tambahan. Anda dapat berkonsultasi dengan dokter bila menemukan gejala gangguan kesehatan yang menimpa bayi Anda.
Anak-anak membutuhkan nutrisi dari makanan sehat, istirahat cukup, dan banyak beraktivitas. Masalah kesehatan yang paling sering muncul adalah penurunan berat badan, perubahan perilaku, demam, radang tenggorokan, dan lain-lain.
Di usia ini, masalah kesehatan yang terjadi bisa kian kompleks. WHO sendiri mencatat kematian remaja paling banyak disebabkan oleh kecelakaan lalu lintas, bunuh diri, hingga infeksi penyakit menular seksual seperti HIV/AIDS.
Kondisi kesehatan mental remaja juga perlu menjadi perhatian, terutama mulai dari usia 14 tahun. Ketika itu, remaja mulai menunjukkan kelainan mental (bila ada) yang tidak jarang justru tidak terdeteksi apalagi mendapat penanganan yang memadai.
Di usia produktif ini, sangat penting untuk menjaga pola hidup sehat agar bisa tetap bugar dan minim risiko penyakit saat tua. Masalah kesehatan yang bisa menghampiri sangat beragam, mulai dari kenaikan berat badan hingga kanker.
Untuk itulah, Anda sangat disarankan melakukan screening kesehatan di rentang usia ini. Semakin dini penyakit terdeteksi, semakin besar kemungkinan Anda untuk sembuh dan menjalani usia tua dengan lebih berkualitas.
Masalah kesehatan yang awam terjadi di usia tua adalah berkurangnya pendengaran, masalah mata seperti katarak, osteoarthritis, diabetes, dan demensia. Saat lanjut usia, Anda pun dapat merasakan berbagai penyakit dalam waktu bersamaan.
Baca Juga
Setelah mengetahui klasifikasi umur menurut WHO di atas, Anda pun dapat mengetahui risiko kesehatan diri sendiri. Anda pun dapat menentukan langkah preventif untuk meminimalisir datangnya penyakit tersebut.
Tidak pernah ada kata terlambat untuk memulai pola hidup sehat. Bila perlu, konsultasikan dengan dokter atau ahli gizi untuk menjaga kesehatan Anda.
Advertisement
Referensi
Artikel Terkait
Demensia pada lansia adalah kondisi yang terjadi akibat penuaan. Apa saja gejala demensia pada lansia? Simak informasi selengkapnya berikut ini.
Demensia atau pikun pada lansia sering dikaitkan dengan Alzheimer. Namun demensia vaskuler atau penurunan fungsi otak ternyata memiliki penyebab yang berbeda. Simak penjelasannya berikut ini.
Galaktosemia adalah penyakit keturunan yang membuat seseorang tidak bisa mencerna galaktosa sejak lahir. Galaktosa merupakan gula sederhana yang juga membentuk laktosa. Diagnosis dini menjadi hal yang vital untuk mencegah komplikasi serius, diiringi dengan menerapkan pola makan yang bebas galaktosa dan laktosa.
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. Stasya Zephora
Dijawab oleh dr. Liliani Tjikoe
Dijawab oleh dr. Lizsa Oktavyanti
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved