logo-sehatq
logo-kementerian-kesehatan
SehatQ for Corporate
TokoObatArtikelTindakan MedisDokterRumah SakitPenyakitChat DokterPromo
Hidup Sehat

Risiko Konsumsi Ikan Tilapia Adalah Dianggap Picu Peradangan, Benarkah?

open-summary

Ikan tilapia adalah jenis ikan air tawar dengan banyak jenis, termasuk yang populer yaitu ikan nila. Kandungan selenium dalam ikan ini memenuhi 78% rekomendasi harian. Meski demikian, kandungan asam lemak omega-6 di dalamnya bisa meningkatkan risiko peradangan.


close-summary

2023-03-30 09:02:13

| Azelia Trifiana

Ditinjau oleh dr. Anandika Pawitri

Ikan tilapia dan manfaatnya untuk kesehatan

Ikan Nila adalah salah satu jenis ikan tilapia

Table of Content

  • Kandungan nutrisi ikan tilapia
  • Mengapa ikan tilapia bisa berisiko?
  • Kontroversi lain seputar ikan tilapia

Ikan tilapia adalah jenis ikan air tawar dengan banyak jenis, termasuk yang populer yaitu ikan nila. Kandungan selenium dalam ikan ini memenuhi 78% rekomendasi harian. Meski demikian, kandungan asam lemak omega-6 di dalamnya bisa meningkatkan risiko peradangan.

Advertisement

Di sisi lain, asam lemak omega-3 ikan berdaging putih ini hanya sekitar 240 mg, 10 kali lipat lebih sedikit dibandingkan dengan salmon. Padahal, kandungan asam lemak omega-6 di dalamnya cukup tinggi dan membuat ikan ini dianggap berisiko apabila dikonsumsi.

Kandungan nutrisi ikan tilapia

Sebelum membahas tentang kontroversi mengonsumsinya, terlebih dahulu dicari tahu apa saja kandungan nutrisi di dalamnya. Pada tiap sajian 100 gram ikan tilapia, terdapat nutrisi berupa:

  • Kalori: 128
  • Karbohidrat: 0 gram
  • Protein: 26 gram
  • Lemak: 3 gram
  • Niacin: 24% rekomendasi harian
  • Vitamin B12: 31% rekomendasi harian
  • Fosfor: 20% rekomendasi harian
  • Selenium: 78% rekomendasi harian
  • Potasium: 20% rekomendasi harian

Dengan hanya 3 gram lemak pada tiap sajiannya, ikan ini termasuk sumber protein rendah lemak yang baik.

Baca Juga

  • Mengenal 4 Jenis Gigi dan Fungsinya Masing-Masing
  • Kenali 5 Manfaat Garam Himalaya Serta Efek Sampingnya
  • Mitos atau Fakta, MSG Alias Micin Bahaya Bagi Kesehatan?

Mengapa ikan tilapia bisa berisiko?

Keunggulan mengonsumsi ikan dibandingkan dengan protein lain adalah adanya asupan asam lemak omega-3 di dalamnya. Sebut saja salmon yang memiliki 2.500 mg omega-3 pada tiap 100 gram sajiannya.

Asam lemak omega-3 ini adalah jenis lemak yang bisa menurunkan peradangan serta kadar triglycerides dalam darah. Kombinasi ini dapat menurunkan risiko penyakit jantung.

Namun sayangnya, ikan air tawar ini hanya mengandung 240 mg asam lemak omega-3 dalam tiap sajiannya. Angka ini jauh lebih rendah dibandingkan dengan salmon.

Tak hanya itu, asam lemak omega-6 dalam ikan tilapia pun lebih tinggi. Jenis asam lemak ini cukup kontroversial karena tidak bermanfaat seperti halnya asam lemak omega-3. Bahkan, ada yang meyakini bahwa asam lemak omega-6 bisa jadi berbahaya dan meningkatkan risiko peradangan jika dikonsumsi berlebihan.

Idealnya, rekomendasi perbandingan antara asam lemak omega-6 dan omega-3 adalah 1:1. Itu sebabnya banyak pakar yang memperingatkan risiko mengonsumsi ikan tilapia, utamanya bagi penderita peradangan seperti penyakit jantung.

Kontroversi lain seputar ikan tilapia

Selain masalah kandungan asam lemak omega-6 yang lebih tinggi ketimbang asam lemak omega-3, juga ada beberapa kontroversi lain, seperti:

  • Diberi makan feses

Beberapa laporan dalam satu dekade terakhir menunjukkan bahwa peternakan ikan tilapia kerap kali tidak sesuai standar. Salah satu laporan dari Food and Drug Administration Amerika Serikat mencatat peternakan ikan tilapia di China diberi pakan kotoran binatang.

Kandungan Salmonella dalam feses dikhawatirkan bisa menyebabkan air terkontaminasi. Ini akan menjadi faktor risiko penyebab penularan penyakit lewat makanan. Cara ini diduga dilakukan demi mengurangi biaya produksi.

  • Risiko terkena polusi

Ada pula artikel laporan FDA yang menolak 800 pengiriman makanan laut dari China sepanjang tahun 2007-2012. Sebanyak 187 di antaranya adalah pengiriman ikan tilapia.

Alasan penolakan ini karena ikan tidak memenuhi standar keamanan akibat kontaminasi zat kimia berbahaya. Bahkan, termasuk di dalamnya adalah residu obat untuk hewan dan zat pengawet yang tidak aman.

Bahkan, Monterey Bay Aquarium’s Seafood Watch juga melaporkan beberapa zat kimia yang bisa memicu kanker dan masalah lainnya. Zat ini masih digunakan di peternakan ikan tilapia di China, meski telah dilarang sejak lebih dari satu dekade silam.

Mengingat beberapa kekhawatiran di atas, sebaiknya pilih ikan tilapia yang tidak berasal dari peternakan di China. Adanya kontroversi demi kontroversi bukan berarti membuat ikan ini tidak layak dikonsumsi. Kandungan nutrisi di dalamnya tetap baik, serta bisa menjadi sumber protein rendah lemak.

Namun jika ada alternatif lain, pilih ikan yang lebih aman dan sehat seperti salmon dan trout. Untuk berdiskusi lebih lanjut tentang dampak konsumsi asam lemak omega-6 pada tubuh, tanyakan langsung pada dokter di aplikasi kesehatan keluarga SehatQ. Download sekarang di App Store dan Google Play.

Advertisement

makanan sehathidup sehatpola hidup sehat

Referensi

Bagikan

Artikel Terkait

Diskusi Terkait di Forum

Advertisement

logo-sehatq

Langganan Newsletter

Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.

Metode Pembayaran

Bank BCABank MandiriBank BNIBank Permata
Credit Card VisaCredit Card Master CardCredit Card American ExpressCredit Card JCBGopay

Fitur

  • Toko
  • Produk Toko
  • Kategori Toko
  • Toko Merchant
  • Booking
  • Promo
  • Artikel
  • Chat Dokter
  • Penyakit
  • Forum
  • Review
  • Tes Kesehatan

Perusahaan

Follow us on

  • FacebookFacebook
  • TwitterTwitter
  • InstagramInstagram
  • YoutubeYoutube
  • LinkedinLinkedin

Download SehatQ App

Temukan di APP StoreTemukan di Play Store

Butuh Bantuan?

Jam operasional: 07.00 - 20.00

Hubungi Kami+6221-27899827

© SehatQ, 2023. All Rights Reserved